02

63 17 0
                                    

Sungguh malas sekali untuk bangun pagi. Tidak susah memang, tapi karena yang di otak (Name) hanya kata libur, jadinya ia agak kurang semangat.

'Aku galakin aja kali, ya. Biar pada gak betah, terus mereka gak mau diajar sama aku,' batin (Name).

Andai saja bukan karena titah ibunya, (Name) tidak akan mau jadi pengajar di TK. Tapi melawan juga rasanya percuma, sang ibu tidak akan berhenti berbicara sampai (Name) menuruti perintahnya.

***

"Ini kelas yang akan kamu urus. Ibu Hani sudah kasih materi ajarnya, 'kan?" ujar Bibi dari (Name), kepala sekolah di TK Rawi Cemerlang.

"Sudah, kok." (Name) menanggapi.

Sebelum itu, (Name) sudah melakukan tur sebentar, mengelilingi beberapa tempat dari TK Rawi Cemerlang selagi tadi menunggu kepala sekolah-yang tidak lain adalah sang bibi. Pasalnya ia agak lumayan lupa dengan denah sekolah berisi anak balita ini. Kalau tidak salah ingat, terakhir ke sini itu saat (Name) baru lulus SMA.

"Ya sudah, semoga kamu bisa betah, ya. Bibi tinggal dulu." Setelah berkata demikian, kini (Name) ditinggal seorang diri.

Tanpa berlama-lama pintu kelas pun dibuka oleh (Name). Begitu masuk ia langsung disambut pertengkaran khas anak kecil.

"Bagi cokelatnya, Aisss! Kan ada banyak."

"Ga boleh. Nanti diabisin."

"Pelit. Aku ga mau temenin Ais lagi!"

Tampak dua figur anak kecil saling bertengkar. Yang satu dia memakai topi oren menghadap ke atas, satunya lagi dia memakai syal.

Coba lihat itu. Kecil-kecil mainnya udah rebutan. Otomatis saja membuat (Name) geleng-geleng kepala melihat tingkah laku keduanya. Padahal di tangan anak yang memakai syal itu ada sejumlah pasta cokelat yang terbilang banyak, tetapi dia enggan untuk berbagi.

"Kakak ada permen. Kamu mau?" tawar (Name) pada si anak bertopi oren.

Menyadari ada sosok asing tidak dikenal, perebutan cokelat itu pun terjeda.

"Kakak siapa? Ibu Haninya kemana?" tanya si anak memakai syal.

"Ibu Hani libur dulu, kan baru lahiran dede bayi, jadi belum bisa ngajar," tukas (Name).

Anak-anak lain yang penasaran pun mengerubungi (Name). Total semuanya ada sebelas anak dalam kelas ini, tapi entah mata (Name) yang seliwer atau kenapa, tujuh di antaranya memiliki wajah yang hampir sama.

"Baiklah, mari kita berkenalan dulu!"

Next ➩
____________
15 Juli 2022

Huru-HaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang