12

12 3 0
                                    

Halaman tiga puluh tiga01/09/2010

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

Halaman tiga puluh tiga
01/09/2010

    "Hah... Kenapa jarak dari sekolah ke halte bus jauh banget sih? Aku capek jalan sambil bawa tumpukan buku, berasa bawa dosa ke mana-mana."

    "Bawa buku tiga aja ngeluhnya berasa bawa buku satu karung goni. Panas-panas gini enaknya makan es krim nggak sih?"

    "Bener banget, udah lama aku nggak makan es krim. Kemarin aku ke supermarket bareng kak Jake, baru aja ambil es krim, malah dibalikin ke tempat semula sama dia."

     "Masa makan es krim nggak boleh sih? Lebay banget penyakitmu, Biru."

     "Nggak tau deh, cuma boleh makan sayur-sayuran doang."

     "Gimana kalo beli es krim di supermarket? Tapi Biru yang bayar."

    "Hei! Aku belum bilang Iya!"

    Aku sangat senang saat tahu sekolah kita masih jauh dari halte bus, sehingga aku punya alasan untuk bersamamu lebih lama usai pulang sekolah. Melihatmu banyak tersenyum waktu kita diperjalanan saja sudah membuatku sangat senang, seolah mendapat hadiah saat ulang tahun.

     Setiap hari selalu ada di sisimu tak peduli jika itu hari Minggu atau hari tersibuk sekalipun. Hal yang ku lihat pertama adalah senyum yang Biru buat, dan itu tak ingin pergi dari dalam pikiranku.

     Sudah seminggu, tapi aku pikir itu benar-benar waktu singkat yang ku habiskan denganmu tidaklah cukup sampai kapan pun. Sejujurnya, aku masih penasaran tentangmu. Semakin aku tahu, semakin aku jatuh cinta padamu. Yang ingin kudengarkan sekarang hanyalah kejujuran mu, seperti yang ku rasakan, tolong katakan saja padaku bagaimana perasaan mu.

       Setiap hari ketika aku siap, setiap malam saat kamu inginkan, aku akan bersamamu.

      "Kalau makan jangan berantakan, lihat itu jadi belepotan. Kayak anak kecil aja."

       "Ah iya, bentar aku bersihkan." Aku berusaha membersihkan sisi bibirku yang kotor karena es krim yang kumakan, namun tiba-tiba kamu menggenggam tanganku dan membersihkan sudut bibirku dengan ibu jarimu.

       Kamu tahu, Biru? Saat kedua mataku melihat wajahmu rasanya seperti melayang di udara. Jarak yang terlalu dekat, ibu jarimu membersihkan bekas es krim yang ada di sudut bibirku, suara omelanmu, semua aku suka.

       "Jangan pake seragam putihmu, nanti sulit hilangnya. Udah aku bilang, kan,  bawa tisu ke mana-mana. Pasti kamu lupa lagi."

       "Hehehe aku lupa."

      "Kebiasaan."

      "Nyanyi yuk!" Ajakku antusias usai membuang bungkus es krim ke tong sampah, kamu memiringkan kepala dan mengangguk semangat, "Oke, siapa takut?"

       Aku tersenyum dan berlari kecil untuk dapat duduk di sampingmu sambil menunggu angkot datang, kita berdua bernyanyi bersama di tengah ramainya jalanan sore itu.

      Kamu ingat, kan?

      Menyanyikan lagu secara acak, tak peduli jika salah lirik asalkan sudah membuat rasa lelah kita hilang seketika.

       Bahkan di hari yang berat sekalipun, aku mengeluh tentang itu padamu. Saat kulihat matamu, ku pikir ada sesuatu yang hilang. Saat mendengar namamu saja, itu sudah membuatku bahagia. Selamanya bersamamu, tak peduli apakah aku akan mengingatmu atau tidak.

        Kamu mengulurkan tanganmu, kita melakukannya sekali lagi. Ceritakan semuanya, di hari itu saat kita saling menguatkan satu sama lain. Memelukmu di malam yang panjang, tetaplah di sini kapanpun.

        "Biru, cepat sembuh ya. Nggak capek apa ke rumah sakit terus?"

        "Capek sih,  tapi aku selalu berjuang buat sembuh."

        Aku juga berharap hal yang serupa denganmu saat itu...

       Walaupun aku hanyalah temanmu, namun diam-diam aku selalu bangga dengan apa yang kamu lakukan, karena aku adalah orang yang selalu bangga memiliki dirimu.

.ೃ࿔

Star In 2010 ✔️Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα