Part 2

342 20 3
                                    

"Kemana anak ini? Lama sekali" gerutuku sambil memutar-mutar hp android-ku. Sudahlah ini tidak penting untuk dibahas, yang terpenting sekarang adalah keberadaan laki-laki dengan nama aneh itu. Beberapa menit kemudian seorang laki-laki berlari-- bukan tapi menurutku berjalan cepat menghampiri layanan suara dan kemudian staff tadi menunjuk kearahku.

Ada apa?

Kemudian laki-laki itu menghampiriku sambil mengatur napasnya, umurnya sekitar 35 tahun.

Siapa dia?

Feelingku mengatakan ada kejadian buruk. Dan inilah penyebabnya kenapa aku benar-benar sedikit panik, sekarang.

Sebenarnya apa yang terjadi disini?

"Ma--a---aa maaf.." kepanikanku semakin menjadi "apakah anda yang mencari greyson?" Lanjut laki-laki tadi.

"Ya, kenapa? Apakah bapak melihat greyson?" Tanyaku cemas

"D-d-dia keserempet mobil dide--"

"Dimana pak? Dimana lokasinya?" Potongku sambil menarik tangan bapak tersebut. Matilah aku. Kalau tante sampai tahu, maka besok aku takkan menerima raportku atau bahkan liburan nanti aku takkan pergi kemana-mana.

"Nak, disana" kata bapak tadi menunjuk kearah kerumunan.

Aku tidak bisa melihat kedalam kerumunan itu. Jadi kuputuskan untuk menerobosnya. Kulihat seorang laki-laki sedang diobati oleh dua perempuan seumuranku dan kurasa aku pernah melihat laki-laki itu.

Tapi, dimana?

Ahh.. iya aku baru ingat. Wajahnya mirip dengan foto greyson yang tadi dikirim sama tante lewat wa.

Hmm.. tapi apakah dia Greyson? Kok agak beda ya? Atau mungkin foto itu adalah foto lamanya? Dan menurutku jawabannya adalah mungkin.

Selesai mereka mengobati laki-laki yang mirip dengan foto greyson. Langsung kutarik laki-laki itu, meninggalkan kerumunan dan tidak lupa mengucapkan terimakasih untuk dua perempuan dan bapak-bapak tadi.

Kuharap aku tidak salah orang.

Kusuruh laki-laki ini duduk, sedangkan aku berdiri memegangi kopernya.

"Apa kamu orang yang bernama Greyson?" Tanyaku memulai pembicaraan.

"Iya, siapa kamu?" Tanyanya dingin tanpa melihat kearahku matanya masih terfokus memandangi perban disikunya dan terkadang ia meringis kesakitan.

"Aku Nadia, keponakan tante Elvira yang disuruh ngejemput kamu" kataku lebih dingin sambil melipat tangan didepan dada dan akhirnya dia menengok kearahku. Air mukanya berubah sedikit geram ketika melihatku.

"Kenapa kamu lama sekali? Aku sudah menunggu hampir 4 jam. Apa kamu tidak tahu betapa lelahnya aku. Hingga aku ing--"

Come away with me
Is gonna be alright just breathe
Come away wi--

Ternyata hp-ku berdering. Tante.

_OTP_

"Hallo?"

"Hallo nad?"

"Kenapa tan?"

"Nad, tante mau kecafe, di cafe lagi ada masalah. Mungkin tante pulang jam 11 malem ya dan ketika tante pulang Greyson harus ada dirumah"

"Iya tante iya, nih aku udah ketemu sama greyson"

"Oh yaudah, kasih salam tante ya ke dia. Bye"

"By--"

"Satu lagi nad tolong kamu bantuin dia berberes bikinin dia makanan juga ya. Tenang aja besok masalah raport nanti tante yang urus. Makasih yaa Nadia paliiiiing cantik. Byee"

"Iy--"

Tutt.. tuuttt.. tuuuttt

Dasar tante Elvira.

"Ayo pulang" kataku pergi meninggalkannya. Terdengar langkah kakinya dari belakang. Dia mengikutiku. Tidak perlu waktu lama untuk mendapatkan taksi dibandara ini.

Suasana paling ku benci ..

Sama-sama terjatuh kedalam pikiran masing-masing. Sama-sama tak ingin memulai pembicaraan.

Come away with me
Is gonna be alright just breathe
Come away with me
Is gonna be alright you'll..

Ku liat layar hp ternyata itu Clara.

Tumben telp biasanya juga wa.

_OTP_

"Hallo clara?"

"Rapat osis nad lo kemana aja? Udah hampir selesai nih"

"Oh sorry ra, aku ngga bisa nih lagi jemput anaknya temen tante dibandara. Bilangin Andi aku izin, sorry yaa"

"Iyaudah, bye nad"

"Byeee"

oh ya, tentang clara. Clara itu salah satu sahabatku dan kita sama-sama anak osis. Bentar lagikan penerimaan siswa baru jadi banyak rapat walaupun liburan dan Andi itu ketua osis yang superduper disiplin, jadi ya gitu deh ..

Tiba-tiba disela lamunanku perutku berbunyi.

"Suara apa itu?" Kata greyson yang sedikit membuatku kaget. Ternyata dia mendengarnya. Aku tetap bungkam dan tidak merubah posisisiku. Melihat keluar dari balik kaca taksi ini. Bahkan tadi akupun tidak menengok ketika greyson berbicara.

"Stttt.." siulnya sambil mencolek lenganku

"Apa grey?" Tengokku kearahnya

"Kamu mau?" Tanyanya menyodorkan sebungkus roti.

Darimana dia mendapatkan roti itu?

Kelihatannya rotinya enak. Wajar lah terlihat enak karena aku sedang lapar saat ini.

"Hey kamu mau tidak?" Tanyanya membuyarkan lamunanku.

"Tidak terimakasih:)" Dustaku sambil mengulas senyum

"Udah jangan bohong, tadi suara perut kamu kan? Ambil aja" katanya manis sambil menaruh roti dipahaku.

Bagaimana dia mengetahuinya?

Ahh.. sudahlah yang penting aku bertimakasih untuk roti ini.

"Thanks yaa grey:)" kataku memberikan senyum termanisku

"Yaa sama-sama" katanya mengalihkan pandangan

"Nad?" panggilnya tiba-tiba. Hampir saja aku tersedak.

"Iya" jawabku dengan mulut penuh roti

"Habiskan dulu roti dimulutmu" katanya memutar kedua bola matanya. Cepat-cepat kutelan rotinya.

"Sudah habis. Sekarang ada apa?"

"Hmm... hmm--"

"Kalo ngomong yang jelas" Potongku

"Hmmm..

---------------------------

Part 2

Vote and comments yaa(:

Don't forget it

Thanks xx ^^

Waiting At IndonesiaWhere stories live. Discover now