1 - Sunbae

830 76 12
                                    

Halloo.. 

Ini cerita pertamaku (sebelum Mi Amor). Sudah tamat dan aku unpublish. Sekarang aku up lagi. Aku perbaiki sedikit dan mungkin ada tambahan cerita di dalamnya.

Selamat membaca :)

---------------------------------------

"Nona Paaaaaaarrrkk, kau melupakan dompetmu," teriak bibi Shin dari dalam rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona Paaaaaaarrrkk, kau melupakan dompetmu," teriak bibi Shin dari dalam rumah.

Gadis semampai berkulit putih itu sudah berada di ambang pintu dan mendadak berhenti lalu berbalik sambil tersenyum dengan gemasnya.

"Aaahh maaf bibi," mengambil dompet dari tangan bibi Shin sambil mengecup pipi kirinya dengan cepat.

Bibi Shin hanya tertawa melihat tingkah lucu anak semata wayang tuan rumah tempatnya bekerja. Segala tingkahnya membuat setiap orang selalu tersenyum.

Memutar lagu favorit kemudian menyetir dengan tenang menuju Universitas tempatnya sekolah sudah menjadi kegiatan rutin gadis bermarga Park itu setiap pagi. Dengan diiringi cuaca yang cerah pagi ini membuatnya tak berhenti menebar senyum. Ia bahkan sampai mematikan ac lalu membuka jendela mobilnya tidak terlalu lebar hanya untuk merasakan udara pagi hari yang saat ini terasa sejuk dan menyegarkan.

Beberapa menit melalui jalan raya, akhirnya mobil berwarna putih itu memasuki area parkir universitas. 

"Hai Ji A!" sapa seorang lelaki tampan begitu melihat seorang gadis cantik keluar dari mobilnya. Sapaan riang itu membuat Ji A menoleh tepat saat ia menutup pintu mobil.

"Oh hai Ken!" balasnya seraya menggantung tas hitam di pundaknya. "Mengapa wajahmu sangat bersemangat? Hihihi ..." Ji A menutup mulutnya. Ia berjalan ke arah Ken yang sudah lebih dulu menunggunya.

"Karena pagi ini aku melihatmu Ji A," goda Ken.

"Aaiiissh ... Jangan membuatku malu Ken," Ji A menepuk lembut pundak pria yang lebih tinggi sepuluh senti darinya. "Pagi-pagi sudah menggombal." 

"Kenapa tidak percaya denganku Ji A? Aku benar-benar menyukaimu," Ken berbicara sambil berjalan mengimbangi langkah Ji A.

Ji A hanya tertawa mendengar ocehan Ken. Menganggapnya hanya gurauan di pagi hari. Itu karena dirinya dan Ken berteman sudah cukup lama, jadi kata menyukai tidak pernah ada di dalam kepala Ji A untuk Ken.

Berbeda dengan pria berdarah Jepang itu. Berteman dengan Ji A nyatanya menimbulkan perasaan yang asing. Rasa yang dulunya hanya sebatas teman, lama-lama memudar digantikan perasaan aneh yang hanya ia rasakan saat bersama Ji A.

Ken tersenyum tipis sambil bergumam, "Aku bersungguh-sungguh Ji A."

Ji A yang tidak menyadari perubahan mimik wajah Ken tetap berjalan dengan riang menuju ruang kelasnya. Mengabaikan Ken yang terus menatapnya dari belakang.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang