7. Panggung Sandiwara Asmosius

106 14 18
                                    

Bagaikan tersambar petir, Asmosius nyaris mati rasa setelah mendengar fakta yang bahkan terasa tidak masuk akal untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaikan tersambar petir, Asmosius nyaris mati rasa setelah mendengar fakta yang bahkan terasa tidak masuk akal untuknya ... Emma adalah Doutzen? Laki-laki itu terdiam cukup lama, wajahnya memucat, sungguh tidak percaya bahwa asistennya selama ini menjadi target dari misi besar Vader. Dingin kamar mandi terasa begitu menusuk tulang, hening menciptakan keraguan, mata Emma menyiratkan kebenaran, wajah cantik itu juga sama pucatnya lalu tidak berlangsung lama gaunnya mengembang dan memunculkan tentakel gurita.

"Jangan bercanda, Emma. Ini bukan waktunya—"

"Aku Doutzen, Sius." Emma tersenyum sedih, terlihat rapuh disentuhlah wajah Asmosius. Sementara putra tertua Leanders itu mencoba membalas menyentuh tangan si gadis, dia memejamkan mata sejenak. "Ditemukan oleh pedagang ilegal di dalam hutan terlarang, berbaring lemah diantara belasan mayat busuk. Menjadi Nona Tiga Belas lalu dilelang dan bertemu denganmu. Sebelum semua itu aku adalah Doutzen Deharts yang abadi, jantungku ...." Emma menggerakkan tangan Asmosius ke arah di mana Jantung Deharts bersemayam dalam tubuhnya. "Aku ingin menjadi manusia biasa, merasakan cinta dan mati. Mengeksperimenkan diriku sendiri, merubah sel berdasarkan kajian ilmu pengetahuan agar mampu menjadi manusia namun gagal, hanya berbagai rupa binatang yang kubisa dan tikus perak ... menjadi wujud utama dalam hasil eksperimen ini. Aku berhasil menghilangkan tentakelku namun sebagai gantinya ingatan seorang Doutzen harus sirna."

Emma terdiam tercekat, napasnya memburu.

"Aku melarikan diri dari kejaran warga dan tanpa sengaja meracuni sungai bawah tanah dengan tentakelku yang belum hilang sempurna sehingga penyebaran wabah harus terjadi. Efek samping utama dari eksperimen ini adalah hilangnya ingatan secara bertahap. Sehingga ketika tiba di pelelangan aku sudah sepenuhnya lupa ingatan—"

Emma terdiam ketika Asmosius dengan cepat memeluknya. Terasa hangat namun rapuh, dunia seakan-akan berjalan melambat. Kegelapan tak memiliki arti. Asmosius pun berujar pelan, "Kau membunuh para warga yang mengejarmu di hutan lalu jatuh pingsan sebelum ditemukan oleh pedagang ilegal? Di saat itu hasil dari eksperimenmu sedang berkerja dan kau lupa ingatan secara sempurna?" Asmosius mencoba menganalisa dalam sekali tangkap.

Emma mengangguk dalam dekapan Asmosius. "Bukan karena kucing ataupun tikus tetapi karena tentakelku. Onderzorg masih memiliki tikus namun mereka tidak mematuhi perintahmu." Dia menangis, baru kali ini Asmosius mendapati seorang Emma menangis, tampak berbeda. "Aku mencintaimu, Sius."

Asmosius tersenyum—masih memeluk Emma. "Aku juga mencintaimu," ucapnya lembut sangat tenang. Dia mengeratkan rengkuhannya dan menghirup leher Emma dalam-dalam, takut melepaskannya. Namun tidak berlangsung lama peristiwa mengharukan itu berubah sekejap menjadi tragedi, Asmosius menusuk dada Emma dengan belati suci yang selama ini disembunyikannya. "Sayang sekali kau harus mati, Em."

Aksi itu dilakukan dengan cepat dan tanpa Emma sadari—ralat, Doutzen hingga spontan menyentuh dada seusai Asmosius mencabutnya dari sana. Darah hitam memuncrat keluar, tak berhenti, terus meleber hingga nyaris kehabisan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asmosius : The Master of Rats [Leanders Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang