prolog

748 52 19
                                    

Jam mulai menunjukkan pukul 5 pagi, dan sang ibu muda Tanjirou lantas bangun dari tidurnya.

Mata merahnya secara otomatis langsung mengecek anak laki-lakinya yang berada di sebelah kanan tempat tidurnya. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun, dengan rambut berwarna kuning merona dengan beberapa helainya berwarna merah kuat, mukanya yang bulat membuat sang ibu selalu mencubit mukanya.

Meski begitu.

Hatinya tak pernah menginginkan semua yang telah terjadi saat ini, anak ini, dan rumah berarsitektur tua yang dibelinya menggunakan uang patungan dengan dua temannya.

" Ibu masak dulu ya, nak." Ucapnya lalu dengan pelan mengecup kening anaknya.

Ia lalu turun dari kasur dan mulai bergegas menuju dapur. Pintu kemudian terbuka dan tampaklah ruang tengah keluarga.

Ruangannya berarsitektur bangunan Belanda atau barangkali rumah seorang Belanda, dengan satu meja bundar dan tak lupa tiga buah sofa empuk yang mengelilingi meja dengan TV lengkap dengan lemarinya yang berada di depan meja dengaj jarak kurang lebih 2 meter.

Tanjirou lalu berjalan ke arah kanan yang berupa tempat dapur dan dua buah kamar mandi berada ( arah ke TV), sementara di arah kiri sendiri berupa lorong pendek dimana ada dua buah ruangan di sisi kanan yang berupa ruang sholat dan tempat barang-barang ditempatkan.

Sementara jika lurus lagi akan mentok ke sebuah ruangan luas yang diisi oleh meja setrika, lemari baju, hingga tumpukan beras dan mesin cuci. Dan di sebelah selatan dari ruangan itu ada pintu menuju halaman belakang.

Kembali lagi di dapur, lampu lalu dinyalakan, dan bukan berarti Tanjirou langsung ambil wudhu ataupun memasak, melainkan memastikan kalau motor miliknya yang di parkiran tepat di samping rumah tak di colong.

Di bukannya pintu samping rumah  dan dilihatnya tiga motor Mio merah lengkap dengan helmnya, dan tak lupa satu buah gerobak dagang milik Inosuke si member paling muda di rumah aneh satu ini.

Setelah mengecek ia lalu pergi mengambil wudhu dan sholat khusyuk. Dan, yah sisanya pastinya hanya masak untuk penghuni rumah.

...

06:00 WIB

"Eh, nggak jualan?" Tanya Zenitsu kepada sahabatnya yang berada tepat di sebelah kanannya.

" Iya, libur dulu sehari. Mau mencoba healing." Jawab Inosuke terhadap pertanyaan Zenitsu.

Kali ini memang anak-anak mereka belumlah bangun, apakah mereka sengaja?. Tentu saja jawabannya adalah iya.

Ketiganya memang memutuskan untuk tidak terlebih dahulu membangunkan anak-anak apalagi anak Zenitsu yang terkenal selalu berisik, mereka ingin pagi ini merencanakan agenda hari dengan santai, tanpa ada gangguan anak-anak.

Tanjirou kemudian berkata kepada dua temannya.

" Kalian, kalau emang mau cuti dan nggak pergi kerja, tolong sekalian urus anakku ya, hari ini ada kegiatan penting soalnya." Pinta Tanjirou kepada di temannya.

Ino, si perempuan berpakaian bagaikan anak ABG pinggir jalan lalu mengangguk mengerti, walau di tangannya sendiri tengah mengambil beberapa lauk yang berada di meja makan, sementara Zenitsu yang masih berpakaian tidur lengkap dengan rambut kuningnya yang acak-acakan mulai memandang datar ke arah kawannya tersebut.

Mata kuning keemasan miliknya lalu memperhatikan Tanjirou dengan seksama, sebelum pada akhirnya sebuah pertanyaan keluar dari mulutnya.

" Kau, mau kemana? Dan dengan siapa?" Tanya Zenitsu dengan nada curiga.

Keadaan menjadi hening, Inosuke yang tahu arah topik pembicaraan yang akan terjadi lantas menyikut Zenitsu, lalu memberi kode dengan kedipan mata agar Zenitsu mau mengganti topik pembicaraan.

Akan tetapi, sebuah kejadian ajaib muncul!.

Tanjirou dengan senyuman yang tampak sayu lalu menjawab pertanyaan sahabat karibnya itu dengan nada rendah, dan dia berkata.

" Ini soal ayahnya Rei, lagi, lagi dan lagi. Intinya Nezuko dan Takeo tak mau semua masalah itu selesai dengan cara seperti ini.

" Lelah, resah, tapi entahlah, Kyojuro juga berhasil ditemukan hanya saja aku tau. Dia pasti sedang kerasa kacau, jadi sebisa mungkin aku tidak akan mengungkit masa lalu. Justru akan aku berikan ia, senyuman itu lagi, senyuman manusiawi itu." Jawabnya dengan penuh keyakinan.

...

Rei si anak lalu mengangguk mengerti kepada bibinya yang paling cerewet, sekaligus ibu dari sahabat satu rumahnya sendiri yaitu Zenitsu.

Mata delima miliknya masih saja memperhatikan Zenitsu dengan penuh mimik tertarik, sementara Zenitsu terus mengoceh di depannya dan tentunya dengan gaya ibu-ibu, dan jangan lupakan kalau dia sedang memakai daster kuning bermotif bunga matahari.

Di lain sisi Inosuke sedang jamming bareng dengan dua anaknya sendiri yaitu: Bimbim dan juga Nike, keduanya sendiri memiliki ciri-ciri yang sedikit berbeda meski secara sifat dan kesukaan sama-sama menyukai musik keras layaknya sang ibu.

Bimbim atau yang jika menggunakan nama marga menjadi Hasibira Bimbim adalah sesosok anak laki-laki bertubuh besar dan sedikit berotot dengan muka bulat, rambut yang berwarna putih bergradasi hitam dan juga mata yang berwarna hijau zamrud.

Sementara adiknya yaitu Nike adalah anak yang secara penampilan memang mirip dengan sang ibu, hanya saja kepribadiannya lebih mengarah ke si nenek yaitu Kotoha.

" Nah Bim, coba kamu pindah ke chord F nanti." Ucap Inosuke kepada Bimbim yang sudah mahir dalam memainkan ukulele.

Kembali lagi ke Zenitsu. Setelah ia berhasil mengatakan semuanya kepada Rei, ia lalu menutup perbincangannya yang bodoh itu dengan bertanya.

" Nah Rei, ponakannya bibi yang pinter kamu paham nggak nak?" Tanyanya lembut.

" Enggak tante, aku cuman paham kalau ibu mau ke rumahnya ayah." Jawabnya sambil tersenyum.

Mendengar jawabannya Zenitsu hanya tertawa hambar, bagaimanapun Rei, Mei, Bimbim, dan juga Nike adalah anak-anak berusia 4 tahun, tak lebih hanya anak-anak yang belum memadai soal otak.

Ia kemudian mengelus kepala Rei lalu bertanya kembali kepadanya.

" Rei, nanti malam kamu mau makan apa?, Soalnya ibu pulangnya agak malam."

" Kwetiau goreng punyanya Om Giyuu!" Jawabnya bersemangat.

TBC

Tiga Ibu Tangguh ( Kimetsu No Yaiba Fanfic)Where stories live. Discover now