01 - What happened to you?!

4.5K 272 4
                                    

Seorang wanita tua sedang berbaring dikasurnya, semua gelap, tidak ada pencahayaan, kecuali hanya dari bulan yang menyinari ruangan lewat jendela yang terbuka, ia melamun dan membiarkan angin berhembus walau ia merasa kedinginan.
Tidak lama ia melamun, pintu terbuka, menandakan adanya orang yang telah membuka pintu tersebut.

"Bu, kau harus makan." seorang pria berambut kuning mengenakan kemeja biru bergaris hitam dengan asap rokok yang memenuhi ruangan, membawa sebuah kantong plastik yang berisikan nasi goreng. "Kau tidak boleh hanya berdiam diri di kamarmu, kau sudah tua! Kau harus menjaga kesehatanmu atau kau akan mati." ucap pria itu.
ia meninggalkan bungkusan nasi goreng itu di meja kecil di sebelah kasur wanita itu dan menutup kembali pintunya.

_______________________________________

"Huft, wanita tua yang merepotkan." ia menghisap rokoknya dan membuangnya ke tong sampah.

"Kau sudah memberi nya bungkusan itu?" Ucap seorang wanita berparas cantik yang mengenakan jacket abu-abu dan heels.

"Ya, dia tidak mau berbicara dan beranjak dari kasurnya, lagi lagi." Sanji duduk  di atas sofa dan kembali memainkan ponselnya.

Drttt- drrttt-

Bunyi telepon memenuhi ruangan yang sunyi itu, membuat Tashigi reflek langsung beranjak dan mengangkat telepon nya, "Halo, Ini kediaman keluarga Zoro, ada yang bisa di bantu?"

"Kak, ini aku Zoro," ucap seorang pria di telepon.

Sanji yang mengetahui bahwa itu zoro memutar matanya malas.

"Oh! Zoro, apa kamu sudah selesai interview?" Ucap tashigi dengan muka bahagianya.

"Yahh, begitulah dan aku akan segera pulang." Ucap zoro

"Baiklah, aku akan menunggumu, papa sudah menantikan hasilnya!" Ujar tashigi bersemangat.

Tashigi mengakhiri telponnya dan duduk diatas sofa, "Sanji.." panggil Tashigi yang menatap serius mata Sanji, "ah, kenapa kak?" Sanji agak terkejut karena Tashigi menatapnya seperti itu, "huft, kakak ingin sekali kamu akrab dengan zoro.. kalian terus bertengkar tiada akhir.. sejak kalian berumur 5 tahun bahkan sampai skrang kalian berumur 20 tahun masih saja bertengkar, apakah kalian tak ada niat untuk berbaikan?"
ucap tashigi dengan tatapan berkaca kaca, sepertinya ia sangat sedih.

"Papa mencoba untuk mendekatkan kalian berdua namun nihil, kalian tidak sama sekali berubah!" tashigi mulai terlihat frustasi dan memukul kecil pahanya, sanji yang mendengar kata kata tashigi mulai merasa bersalah, pertengkaran antara zoro dan sanji membuat beban bgi keluarga, yang pasti menjadi dampak buruk bagi masa depan zoro dan sanji.

Sanji mencoba membuka mulutnya dan berbicara walau ia sedikit gugup, "Aku.. ingin berbaikan." Tashigi yang mendengar hal itu sangat terkejut sekaligus sangat senang.
"Benarkah?? YEY!!!" Teriak tashigi gembira dan memeluk sanji.

"Berbaikan lah dengan dia sanji, zoro harusnya bisa mengerti jika kau menjelaskan tentang hal ini bersama sama, mulailah berbicara dengan lembut ke arahnya." sanji membalas pelukan hangat tashigi dan tersenyum, "iya kak."

"Sebentar lagi dia pulang, berbicara lah dengannya, oke? Aku memberikanmu dan dia banyak waktu untuk bersama." Sanji tersenyum mendengar ucapan itu, walau ia tak yakin bahwa ini akan berhasil semudah itu.

18:24 PM

Sanji sendirian di ruang tamu, karena ia di beri waktu untuk berdua dengan zoro untuk berbaikan, namun ia sekarang sangat kesal. "MENGAPA AKU HARUS MENUNGGU BAJINGAN SIALAN ITU DISINI." Batin sanji yang tersenyum gembira menahan emosinya di balik wajahnya itu, "jika tidak demi kak tashigi, aku akan lebih memilih membunuh diriku sendiri dibanding harus menunggu dan berbaikan dengan si kepala lumut itu." ucap sanji yang menggeretakkan giginya karena saking kesalnya.

Tidak lama kemudian ia mendengar suara mobil yang terparkir di depan pintu.
Bahkan belum sempat zoro masuk saja, sanji sudah sangat kesal dan merasa terhina harus berbaikan dengannya. "Arghh, haruskah aku melakukan ini.." TOK TOK TOK
Ketukan pintu, pasti itu zoro.


Ia menelan salivanya kasar dan membuka gagang pintu, muncullah sesosok pria lumut dengan jas hitam, sepatu kulit dan kacamata yang menggantung di hidungnya, "selamat datan-" DUANGGGG- zoro sialan itu menonjok muka sanji yang baru saja ingin mengucapkan sambutan hangat, namun zoro terlihat sangat mual melihat muka sanji.
"OI! BUKAN HANYA KAU YANG MUAL, AKU JUGA MUAL MELIHAT MUKAMU SETAN!" Ucap batin sanji yang kesal di buatnya.

"Kak!! Aku pulang!" Teriak zoro memanggil tashigi, namun tidak ada jawaban, tentu karena tashigi meninggalkan mereka berdua sendirian di kediaman itu dan pergi ke kediaman Keluarga Sanji.

Sanji semakin kesal karena bajingan itu sudah menonjok mukanya dan tidak merasa berdosa sedikitpun, akhirnya sanji mencoba lagi untuk berbicara kepada zoro.
Hmm, kata kak tashigi, sedikit sentuhan lembut dapat membuatnya luluh, sperti pelukan.. dan genggaman? Dan ciuman..

Muka sanji mulai memerah, menyadari bahwa yang dimaksud kak tashigi adalah sebuah ciuman.

"Oi, kau, dimana kak tashigi." ucap zoro dingin tanpa menoleh ke arah sanji.
"DIA BAHKAN TIDAK MENOLEH KE ARAH KU." Batin sanji yang sudah mengepalkan tangan hawa membunuh.

"Huft kau harus tetap tenang sanji.." batin sanji sembari mengelus dadanya untuk menenangkan diri.

"Dia pergi." Ucap sanji dengan nada lembut.

"Hmm, apa yang terjadi padanya? mengapa ia menjadi lembut seperti ini." Batin zoro kebingungan.

Sanji mulai mendekat ke arah zoro dan memeluknya dari belakang, sedikit mengeratkannya dan menaruh dagunya di bahu zoro, saat itu juga zoro sangat terkejut.

Ia ternyata sangat lemah terhadap sebuah pelukan, hatinya tiba tiba luluh, dan mukanya memerah.

"HEI! Untuk apa kau memelukku..!" celetuk zoro dan melepaskan pelukan itu.

"Zoro, m-mari kita berbaikan." Ucap sanji dengan sedikit malu yang membuat mukanya memerah.

...

"Hah? ADA APA DENGANMU?!"

End of eps 1.

That boy [ZoSan]Onde histórias criam vida. Descubra agora