My Omega

5.1K 246 168
                                    

Ini aku revisi karena menurutku jelek aja penulisan dan ceritanya.
Maaf ya untuk yang req.
:D

Omegaverse

Req: sayanosungshiper

.

.

.

Langit sudah menghitam beberapa jam yang lalu, bulan dengan teman setianya, bintang menunjukkan cahaya mereka yang sedari tadi redup di siang hari. Bulan berbentuk lingkaran sempurna, cahayanya menyinari awan disekitarnya.

Sebagian bumi menggelap. Bangunan yang disekelilingnya berwarna hitam, susah untuk dilihat akibat gelapnya malam. Tidak ada cahaya atau penerangan di sana, hanya bisa mengharapkan cahaya bulan untuk melompati atap bangun ke lainnya.

"Sialan, mereka masih menunggu keberadaan ku." Gumamnya pada diri sendiri, mata birunya menatap sekumpulan pria dengan jubah hitam yang menetapi posisi mereka. Menunggu dengan waspada akan kehadirannya.

Bagaimana dia bisa melewati mereka semua. Dia tidak bisa menunggu selama mungkin. Para pengawal lainnya yang tidak sengaja bertemu dengannya di pasar beberapa jam lalu mengejarnya dari belakang. Walau mungkin mereka tertinggal jauh, itu tidak memungkinkan jika mereka berhasil menemukan jejaknya dan mencarinya.

Giginya gemertak, entah sudah berapa lama dia mencari cara untuk mengelabui pasukan yang mencari keberadaannya di sana. Kepalanya mendongak kearah atas, menatap bulan lalu menolehkan kepalanya untuk melihat sekitar. Tidak ada siapapun yang berjaga, kecuali sekelompok itu yang menjadi targetnya.

Dia menghela nafas, perlahan Surai rambut coklatnya berterbangan mengikuti angin malam yang dingin, menusuk kulit putihnya. Menatap sekolompok itu untuk sekali lagi, sudut bibirnya terangkat, membuat senyuman kejam.

"Terpaksa aku harus melakukan kekerasan kali ini." Tangannya mengambil belati dengan ujung yang runcing, menggenggamnya dengan erat. Tatapannya semakin tajam, memerhatikan gerak gerik musuhnya.

"Heh, sejak kapan aku tidak melakukan sesuatu dengan kekerasan." Lanjutnya, sebelum salah satu kakinya melesat maju dengan cepat. Membunuh satu orang yang paling jauh dari tempatnya. Menimbulkan angin kencang menerpa tubuh rekannya yang lain.

Suasana renggang. Kepala mereka dengan kaku menoleh kebelakang, melihat rekannya terjatuh dengan lengan yang putus dan perut yang tersobek. Jubah hitamnya tertutupi dengan noda darahnya yang berdosa. Ambruk seketika dan tewas ditempat.

Belati ditangannya berselimut dengan darah menjijikan musuhnya, hingga mengotori jari jemarinya yang indah. Tubuhnya tegap, memegang erat belatinya. Lalu menatap mereka yang masih membeku dengan tajam.

Manik birunya menusuk jantung mereka. Tubuh mereka bergetar pelan, menatap waspada kearahnya. Belati itu menodong kearah mereka, dengan beberapa tetes darah terjatuh dengan indah, menodai permukaan atap bangunan.

"Lawan aku, jika kalian berani!" Dia melesat maju, dengan cepat menuju penjaga yang lainnya. Membunuh mereka satu satu tanpa ada yang tahu pergerakannya.

Kakinya berhenti bergerak, tubuhnya berputar kearah belakang. Melihat beberapa tubuh yang terkapar dengan darah yang keluar.

"Tch, lemah." Gumamnya mengejek. Dia melangkah pergi dari sana dan berniat pergi dari wilayah bangunan keji yang ia pijakan. Tanpa di duga, serangan sihir dari belakang melesat kearahnya, hampir mengenai lengannya. Sihir itu menghancurkan menara kecil didepannya.

"Kau pikir, kau akan kemana?" Suara berat itu berkata dengan nada intimidasi. Kepalanya menoleh kearah suara, melihat sekelompok penjaga yang tidak sengaja bertemu di pasar beberapa jam yang lalu. Dan mereka menemui jejaknya.

Aamon X Gusion One shootWhere stories live. Discover now