03

1.2K 215 37
                                    

"Jadi, siapa si corgi itu?"

Tangan sibuk memperban tubuh Sehun. Sesekali menyibak ekor berbulu lebat milik pria itu sebab mengganggu pekerjaannya. Memastikan beberapa kali, bahwa perbannya tidak akan terbuka.

"Hyungku," balas Sehun. Menggerakkan bahu untuk melihat seberapa terbatas pergerakannya. Lalu, mendesis pelan ketika merasakan sakit.

"Saudaramu corgi?"

Sehun mendelik, "Kau meremehkan dia karena dia corgi?"

Pria bertelinga beruang itu sontak menggelengkan kepala, "Bukan begitu maksudku."

"Kalau Baek hyung dengar, habis kau."

Perban sisa dibereskan. Sekaligus menyusun kembali alat-alat yang ia pakai untuk mengobati Sehun.

"Tapi, aku baru tahu kalau kau punya corgi hyung."

Kemeja yang tersampir di bahu sofa, Sehun ambil.

"Yup. Dia baru kembali ketika aku menjalankan misi kemarin," gumamnya sambil memakai kemeja dengan perlahan. Kemudian, menatap pemilik ruangan yang sedari tadi mengabaikan keberadaan mereka berdua.

"Loey hyung, kapan aku bisa ambil jatah libur?"

Pintu ruangan diketuk. Pertanyaan Sehun tak digubris. Salah satu orang paling pintar di organisasi mereka masuk.

Loey memberi isyarat agar dia mendekat. Membuka laci mejanya dan mengambil selembar kertas yang tersimpan di sana. Lalu, meletakkan kertas tersebut di atas meja. Telunjuk kanan mengetuk permukaan datar tersebut.

"Lakukan seperti dulu. Berikan padaku secepatnya," ujar hybrid harimau tersebut.

Namjoon menatap isi kertas itu. Lalu, melirik Sehun yang ada di sana, dan kembali menatap Loey.

"... Aku mengerti."

Pemantik dikeluarkan dari dalam saku. Membakar kertas itu hingga tak bersisa. Membuat informasi yang tercantum di sana, hanya Loey dan Namjoon yang tahu.

"Loey hyuuuung."

"Kalau kau sudah selesai, keluar dari sini," desis Loey tak senang mendengar rengekan Sehun.

Pria berkulit pucat itu berdecih. Terang-terangan menunjukkan raut tak suka, "Aku mau libur."

"Bawakan aku kepala si brengsek Kim, baru kau boleh libur."

"Got it," jawabnya senang. Sehun beranjak. Mengeluarkan ponsel dan segera menelepon hyung kesayangannya. Pintu ruangan kembali dibuka agar ia bisa keluar.

"Baek hyung, kau sudah sampai di tempat kerjamu?"

Punggung lebar menyandar. Dua tangan bersedekap dada. Pupil mata berbentuk vertikal, menyempit kala jarak Sehun semakin menjauh. Kemudian, menatap Jongin yang sudah bersiap untuk ikut pergi dari sana.

"Panggil Junmyeon kemari," perintahnya.

"Okay."

Namjoon menatap kepergian pria beruang itu dalam diam. Lalu, kembali memfokuskan diri pada atasannya. Mengingat apa yang harus dia lakukan setelah ini.

"Ku kira kau sudah tidak tertarik?" ujarnya membuka pembicaraan.

Kursi yang Loey duduki, berputar sembilan puluh derajat. Menatap langit dari jendela besar yang memang ada di belakangnya. Loey menyeringai.

"Dia sudah lolos satu kali. Sekarang, tidak akan ku biarkan hal itu terjadi," balasnya.

Yang mendengar, menghela napas. Namjoon sudah bisa membayangkan, apa yang tengah Loey pikirkan saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANIA DAN ACRASIA [ChanBaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang