Chapter 5 [VIONA HILANG]

204 22 0
                                    

Happy reading.

*

*

*

Hidup tentang kehilangan, jika belum maka akan.

***

Athur menatap fotonya dan Shila yang ia pajang di rumah pohon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Athur menatap fotonya dan Shila yang ia pajang di rumah pohon. Setiap hari adalah penyesalan bagi Athur. Di rumah pohon ini Athur selalu merasa sedang bersama Shila. Bagi Athur Shila masih hidup dan di hati Athur hanya akan ada Shila.

Banyak yang berubah setelah kepergian Shila, namun perasaan Athur untuk Shila tidak akan berubah. Semua hanya tentang kehilangan dan hidup dalam penyesalan.

Setelah beberapa menit di rumah pohon, Athur tersadar bahwa saat ini ia harus pergi.

"Gue lupa hari ini ulang tahun Viola."

Setelah itu Athur langsung pergi dari rumah pohon.

Athur menghentikan motornya di toko bunga. Ia membeli bunga kesukaan Viola. Setelah itu Athur juga membeli beberapa balon. Athur masih ingat sekali bahwa Viola juga menyukai balon. Dulu saat ulang tahun Viola, Athur dan Viola selalu membuat make u wish dengan menerbangkan balon.

Setelah itu Athur pergi ke tempat Viola. Setelah beberapa menit motor Athur berhenti di sebuah pemakaman. Athur membawa bunga dan balon lalu masuk ke pemakaman.

Athur berhenti dan menatap batu nisan bertuliskan nama Viola Angelina Gavilan.

Athur lalu berjongkok di depan makam Viola dan menaruh bunga di makamnya. Athur mengusap batu nisannya sambil menahan tangis. Setelah kehilangan Shila, Athur juga kehilangan Viola.

"Happy birthday, Vi. Semoga kamu selalu tenang di sana."

Athur lalu menarik napasnya, membuangnya perlahan.

"Makasih, Vi buat semuanya. Setiap saat aku akan selalu berterima kasih ke kamu atas pengorbanan yang kamu berikan. Aku bisa melihat karna kamu. Mata ini adalah mata indah milikmu yang menjadi mataku. Dan," Athur berusaha menahan rasa sakit.

"Aku juga minta maaf karna selama ini aku gak bisa mencintai kamu lagi. Aku jadi suami yang gak bener buat kamu. Bahkan aku hanya bisa menyakiti kamu," tanpa sadar air mata Athur lolos begitu saja.

Athur mulai terisak. Rasanya begitu sakit, walau sudah satu tahun berlalu tapi rasa sakit ini tak pernah hilang.

Athur lalu menghapus air matanya. Ia mulai menulis pada kertas.

Aku harap tidak ada lagi yang terluka. Dan kita semua bisa bertemu kembali di keabadian dan berbahagia selamanya.

Setelah selesai Athur mengikat kertasnya pada balon dan menerbangkan balonnya. Athur menatap balonnya yang perlahan pergi dan hilang dari penglihatan Athur.

Remember ShilaWhere stories live. Discover now