Epilog

144 25 8
                                    

'Pasien ini mengalami gegar otak yang lumayan berat. Dan, kemungkinan besar dia akan mengalami hilang ingatan, atau amnesia'

Hati Jina mencelos saat mendengar penjelasan dari dokter seminggu lalu.

Iya, seminggu lalu. Sunghoon sudah tidak sadarkan selama kurang lebih 7 hari. Dan itu benar benar membuat Jina khawatir.

Fyi, mobil yang menabrak Sunghoon telah ditangani. Mobil itu menabrak sebuah toko yang tak jauh dari TKP Sunghoon ditabrak.

Diduga mobil itu mengalami rem blong. Dan pengemudi mobil itu tengah dirawat dirumah sakit yang sama dengan Sunghoon.

Ok, kembali pada Jina. Sekarang ia tengah duduk dikursi, ia setia menunggu Sunghoon sadar.

"Sunghoon??" Gumam Jina yang sadar bahwa jari Sunghoon bergerak.

Sunghoon mulai membuka matanya, dengan pelan. Tangannya memegang kepalanya yang terasa pusing dan sakit.

"Ah!" Lirih pelan Sunghoon.

"Sunghoon, lo gak papa?!" Tanya Jina.

Sunghoon diam, ia tidak membalas pertanyaan Jina. Ia memilih untuk mendudukan dirinya diatas bangsal pasien, walaupun dengan rasa pening dikepalanya.

Sunghoon masih terlihat lemas dan pusing.

"Aku... Aku dimana?" Tanya Sunghoon pelan, dan nyaris tidak terdengar oleh Jina.

"Sunghoon? Lo lagi dirumah sakit" Jawab Jina, "Lo inget gak? Kenapa bisa disini?"

Sunghoon menatap Jina dengan bingung, "Kamu siapa?"

Jina terkejut, "Lo gak inget gue siapa??" Tanya Jina dengan panik.

Sunghoon diam, ia hanya menatap Jina dengan bingung.

Jina rasanya ingin menangis, ia memencet Nurse Call Bel dengan brutal.

"Sunghoon! Lo gak bercanda kan?"

Sunghoon mengernyit, "Orang aneh, kenapa aku bercanda? Dan, Sunghoon itu siapa?" Gumam Sunghoon yang masih bisa didengar Jina.

"Jangan gini dong, Hoon!" Rengek Jina sambil memeluk Sunghoon.

"Eh eh! Lepasin!" Sunghoon terlihat mencoba melepaskan pelukan Jina, walaupun ia tahu kalau itu tidak akan berhasil.

Jina menangis disela pelukannya, "Lo bohong kan? Lo gak amnesia kan? Bercanda kan lo? Gak lucu tau gak" Tanyanya sambil terisak.

Sunghoon terkejut saat mendengar Jina menangis, ia memilih diam saja.

"H-hey, kenapa kamu menangis?" Tanya Sunghoon pelan. Tangannya dengan ragu mengelus punggung Jina.

Jina melepaskan pelukannya saat seorang perawat datang bersama dokter disebelah.

"Gimana ini dok? Sunghoon hilang ingatan" Tanya Jina masih dengan mata yang berair.

Dokter laki laki yang bernama Chanwoo itu menghela napas, "Sudah saya jelaskan minggu lalu. Pasien ini mengalami ge-"

"Iya! Saya ingat! Jangan ucapkan kalimat itu lagi" Ucap Jina menyela penjelasan dokter Chanwoo, "Tapi, ini bisa sembuh gak, Dok?" Tanya Jina lirih.

Dokter Chanwoo menatap suster Sowon yang berdiri disebelahnya, lalu ia menatap Jina, "Mungkin saja. Pasien ini bisa mengikuti terapi atau memanggil seorang psikologis, tapi tetap saja ingatannya tidak kembali sepenuhnya"

Jina mengusap wajahnya frustasi. Ia melirik Sunghoon yang tengah menatapnya dengan tatapan bingung.

"Kalau begitu, kapan Sunghoon bisa pulang?" Tanya Jina.

Daily Chat | Park Sunghoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang