5. Lebih Banyak Masalah

9 7 2
                                    

Di hari pertamanya makan di kafetaria sekolah Amary merasakan suasana yang benar-benar baru. Saat di sekolah lamanya dia selalu di kelilingi teman-teman yang meski tidak akrab selalu mengikutsertakannya dalam obrolan, begitupun di asramanya sekarang, dia masih duduk di sebelah seseorang meski ditatap dengan tatapan tidak mengenakkan. Namun sekarang dia benar-benar sendiri. Di meja yang bisa memuat sepuluh orang dia hanya duduk seorang diri, ditambah dengan berbagai tatapan yang tidak bisa kau artikan ramah dari segala segala arah.

Makanan yang didapatnya setelah lama mengantre terasa begitu menyedihkan, sayuran yang awalnya segar kini terlihat layu begitupun lauk-pauk yang lain. Amary terus menatap piringnya dan mengaduk-ngaduk makanan dengan tatapan kosong. Gadis itu benar-benar kehilangan semangat atas apa pun.

Bahkan ketika seseorang berdiri di sampingnya dia sama sekali tidak sadar. Sebuah sodoran kertas origami di mejanyalah yang berhasil membuat Amary kembali pada realitas tentang keadaanya sekarang. Ketika menengok ke samping dia mendapati seorang perempuan muda tersenyum, perempuan itu lantas pergi dan Amary melihat kertas itu.

Di sana tertulis 'Dengan melakukan kesalahan kamu bisa tahu mana yang benar-benar teman. Tetap semangat! Terus tersenyum karena kamu cantik dengan itu:)' tapi itu tidak membuat Amary senang. Dia menegakkan kepalanya dan memasang wajah datar lantas mengunyah makanan dengan pelan. Mulai sekarang dia juga akan mengabaikan semuanya agar tak merasa sakit hati lagi dan orang-orang akan berhenti merasa puas diri. Namun, beberapa jam lagi dia akan tahu bahwa itu benar-benar mustahil.

Setelah menyantap separuh makanan yang terasa sangat hambar Amary merasa bosan. Dia bangkit berdiri dan meninggalkan kafetaria yang makin lama makin memuakkan. Karena tidak memiliki jadwal aktivitas lainnya Amary memilih kembali ke kelas. Dan seperti yang bisa kamu bayangkan dari seseorang yang terasingkan, ketika Amary masuk ke kelas semua orang yang ada di dalamnya langsung terdiam dan tak ada lagi percakapan lantang setelahnya, semua orang berbisik-bisik.

Amary tetap pada ekspresi datar dan duduk di kursinya lantas membuka buku pelajaran karena tidak ada kegiatan lain. Namun, dia kembali melihat sebuah kertas origami terlipat yang Amary yakin itu sebelumnya tidak ada. Di sana tertulis 'Kenapa kau tidak pindah saja? Maksudku kau tidak cocok di sini dan lebih cocok berkeliaran di luar sana. Bukankah bersenang-senang seperti itu adalah caramu untuk hidup? Sekolah ini tidak akan pernah menerimamu jika kau terus seperti itu.' Di bawahnya lagi tertulis 'untukmu yang mencoba lari di hari pertama.'

Dia mencoba mencari tahu siapa pengirimnya tapi tak menemukan seorang pun yang ada di dalam kelas menoleh untuk mengejek. Amary memilih meremas itu dan menyimpannya di laci meja lantas melanjutkan membaca. Beberapa menit berselang bel berbunyi dan pembelajaran dilanjutkan.

Namun, pembelajaran dilanjutkan dengan mata pelajaran yang Amary benar-benar tidak suka. Tidak seperti Amaranth atau ayahnya, Amary benar-benar payah dengan angka. Dari sekolah dasar sampai sekarang dia tidak pernah mendapatkan nilai lebih dari delapan puluh.

"Amarilys bisakah kau mengerjakannya untuk kami?" Seorang pria dengan muka serius menatap lurus ke mata Amary. Pria itu terlihat persis seperti yang kamu bayangkan tentang pria paruh baya dengan tubuh pendek gempal, memakai kecamata dan pastinya terlihat cerdas sekaligus berwibawa.

Amary menatap papan tulis yang tertulis dua soal, satunya sudah dikerjakan dengan penyelesaian yang benar-benar panjang. Satunya lagi masih kosong, itukah yang harus dia kerjakan? Itu mustahil, Amary bahkan tidak tahu rumusnya. Namun dia tetap berdiri dan berjalan diiringi tatapan penasaran teman-temannya.

Sudah lima menit berlalu dan Amary masih menuliskan beberapa hal yang dicontek dari penyelesaian di sebelahnya, teman sekelasnya di belakang mulai mengernyit, guru pria itu tetap menatap serius ke arah papan tulis. Lima menit lagi berlalu dan penyelesaian itu berjalan lambat sekali karena Amary yang sering sekali menghapus jawaban.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 10, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HappinessWhere stories live. Discover now