Sheet 18 - : Street food

361 62 3
                                    

Malam ini Minho dan Felix lagi keliling alun alun kota, mereka baru aja pulang kerja jadi untuk ngilangin rasa lelah mereka memutuskan untuk keliling sebentar sekalian mencari jajanan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan, dan Minho juga berniat mentraktir Felix.

Felix meluk tubuh Minho dari belakang, matanya terpejam menikmati angin malam.

Motor vespa Minho berhenti disebuah kawasan street food, tempatnya gak jauh dari alun alun kota mangkanya gak heran kalau disini sangat ramai oleh kumpulan manusia yang sedang menghabiskan malam untuk menghambur hamburkan uang karna di kawasan ini tersedia berbagai macam kuliner yang berjejer disetiap jalan.

Mata Minho dan Felix sontak aja langsung berbinar cerah, tapi binar dimata mereka gak bertahan lama karna langsung mengingat uang di dompet yang minim.

Felix melangkah menuju ke salah satu kedai seafood mata si koala berbinar cerah saat melihat banyak orang yang sedang menyantap kerang hijau saus padang, Minho masih berdiri mematung di depan kedai nampaknya si kucing lagi merenungkan soal nasib dompetnya.

Felix berjalan mundur mendekat kearah tempat Minho berdiri lalu menarik tangan lelaki kelahiran Oktober itu agar lanjut berkeliling.

Tatapan Felix meneliti setiap kedai yang mereka lewati guna mencari jajanan murah yang ramah di kantong.

Setelah puas berkeliling dari ujung sampai ujung lagi akhirnya pilihan mereka jatuh pada pedagang mie ayam di dekat parkiran.

Felix menatap Minho "Beli mie ayam aja deh kak, kata temen baru aku mie ayam disana porsinya banyak. Satu porsi bisa untuk dua orang." Si manis berseru semangat.

"Yakin mau mie ayam? kamu gak mau makanan yang lain?" Pertanyaan Minho langsung mendapatkan gelengan dari yang lebih muda.

Minho menatap Felix ragu, duitnya emang tinggal dikit sih tapi ya enggak mie ayam juga seengaknya makanan yang sedikit mahal.

Tapi Minho bersyukur banget karna gebetannya modelan kayak Felix yang pengertian dan gak pernah nuntut apapun, mangkanya si koala sama sekali gak minta makanan yang menguras kantong.

Pas Felix hendak berjalan ke pedegang mie ayam tiba tiba ada sebuah tangan yang menariknya, Felix mengerjap pelan saat Minho membawanya pergi menjauh "Kak Ino mau kemana? bukannya mau beli mie ayam?" Felix bertannya keheranan.

Minho membawa Felix sampai ke kedai tempat penjual seafood, Minho menoleh kebelakang lalu tersenyum tipis "Uang kakak cukup kok untuk beli satu porsi kerang hijau saus padang." Ucapnya.

Sebelum mereka melangkah masuk kedalam untuk memesan Felix kembali bertanya "T-tapi lebih baik uangnya di tabung daripada--"

"Sesekali gak apa Fe nyobain makanan mahal." Minho berucap lembut, dan mulai memesan kerang hijau saus padang yang Felix inginkan.

"Mba, beli kerangnya satu porsi, di bungkus."

Gak butuh waktu lama kerang pesanan merekapun jadi, selesai membayar Minho kembali menautkan gengaman tangannya dengan Felix.

Mereka banyak mengobrol sebelum sampai ketempat parkir.

"Fe, kamu tau gak kenapa kakak mintanya dibungkus."

Felix menggeleng pelan "Enggak tau, emangnya kenapa?"

Minho berhenti berjalan, lalu merangkul tubuh yang lebih muda "Kalau dibungkus kan makannya dikamar kost, jadi bisa makan sambil peluk peluk koala kesayangan kakak."

Wajah Felix bersemu merah, dia memukul pelan lengan lelaki kelahiran Oktober di sampingnya "Iihh kak Ino mah seneng banget ngebuat wajah Felix jadi merah."

[ TBC ]

[ TBC ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••Mungkin 2 sheet lagi book ini bakalan tamat :/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


••
Mungkin 2 sheet lagi book ini bakalan tamat :/

Miaww! [Minlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang