Our Friday

241 25 1
                                    

-DRACO POV-

Kuhirup pelan aroma dari tubuhnya saat dia menyenderkan kepalanya di tubuhku. Kukecup dengan lembut lehernya yang berpeluh akibat kegiatan kami sebelumnya, sebelum aku mulai meraih lengannya dan menjauhkan tubuhku dengannya. Kuraih dagunya agar aku bisa memandang wajahnya. Kutatap wajah pemuda dihadapanku ini. Penuh dengan peluh dan semburat merah yang membuatnya begitu menarik. Kubelai lembut pipinya, membuat dirinya yang sedang menunduk langsung menengadahkan kepalanya dan menatapku.

"Apa maksud semua ini, Malfoy?"

Pertanyaan yang keluar dari bibirnya otomatis membuat seringaiku muncul.

"Balasan atas penolakanmu saat perkenalan pertama kita," jawabku.

"WHAT?" Jeritan tertahan darinya membuatku buru-buru melanjutkan jawabanku untuknya.

"Dan untuk menjadikanmu milikku sepenuhnya, Potter."

"Huh?"

"Geez. Seriously, Potter. Are you always this slow? Apakah pernyataanku tadi belum cukup untukmu, Potter? Aku harus mengulanginya lagi?"

"Ya. Aku hanya ingin memastikan kalau kau tidak main-main dengan ucapanmu tadi, Malfoy," tantang Harry.

"Setelah apa yang kita lakukan dan kau masih tidak yakin dengan ucapanku, Potter? Baiklah. Aku akan mengulanginya lagi untukmu," putusku dengan sedikit nada sarkastis di dalamnya.

"I love you, Potter. I've been in love with you since the day you refused my handshake. Eventhough I tried, and I tried, and I tried harder to hate you, I just couldn't take my eyes off of you. And right now, I want you to become, not only my friend, but also my most important person in my life. There. I've said it. And I refuse a "no" answer."

"Are you serious, Malfoy?"

"Apa kau melihat ada nada bercanda dalam kata-kataku tadi?"

Kemilau emerald itu terus memandangku, mencari kepastian dan keseriusan dalam mataku.

"Jadi kau memintaku untuk menjadi kekasihmu?"

"Yes. Dan kali ini, aku tidak akan menerima jawaban tidak," jawabku, tak lupa kusertakan seringai khasku sebagai tanda kepercayaan diri.

Kulihat sebuah anggukan kecil muncul darinya sebagai jawaban atas pernyataanku. Kuraih dagunya agar dia kembali menatapku.

"Apa kau ragu dengan keputusanmu?" tanyaku untuk meyakinkannya.

Sebuah gelengan kepala darinya cukup untuk meyakinkanku bahwa mulai detik ini, Harry Potter resmi menjadi milik seorang Draco Malfoy.

"Erm apakah kau akan mulai memanggil nama depanku, Malfoy?"

Pertanyaan tiba-tiba dari pemuda di depanku ini sedikit mengejutkanku. Kunaikkan salah satu alisku sambil menjawab,

"Kau ingin aku mulai memanggilmu dengan Harry?"

"Nah. Terus panggil aku dengan Potter. Namaku terdengar berbeda ketika kau menyebutnya," jawab pria di depanku dengan menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan warna merah yang mememuhi wajah hingga telinganya.

"As you wish, Potter," jawabku dengan sedikit nada menggoda, meraih wajahnya hingga matanya menatap mataku dan kembali mengeliminasi jarak diantara kami.


- THERE'S A THIN LINE BETWEEN LOVE AND HATE -


The End.

Huhuuhuu maaf ya baru bisa publish chapter terakhir, padahal cuma tinggal sedikit aja.. Anyway, i hope you guys enjoy this story from me.. This probably the last Drarry's story that i will publish here.. Maybe I will update a story from another couple from Harlem Beat (manga ttg basket), but i dont kow when ehehehe..

See you guys agaaiinnn


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unsuspecting Friday AfternoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang