Chapter 9

2K 115 2
                                    

Pagi harinya setelah sholat subuh, Zulfa melanjutkan kegiatan membaca ayat suci Al-Qur'an walaupun sebenarnya ia masih sedikit lelah karena kegiatan pernikahan kemaren, tapi bagaimanapun ia tetap harus menyempatkan waktunya membaca Al-Qur'an.

Namun sejak tadi membaca tiba-tiba saja selalu salah tidak lancar seperti biasanya saat di rumahnya sendiri, karena di pikirannya penuh memikirkan istri pertama Gus Imam apalagi nanti pagi ada kegiatan halal bin halal keluarga besar Gus Imam.

Sudah pasti membuat Zulfa tidak bisa fokus mengaji, ia memikirkan nanti harus bagaimana jika bertemu dengan keluarga dari alm istri pertama suaminya. ia takut di berikan berbagai pertanyaan yang mungkin nanti ia tidak bisa menjawabnya.

" Kok berhenti?" ujar Gus Imam yang membuyarkan lamunan Zulfa.

" Sejak kapan Gus Imam ada di kamar?" ucap Zulfa.

" Mas sayang."

" Eh Iya, sejak kapan Mas ada di kamar? bukannya Mas Imam di mushola?"

" Sejak kamu baca surat an-nisa banyak yang salah sayang bacanya, emang kamu lagi mikirin apa?"

Zulfa nyengir tak berdosa, ia memang mengakui saat mengaji tadi banyak yang salah bahkan tiba-tiba berhenti lalu lanjut membacanya tadi karena satu masalah membuatnya buyar.

" Ade lagi mikirin apa? coba cerita sama Mas deh, jangan di pendem sendiri. sekarang Mas itu suami Ade jadi jangan malu buat cerita iya." kata Gus Imam lalu menutup pintu kamarnya dan menghampiri Zulfa.

" Eh__." Zulfa yang kaget tiba-tiba Gus Imam duduk di depannya, ini tidak baik untung jantungnya.

" Kok diem? ngga mau cerita sama Mas nih?" ucap Gus Imam sambil menaikkan satu alisnya.

" Anu Gus."

" Anu apa sayang?"

" Eee, Zulfa minta maaf benar-benar minta maaf."

" Coba ngomong yang jelas biar Mas ngerti to dek."

" Zulfa minta maaf tadi pake hp Gus Imam, soalnya tadi ada yang nelfon pas Gus pergi ke mushola."

" Iya, emang siapa yang nelfon?"

" Nyai, maaf iya Gus Zulfa main angkat-angkat aja."

" Ngga papa, Umi ngomong apa dek?"

" Nyai bilang, minta Gus Imam pagi ini buat ke rumah beliau katanya ada acara halal bin halal."

" Mas sayangku."

" Ehh."

" Coba ulangi lagi."

" Tadi nyai telfon, minta Mas Imam pagi ini buat ke rumah beliau buat ikut hadir acara halal bin halal."

Gus Imam tersenyum mendengarnya, mungkin saja istrinya belum terbiasa memanggil nya dengan sebutan cinta atau hanya gengsi saja.

" Acaranya mulai sore mas, jadi nyai bilang sore udah sampe disana ngga boleh telat."

" Umi sayang."

" Mas Imam __."

" Ayo di coba mulai sekarang biar terbiasa, manggil Umi Abi bukan kiyai sama nyai. iya sayang iya."

" ____."

" Coba ulangi."

" Umi."

" Nah kan enak di dengernya, nanti kita pergi berdua ke rumah Umi."

" Berdua aja mas?"

" Iya dek, kalau Ade ngga mau kesana mas juga ngga mau ke rumah Umi."

" Kok gitu?"

Mencintai Imam Where stories live. Discover now