3°᭄⁀➷

914 87 9
                                    

"Hari ini, kita harus tampil lebih cantik dari biasanya karna aku dengar dengar, Zee Zelano sudah pulang. Siapa tau saja kan, kita berpapasan dengannya di gedung?" Noeul menatap cermin yang memantulkan wajahnya di dalam sana. Ia penuh dengan persiapan. Kabar hari ini bahwa Zee sudah pulang ke Thailand begitu membuatnya bahagia

"Sudahlah. Bukankah kamu sendiri yang mengatakan bahwa dia telah memiliki kekasih?"

Noeul menyenggol lengan Win "Harusnya kamu mendukungku, dan bantu aku berdoa semoga itu hanya rumor yang beredar"

"Dan bagaimana jika dia memang benar telah memiliki kekasih atau mungkin... Istri?" Win menakut-nakuti

Noeul semakin memerhatikan dirinya di dalam cermin dan tersenyum, menyentuh halus pantulan dirinya "Tetaplah bahagia, meskipun kebahagiaanmu adalah suami orang"

"Mengapa kamu begitu-?!!" Win menegurnya

"Aku tidak apa-apa untuk menjadi yang kedua"

Win membulatkan matanya sambil mengumpat kecil "Sial..." Rasanya ingin sekali memukul kepala temannya ini "Hey, kamu harus sadar. Menjadi seorang perebut itu tidak baik"

"Benarkah?"

"Ya. Bagaimanapun, perebut tetap hanya seorang perebut meskipun telah memiliki hak itu"

Noeul bergidik ngeri "Aku hanya bercanda. Zee Zelano hanya obsesiku saja"

Win merangkul Noeul "Ayo kita cari yang lain saja. Aku akan membantumu menemukan pria tampan kaya raya"

Namun Noeul tidak memperlihatkan sedikitpun keyakinan pada tatapannya. Ia lantas menggeleng "Kamu saja belum menemukan kekasih"

"Hey, jangan meremehkanku!"

"Ngomong-ngomong..." Noeul menatap tas merah yang ditenteng Win sejak tadi yang membuatnya salah fokus. Namun kini ia tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi "Untuk siapa bekal itu?"

Win ikut menatap kotak bekalnya dan menjawab dengan penuh kebohongan "Seseorang yang bekerja di Z entertainment sebagai cleaning service"

Noeul mengangguk

⁀*×*⁀

Bright menatap kotak bekal di hadapannya, yang telah diletakkan pihak lain dengan begitu keras di atas meja hingga Bright khawatir bahwa kotaknya telah pecah

"Itu pesananmu" Win berbalik dengan malas dan duduk pada kursi yang tak jauh dari Bright

"Kamu tidak menambahkan sosis?" Komentar Bright dan Win mendengus dingin

"Tidak ada uang! Kamu belum memberiku uang bulanan"

"Uang itu selalu tersedia di laci meja kamar. Kamu saja yang tidak memperhatikannya"

Win berfikir

Benarkah?

Matanya menyipit tidak percaya "Jangan membodohiku, sialan"

"Kamu sendiri lah yang memilih untuk tetap menjadi bodoh" Jawab Bright sambil menyiapkan sendok dan garpunya yang telah tersedia di dalam paperbag

"Aku bodoh dan kamu tidak punya akal. Begitu maksudmu?" Tanya Win, masih meladeni pembicaraan mereka yang alurnya masih begitu sulit untuk dipahami

"Wah, siapa ini?!"

Kedatangan seorang wanita secara tiba-tiba sontak mengejutkan keduanya. Walaupun Win tidak begitu mengikuti tentang informasi para artis, namun ia tidak cukup bodoh untuk tidak mengenali seorang wanita cantik yang terlihat lebih tua darinya itu

Toxic X-SEGERA TERBITWhere stories live. Discover now