Si Jelek Antagonis 1

4.4K 336 6
                                    

@adeepp_wp

Tarik napas dan hembuskan. Itulah yang dilakukan oleh seorang gadis cantik berbalut piama. Dia mencoba untuk tenang, tidak ingin membiarkan latar suasana novel memengaruhinya.

Tangannya kembali membalik kertas demi kertas untuk melanjutkan bacaan. Berbagai mimik telah dia tampakan sampai pada akhirnya Mutia menutup novel dengan kasar dan menggeram merasakan banyak sekali emosi dari marah, bahagia dan aneh. Ada ya cerita seperti ini?

"Penulisnya aneh banget, baru kali ini aku baca cerita dengan kharakter antagonis yang jelek, bodoh, tidak tahu diri dan miskin pula," geram Mutia meremas novel yang sudah dia tamatkan.

Sebenarnya tidak ada yang spesial dengan novel itu, Mutia tertarik karena kharakter antagonis yang beda dari lainnya. Dia kira Ratu sang antagonis hanya berpura-pura saja tapi ternyata semua atribut yang menempel pada dirinya adalah sebuah kebenaran. "Kukira bakal WOW gitu, ternyata hanya novel sampah!"

Sungguh saking kesalnya, Mutia begitu menyesal karena telah membeli novel ini. Rasanya ingin sekali mencaci maki sang penulis, tapi tidak bisa dan tidak akan pernah bisa karena tentu untuk menjaga harga dirinya.

Oh siapa yang tidak tahu Mutia? Selegram, tiktoker, youtuber dan influinza ehhh... Influinser... Ehh intinya cewek yang berpengaruh dikalangan anak muda jaman now. Tentu dia tidak bisa melakukan hal negatif, bisa rusak nanti reputasinya.

Jadi apa yang dia lakukan saat ini untuk mengurangi rasa kesalnya adalah makan. Ya makan camilan, seperti coklat. Mutia ingin makan coklat, dia ingat ada satu fansnya memberi banyak coklat dan tentu tanpa membuang watu lagi dia langsung saja mengeksekusi semua coklatnya tanpa tersisa.

"Ratu... Greget banget deh... Kok dia bisa hidup sih? Udah jelek, miskin, bodoh dan tidak tahu diri. Mau aja gitu dimanfaatin oleh teman-teman protagonis cowok." Mutia mengingat kembali kebodohan sang antagonis. Sebenarnya dia marah bukan karena apa-apa tapi ada rasa kasihan di sana. Kok bisa penulis menciptakan kharakter penuh kekurangan seperti Ratu.

Seharusnya kan Ratu diberi kelebihan satu aja, supaya adil juga. Eh ini malah jadi bahan tindasan setiap kharakter. "Sejahat-jahatnya Ratu sebagai antagonis adalah saat dia menunjukan rasa tidak sukanya pada protagonis cewek di depan banyak orang dan mengeluarkan cacian."

"Menggangu moment antara para pemeran utama, itupun bukan yang termasuk jahat, tapi kenapa ya, penulis membuat kharakter Ratu sebagai antagonis?" Banyak sekali keganjilan, karena itu Mutia berharap akan ada cerita lanjutannya walau sudah ending.

Ngomong-ngomong endingnya membagongkan. Disaat semuanya mendapatkan good ending, hanya Ratu saja yang mendapatkan sad ending. Intinya dia mengorbankan sesuatu untuk menukarnya dengan kebahagiaan sang pujaan hati si pemeran utama cowok.

Ratu meninggal tanpa kedua bola mata, ya kedua benda itu berpindah kepilikan menjadi milik sang pemeran utama cewek. Kenapa bisa? Tentu karena si pemeran utama cowok yang memintanya langsung pada Ratu.

Mutia mengigit coklatnya dengan gemas. Dia masih heran ko bisa Ratu menjadi antagonis? Sibuk dengan pikiran Mutia merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya. Entah kenapa rasa lelah datang secara tiba-tiba.

Bukan rasa lelah biasa tapi luar biasa sampai tubuhnya terjatuh pada tempat tidur. Tidak hanya itu, rasa panas mulai menjalar dari bagian kepala sampai perut. Seluruh kulitnya seperti melepuh tapi tidak memerah apalagi napasnya terasa sesak luar biasa.

Mutia menggeleng. "Ini aku diracuni, Ya?" ucapnya dalam hati sembari menahan rasa sakit. Kedua matanya menatap satu batang coklat. "Apakah coklat itu beracun?" Pertanyaan itu menjadi akhir dari kehidupan seorang Mutia si cantik berpengaruh.

Si Jelek Antagonis حيث تعيش القصص. اكتشف الآن