~i just, Na Jaerim

192 28 0
                                        

"From the beginning, i was just that"

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"From the beginning, i was just that"

Song recommended: yours-Jin BTS

-----o0o-----

Udaranya dingin. Daun maple yang menguning berguguran disepanjang jalan yang aku susuri. Terlihat cantik sekali. Membuat aku seringkali menangkapnya. Langitnya agak mendung, tapi senja masih terlihat cantik.

Menikmati jalan setapak seperti ini, mengingatkanku pada seseorang yang sangat aku sukai segala hal tentang dia. Yah!

Na Jaemin.

Laki-laki yang terlihat sempurna, hanya karena kesederhanaanya.

Kalau boleh jujur, aku sekarang sangat rindu. Rindu berat, yang tidak akan pernah terbalaskan.
Apa aku salah menyebutnya seperti itu?

Sepulang sekolah barusan, aku tidak langsung pulang. Aku mau menikmati senja dulu disepanjang jalanan yang sangat luar biasa cantik hari ini.

Angin berhembus meniup helaian rambutku. Kalau begini, biasanya Na Jaemin sudah mengikatnya dengan rapi.

Aku ingat saat kita duduk berdua dibangku dekat sungai, berdiri berdampingan didekat jembatan, menyusuri jalan sambil menikmati senja yang hendak tenggelam dan berlari bersama ditengah hujan sambil tertawa riang.

Ah! Na Jaemin itu,

Kalau aku menceritakannya seperti ini, dia jadi terdengar seperti segala hal dalam hidupku, duniaku rasanya benar-benar hancur ketika aku kehilangan dia hari itu.

Ya! Memang sehancur itu.

Aku berdiri ditepian jembatan sekarang. Menatap senja dan menikmati angin dingin itu. Aku tidak berniat beranjak. Meskipun aku masih menggunakan seragam dengan rok pendek. Kalau saja ada Na Jaemin,

Pasti akan lebih indah. Berdiri disini meskipun bercengkerama dengan kesunyianpun tidak apa. Asal ada sosok Na Jaemin yang membuatku nyaman.

Mengingatnya aku merasa sakit. Tentu saja! Na Jaeminku, yang selalu aku rindukan senyumannya yang bersinar, suara lembutnya dan kata-kata manisnya.

Lagi-lagi Na Jaemin. Alasanku menangis adalah Na Jaemin.

Disana aku secara tiba-tiba merendah. Menutup wajahku dengan kedua telapak tangan. Berjongkok. Sekarang aku tidak peduli pandangan orang lain. Karena kesedihan dan rasa rinduku sudah tidak dapat kubendung.

Aku terisak.

Na Jaemin, kenapa harus pergi secepat itu?

WELCOME [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt