31

2.4K 303 62
                                    

Mode Sensitive

-Dangerous Man-

Setengah jam kemudian, Mew kembali membawa masuk jasad anaknya kedalam kamar dimana Gulf berada.

Ia membawa bayi digendongannya itu mendekat ke arah Gulf yang masih saja terpejam. Dengan pelan ia meletakkan jasad anaknya disebelah Gulf, lalu ia pergi dari sana.

Mew melangkahkan kakinya menuju sebuah pintu dengan warna berbeda dari warna pintu lainnya.

Ceklek

Ia memasuki ruangan remang itu dengan ekspresi datar serta sorot mata kosong.

Tidak ada orang lain disana selain Mew dan wanita yang berbaring terikat diatas sebuah bangkar besi.

Mew menatap wanita yang terbaring disana, wanita itu meronta-ronta diatas bangkar, sorot mata ketakutan jelas terlihat dimata wanita itu.

Ia menghampiri wanita itu, mencengkeram pipi si wanita, Mew sudah dalam mode Tharnnya.

"Kau tau apa yang sudah kau lakukan, bitch?" Tanya Mew penuh penekanan, sorot matanya kini hanya menampakkan sebuah kemarahan besar.

Wanita yang ditanyai oleh Mew kini merasakan seluruh bulu kuduknya meremang, bibirnya bergetar saking takutnya.

"Sa-saya hanya menjalankan perintah."

Gigi Mew bergemeletuk mendapatkan jawaban dari wanita didepannya.

"Siapa yang memerintahkanmu." tanyanya lagi, kini suaranya lebih dalam.

Si wanita terdiam, lalu menggeleng ribut tidak ingin mengatakannya.

Mew memejamkan matanya menahan jiwa ingin membunuh wanita ini.

'Wanita memang menyusahkan!"

Mew kembali menatap wanita didepannya itu.

Tentu dia akan membunuh si wanita ini yang sudah mendorong Gulf hingga salah satu anaknya tidak terselamatkan. Tapi, sebelum ia membunuhnya, ia ingin tau dengan siapa wanita ini bekerja selain menjadi maid dikediamannya

"Baik. Jika kau tidak ingin mengatakannya, aku punya pilihan-" Mew menjeda ucapannya, seraya berjalan kearah meja yang terdapat berbagai macam alat eksekusi, lalu saat ia mendapatkan alat yang pas untuk menyiksa wanita ini, ia kembali kearah wanita itu dengan sebuah tang.

"Katakan siapa yang memerintahkanmu atau katakan selmat tinggal untuk kukumu." ancamnya, menarik dengan kasar lengan wanita yang terikat rantai.

Wanita itu masih diam, tentu ia berfikir jika Mew tidak akan melukai wanita.

Mew terkekeh sinis saat ia seperti tau isi fikiran wanita ini, jadi tanpa ragu ia menaruh tang disalah satu kuku si wanita.

'Kau belum mengenal Tharn.'

Ctas

"AAAAKH!" Pekikan wanita berngaung keras, terdengar nyaring diruangan itu.

Mew dengan seringainya menatap kuku yang sudah terpisah dari jari si wanita.

"Kau pikir aku tidak akan melakukan kekerasan pada wanita kan? Kau salah besar, aku tidak akan bersikap lembut pada penghianat."

Wanita yang mendengar ucapan itu, hanya dapat menangis, ia dapat merasakan jarinya yang terasa nyeri.

"Masih mau menutupinya, jalang?" tanya Mew penuh peringatan.

Si wanita terdiam dengan isakan lirihnya, ia belum sanggup menjawab, bibirnya seakan enggan terbuka saking takutnya.

[ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang