New Job

652 110 5
                                    

Setelah selesai diperiksa, ayah Jeongyeon pun pergi lebih dulu untuk makan sementara Jeongyeon masih berada di ruangan Irene untuk membicarakan keadaan sang ayah.

"Jadi itu saranku.. Mengingat umur paman yang sudah tidak muda lagi, aku rasa akan lebih baik jika paman pensiun sebagai supir dan beralih untuk mengerjakan sesuatu yang lebih ringan. Tapi aku tak mau memaksakan mengingat mamamu yang juga sakit dan butuh biaya perawatan yang cukup banyak dan adikmu yang juga masih semester 4." Ucap Irene.

"Jadi begitu ya.." Jeongyeon mengangguk angguk lesu.

"Hey.. Kau tau kau memiliki aku untuk membantumukan?" Irene meraih tangan Jeongyeon.

"Aku akan meminta ayahku-" Ucapannya terpotong.

"Tidak Irene.. Tidak ayahmu.." Tolak Jeongyeon.

"Bagaimana kalau denganku? Aku bisa membantumu untuk membayarkan kuliah adikmu hingga selesai-" Ucapan Irene lagi lagi terpotong.

"Irene.. Tidak perlu.." Ucap Jeongyeon dengan lembut.

"Aku mengerti jika kau hanya ingin membantuku, tapi aku tidak bisa menerimanya. Saat ini yang aku pikirkan hanyalah bagaimana untuk mencari pekerjaan lain selain di rumah sakit. Aku perlu menghasilkan uang ekstra untuk keluargaku." Jelas Jeongyeon.

Irene pun mengerucutkan bibirnya.

"Aku tau kau takkan menerima tawaranku.. Kau adalah pekerja keras.." Ucapnya sambil menulis resep obat.

"Kalau begitu bawa ini ke apotek yang ada di jalan Gwangdo. Bilang pada mereka bahwa aku yang menyuruhmu untuk membeli obat obat ini. Yang diatas adalah obat untuk ayahmu dan yang dibawah adalah obat untuk ibumu. Kalau kau tak bisa menerima tawaranku, setidaknya biarkan aku sedikit menolong mantan pacarku yang sangat menyebalkan ini." Ucap Irene sambil menyerahkan secarik kertas.

Jeongyeon pun terkekeh sambil menggeleng geleng.

"Berhentilah membahas masa masa SMP kita. Itu sangat memalukan." Ucapnya sambil menerima kertas dari Irene.

"Kenapa? Masa itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagiku karena pernah menjadi pacar dari wanita yang sekarang terlihat begitu attractive ini." Irene ikut tertawa.

"Walau hanya seminggu." Lanjutnya.

"Hahaha dasar bodoh." Tawa Jeongyeon.

"Titipkan salamku pada adikmu, katakan padanya bahwa Irene noona merindukannya." Pinta Irene.

"Hahaha dia pasti akan menggila jika mendengar itu." Ucap Jeongyeon.

"Ajaklah dia kapan kapan kesini, aku akan meneraktirnya." Pintanya.

"Yeah tentu saja, terima kasih banyak Irene." Jeongyeon pun memeluk singkat Irene sebelum pergi keluar.

Saat hendak keluar rumah sakit, seorang laki laki berjalan menghampirinya.

"Yooyeon." Panggilnya yang membuat Jeongyeon menoleh.

"Kwangsoo!!" Sahut Jeongyeon penuh semangat.

Keduanya pun berpelukan karena sudah begitu lama tak bertemu.

"Astaga yang paling sibuk sekarang.." Ucap Jeongyeon.

"Huft.. Pekerjaan ini sama sekali tidak mudah." Ucap Kwangsoo.

"Ada apa kesini? Artismu sakit?" Tanya Jeongyeon.

"Aku butuh bantuanmu. Bisakah kita bicarakan ini di kafe?" Tanya Kwangsoo.

"Tentu tentu." Angguk Jeongyeon.

.
.
.

"... Jadi aku pikir kau adalah orang yang tepat yang dapat membantuku. Kau perawat yang terbiasa menangani pasien darurat, kau pandai menyetir, fisikmu kuat, kau orang yang suka kebersihan, dan kau juga cukup paham mengenai dunia entertaiment." Ucap Kwangsoo.

"Kwangsoo, Myoi Mina itu aktris besar. Begitu banyak orang di dunia ini mengenal dia. Bukankah lebih baik jika kau mencari orang yang jauh lebih berpengalaman daripadaku?" Tanya Jeongyeon.

"Aku tau.. Tapi aku tak percaya pada mereka. Aku sudah mengenalmu sejak SMA, karena itu aku percaya kau takkan melakukan hal yang aneh. Terakhir kali aku mencari orang untuk Mina, orang itu banyak berulah. Dia mencuri barang Mina, mengambil foto diam diam, menggunakan mobil Mina untuk berjalan jalan. Huft.. Sudah terlalu banyak aku bertemu dengan orang orang aneh seperti itu." Keluh Kwangsoo.

"Tapi Jepang sangat jauh.. Lagipula aku tidak bisa berbahasa Jepang." Ucap Jeongyeon.

"Aku yakin bahasa takkan menjadi masalah. Kalau masalah jauh, aku rasa kau takkan keberatan setelah mendengar nominal gajimu. Aku memiliki 2 kandidat lagi, datanglah besok ke kantor agensiku jam 11 jika kau tertarik. Mina sendiri yang akan mewawancaraimu." Ucap Kwangsoo.

"Kalau dia tak memilihku, kau lebih baik mengganti uang busku." Jeongyeon pun berdiri dan hendak pergi dari cafe itu.

"Pakailah sesuatu yang rapih." Ucap Kwangsoo.

Anti RomanticWhere stories live. Discover now