03. Pulang

646 58 2
                                    

-LAW ME-
.

.

.

Drapp!

Drapp!

Drapp!!

Jeno sedang berlari menaiki tangga, ia panik bukan main, dirinya sungguh tak mengira jika rapat sialan itu akan berjalan sampai sore hari.

Dan semua siswa telah pulang dari tiga jam yang lalu. Sepanjang rapat berjalan pikiran Jeno selalu tak tenang, ia resah memikirkan Jaemin yang ia tinggal begitu saja di perpustakaan, ia khawatir jika ada seseorang masuk dan melihat Jaemin yang telanjang sedang tertidur di atas sofa.

Brakk!

Jeno membuka pintu perpustakaan dengan kencang, ketika memasukinya ia langsung di hadapkan oleh Jaemin yang sedang mengancingkan kemeja seragamnya.

Jaemin melihat sekilas ke arah Jeno dengan tatapan sengitnya. Jeno menyadari itu, ia pun segera menutup pintu perpustakaan lalu berbalik untuk mendekati Jaemin.

"Kau baru bangun?" Tanya Jeno yang sudah berada tepat di hadapan Jaemin.

Jaemin tetap diam, ia memilih untuk membisu daripada menyahuti pertanyaan gurunya itu.

Jeno mengerti, mungkin Jaemin masih belum terbiasa dengan situasi yang telah mereka lalui. Daripada mereka saling diam di dalam ruangan senyap ini, Jeno pun berlutut di depan Jaemin, ia meraih celana seragam yang masih belum di pakai oleh Jaemin.

Ketika Jeno sudah siap, untuk Jaemin memasukkan kakinya kedalam celana, Jaemin justru terdiam dengan perilaku Jeno padanya, Jeno mendongak.

"Kau menunggu apa? Ayo masukkan kakimu" ucap Jeno.

Jaemin mengulum bibirnya kedalam, perlahan ia memasukkan kakinya kedalam celana, sembari berpegangan pada kedua bahu Jeno. Tak lupa Jeno juga memasukkan ujung kemeja Jaemin kedalam celana agar terlihat lebih rapi.

"Kau tidak memakai dasi?" Tanya Jeno sembari merapikan seragam Jaemin yang sedikit kusut.

"Aku... tidak pernah memakainya" lirih Jaemin.

"Besok dan seterusnya, jika aku melihatmu tidak memakai atribut seragam yang lengkap. Aku akan menghukum mu, hukuman yang kau pun tak akan mengiranya. Mengerti Jaemin?" Ucap Jeno seraya menaikkan satu alisnya.

"Me-mengerti pak-"

"Apa kau lupa yang ku katakan tadi, jika kita sedang berdua kau harus memanggil ku apa?" Jeno perlahan mengeratkan cengkramannya pada kedua bahu Jaemin.

"Papa!" Balas Jaemin ketus.

"Anak pintar. Sepertinya kau lapar, aku akan mentraktir mu, setelah itu kita pulang"

"Kau tak perlu repot-repot, aku akan pulang sendiri. Memangnya kau tau dari mana jika aku lapar!"

"Tapi aku memaksa" ucap Jeno menampilkan senyumnya yang sedikit ia paksakan.

Jaemin diam. Tanpa berlama-lama Jeno langsung menarik Jaemin keluar.



-|-

Entah perasaan Jaemin saja atau memang Jeno sengaja memelankan laju mobilnya. Perjalan terasa sangat berat, dan beberapa kali pula Jeno mendengus kasar sembari mengusap wajah.

"Pa? Apa ada masalah?"

"Hum? T-tidak aku hanya merasa gerah"

"Tapi pendingin udaranya menyala, Kau sungguh tak apa?"

Ckittt!!!

"Akh!" Pekik Jaemin ketika ia hampir terbentur dashboard mobil, beruntung ia memakai seatbeltnya dengan benar.

Di saat Jaemin masih merasakan shock berat, Jeno justru melepaskan seatbeltnya, kemudian mengangkat tubuh Jaemin ke atas pangkuannya.

"Pak!" Sentak Jaemin karena perilaku Jeno tiba-tiba.

"Shutt... aku menginginkan milikku ada di dalammu" Jeno meremas kencang bongkahan kenyal milik Jaemin.

Jaemin hanya bisa meringis karena cengkraman Jeno yang sangat kuat.

"Tapi aku ingin pulang"

"Malam belum tiba, jadi cepat selesaikan ini" seringai Jeno membuat tubuh Jaemin meremang.

Jeno mengulurkan dua jarinya ke mulut Jaemin, meminta agar Jaemin melumuri jarinya dengan Salivanya.

Selagi Jaemin sibuk mengulum jarinya, Jeno membuka satu persatu celana yang di kenakan oleh Jaemin.

"Oh shit! Bolehkah aku memakannya" bisik Jeno tertuju pada leher Jaemin yang putih dan bersih.

"Jangan tinggalkan noda" sela Jaemin cepat, sedikit menjauhkan kepalanya dari Jeno

"Aku tak peduli" Jeno tersenyum, lalu kembali menarik tubuh Jaemin untuk bersandar padanya.

"Pak kau- akh!"

Jeno langsung memasukkan ke dalam lubang Jaemin. Spontan Jaemin langsung memeluk leher Jeno.

"Shakitttt!!" Rintih Jaemin sembari meremas kerah kemeja Jeno.

"Maaf..." Jeno mencium kening Jaemin, berahap Jaemin bisa lebih tenang setelahnya.

"Bersiaplah aku akan memasukkannya" ucap Jeno sembari membuka resleting celananya.

Kemudian ia mengangkat tubuh Jaemin lalu mengarahkan miliknya tepat di depan lubang sempit itu.

Srutt!!

"Akhnnggghhh!" Jaemin memeluk leher Jeno, karena terkejut.

"Masih tetap sempit, bergerak sweetie. Itu akan menyakitkan jika kau tak memanjakannya"

"Pria gila, ukh kakiku mati rasa karena milikmu yang terlalu besar!" Jaemin memukul punggung Jeno, tapi Jeno sama sekali tak merasa kesakitan.

"Baiklah"

"Angh!"

Jeno menekan pinggul Jaemin ke bawah, membuat miliknya semakin masuk ke anal Jaemin yang sempit nan hangat itu. Jaemin merasa pening, ia hanya merasakan sesak dan sakit di bagian bawahnya, ketika Jeno terus menaik turunkan pinggulnya.

"Pak pelan sedikit"

Plakk!

"Call me papa sweetie..." peringat Jeno, membuat Jaemin menganggukkan kepalanya.

"Papah pelan-pelan saja, ku mohon" ucap Jaemin memohon, harap-harap Jeno menuruti perkataannya.

Jeno menghentikan kegiatannya, ia menatap netra hazel yang memohon padanya, bukannya mengabulkan permohonan yang Jaemin minta.

Ia justru menyeringai,  karena merasa puas telah membuat Jaemin tunduk ke padanya.

"Kalau begitu kita akan berkeliling sebentar, tetap seperti ini sampai kita kembali"

Jeno pun memacu mobilnya kembali, Jaemin tersentak ia panik bukan main.

"Kau gila ya!"






































Welcome back!!

And

Have a nice day🌱

26.09.23

Law Me-[NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang