Sakit

981 30 0
                                    

Panas dan pusing. Itu yang di rasakan pemuda manis bernama Na Jaemin sekarang.

Kemarin. Ia sengaja untuk lembur kerja agar esoknya ia bisa bebas dan tidak di sangka bahwa ternyata ia malah sakit sekarang.

"Dingin.." Lirih Jaemin.

Pemuda manis itu sudah mengenakan pakaian hangat tapi rasa dingin seperti menusuk tulang tulangnya, membuat ia menggigil.

Jaemin melangkahkan kaki nya. Ia mengambil selimut dari lemari lalu menutup seluruh tubuhnya, menyisakan wajahnya yang memerah.

"Huhu dingin. Rasanya kayak mau jadi es, lama lama gue bisa syuting frozen gantiin elsa nih." Monolog Jaemin.

Ia rebahkan diri di atas kasur dan mencoba untuk tidur. Putar kiri, putar kanan dan bahkan tubuhnya sekarang sudah seperti sushi.

"AAAAAKKHH GAK BISA TIDUR, HIKS." Jaemin hampir menangis.

Rasa pusingnya semakin menjadi. Bahkan nafas nya pun semakin panas. Saat saat seperti ini, ia benar benar membutuhkan seseorang untuk menenangkan dirinya. Jaemin akan rewel jika sakit, seperti sekarang.

Pemuda manis itu terisak kecil, ia beranjak turun dari kasur. Masih menutupi tubuhnya dengan selimut, hanya tidak seperti sushi saja. Ia kembali melangkah ke arah lemari.

Melihat pakaian milik kekasihnya yang hampir memenuhi lemari di samping miliknya. Ia memang tinggal satu apartemen dengan kekasihnya.

Lalu, dengan cepat Jaemin mengambil seluruh pakaian itu dan meletakkannya di atas kasur, tanpa menutup kembali pintu lemari. Kembali merebahkan tubuh dengan tumpukan baju kekasihnya.

...

"Aku pulang!" Teriakan itu menggema di seluruh apartemen miliknya.

Pria tampan yang sedang menaruh sepatu itu sedikit heran. Tidak biasanya apart dia sepi dan ia pun tidak di sambut oleh kekasih manisnya. Pria itu melirik jam tangan miliknya.

Pukul 22.00. Biasanya kekasih nya itu tengah bermain di game di ruang tamu, tapi sekarang tidak ada.

"Honey!" Teriak pelan pria itu.

Ia memilih melangkah masuk kedalam kamar mereka berdua. Saat membuka pintu, betapa terkejutnya ia melihat lemari miliknya berantakan. Hampir seluruh pakaian miliknya tidak ada dan terlihat beberapa yang bercecer di lantai.

Oke, sepertinya ini ulah kekasihnya itu. Ia melihat gundukan di atas kasur, lalu langsung menghampiri. Pria itu duduk di tepi ranjang dan tersenyum tipis.

"Nana." Panggilan lembut itu membuat seseorang yang berada dalam gundukan selimut langsung muncul.

Pria manis yang wajahnya tengah memerah lantas segera beranjak duduk di pangkuan kekasihnya. Mendusal, mencari kehangatan yang ia inginkan sejak tadi.

Sedangkan pria tampan itu tersenyum kembali. Kekasihnya ini sedang sakit, pantas berulah. Ia segera melayangkan usapan halus di punggung sempit itu.

"Kenapa semua pakaian aku kamu acak acak, hm?" Tanya pria tampan itu.

"Lama! Nana kan kedinginan. Jeno lama, jadi Nana ambil semua baju Jeno biar gak dingin lagi." Jelas pria manis itu yang ternyata adalah Jaemin.

"Hahaha baiklah baiklah, aku minta maaf. Sudah mandi? badan mu lengket semua."

Jaemin menggeleng.

"Mandi ya, aku siapkan air hangat."

"Mandi dengan Jeno?" Tanya Jaemin. Ia mendongak menatap iris gelap itu.

Jeno lantas terkekeh gemas, ia kecup kedua mata cantik itu. "Iya, dengan Jeno."

"Ish! Jeno, jangan cium cium nanti kamu ikut sakit." Ujar Jaemin.

"Tidak akan."

Jaemin hanya mendelik malas. Tapi ia tahu, bahwa kekasihnya ini memang jarang sakit. Maklum saja, ia pendekar olahraga.

...

Setelah selesai mandi bersama. Jeno membereskan kekacauan yang di buat kekasihnya. Merapihkan pakaiannya di lemari, sedangkan Jaemin hanya melihat dari kasur.

Badan nya serasa seperti jelly, lemas sekali. Untuk bergerak saja ia tak merasa sanggup.

Hampir setengah jam Jeno membereskan kembali pakaian nya. Ia pun kini telah ikut berbaring di samping Jaemin, menjadikan lengannya sebagai bantal untuk kekasih manisnya itu.

"Jadi kamu sakit gara gara lembur? Astaga, Na. Aku sudah bilang berkali kali, tidak usah lembur. Lagi pula kamu kan kerja di kantor aku." Ujar Jeno.

"Ish! gak ada yang tau kita pacaran. Aku sengaja lembur biar bisa bebas besoknya, eh ternyata malah sakit. Huhu jeno, pusing sekali." Jaemin menelusupkan wajah nya di dada bidang sang dominan.

Jeno menghela nafas lelah. Ia mengusap punggung Jaemin. Setelah beberapa menit, terdengar denguran halus dari si manis. Jeno tersenyum tipis, ia mengecup kening Jaemin dan memeluk tubuh hangatnya.

"Aku akan menikahi mu bulan depan." Gumam Jeno sebelum ia ikut masuk ke alam mimpi.











End





















Mungkin kalian bosan tapi akan tetap aku ketik.

Maaf jika alur tidak nyambung dan terimakasih sudah mendukung walaupun hanya membaca saja, tak apa.

Sehat selalu, kalian semua.

Oneshoot/Twoshoot {Nomin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang