Prolog

606 228 231
                                    

Wellcome..

Jangan lupa vote dan komen
Typo tandai

Follow akun wattpad aku
Follow juga akun Instagram aku, silahkan cek bio

Happy reading

*****

Azalea Friska .C., gadis remaja berusia 17 tahun itu, tengah menatap sebuah rumah yang bagaikan neraka untuknya. Dia membuang nafas kasar. Dengan ragu, dia mulai melangkah memasuki rumah tersebut.

Lea membuka pintu perlahan. Keadaan rumah sudah mulai sepi. Mungkin, kedua orang tuanya dan juga Clara Evania, saudaranya, sudah tertidur. Lea menarik nafas lega.

Hari sudah larut malam, namun Lea baru saja pulang sekolah karena dia dikurung didalam gudang sekolah oleh Clara. Untung ada penjaga sekolah yang mendengar teriakannya. Lea tak habis pikir, segitu bencinya Clara terhadapnya. Padahal, Lea selalu mengalah dengan Clara.

Plak

Lea terhempas saat tiba-tiba ada yang menamparnya dengan sangat keras. Dia memegangi pipinya yang terasa panas.

"DARI MANA SAJA KAMU, HAH?!" Bentak Anton, Papa Lea.

Lea mendongak, di sana, ada Anton yang menatapnya dengan tatapan marah. Dibelakangnya juga ada Clara yang menatapnya mengejek dan Nia, Mamanya.

"MASIH INGAT RUMAH KAMU?!"

Lea menunduk "Ma-maaf, Pa." Lirihnya.

"MAU JADI APA KAMU, HAH?! JAM SEGINI BARU PULANG. KAMU ITU CUMA ANAK PEMBAWA SIAL YANG MALU-MALUIN! APA KATA TETANGGA LIAT KAMU PULANG MALEM-MALEM?! KAMU MIKIR NGGAK, MAU DITARUH DIMANA MUKA SAYA?!" Anton mencengkram kedua pipi Lea membuat Lea meringis kesakitan.

"Paling abis ngejalang, Pa. Ups.." Clara menutup mulutnya seolah-olah dia hanya keceplosan. Namun, tatapan matanya menatap Lea meledek.

"Bener apa yang Clara ucapkan?!" Tanya Nia.

Lea menggeleng "Nggak, Ma, Lea nggak lakuin apa yang Clara ucapkan. Clara cuma fitnah Lea." Ucap Lea.

Plak

Lagi-lagi, Lea mendapatkan tamparan. Kali ini, Nia yang menamparnya, Nia menatap Lea marah.

"BERANI KAMU TUDUH CLARA KAYAK GITU?! KAMU HARUSNYA CONTOH CLARA! DIA ANAK BAIK, DIA SELALU BANGGAIN SAYA SAMA SUAMI SAYA, DIA NGGAK PERNAH MALU-MALUIN. CLARA NGGAK KAYAK KAMU YANG KERJAANNYA CUMA MAIN SAMPAI TENGAH MALEM! DASAR ANAK NGGAK TAU DIRI!" Bentak Nia.

Lea terisak, setiap hari, hanya cacian dan makian yang Lea dapatkan. Lea juga mendapatkan luka, luka fisik maupun batin, Lea selalu mendapatkannya.

Nia menarik Lea kasar "Kamu bener-bener anak nggak tau diri. Sekarang kamu harus dapet hukuman!"

Lea menggeleng "Jangan, Ma. Maafin Lea, Lea janji nggak akan ngulangin lagi. Ampun, Ma," Isak Lea.

"IKUT SAYA!"

Lea semakin terisak saat Nia menghempaskan nya kelantai gudang. Lea terisak sambil terus menggumamkan kata maaf. Namun, Nia tak memperdulikannya, dia justru mengurung Lea di sana.

Lea bersandar pada pintu, dia memeluk kedua lututnya. Lea hanya ingin seperti Clara, disayang oleh kedua orang tuanya. Mengapa kedua orang tuanya selalu membeda-bedakan dirinya dan Clara. Apa yang membuat kedua orang tuanya sangat membencinya? Jika bisa, Lea lebih memilih untuk tidak dilahirkan ke dunia dari pada Lea selalu mendapatkan luka fisik maupun batinnya.

"Lea salah apa, sih, sampai-sampai Mama sama Papa jadi benci banget sama Lea?" Gumam Lea.

"Tuhan, Lea pengen bahagia. Kalau Lea nggak diizinin buat bahagia sama keluarga Lea, kirim satu orang yang bisa jadi sandaran buat Lea,"

"Lea sakit, kapan penderitaan ini berakhir?"

*****

Byurr

Lea tersentak saat tiba-tiba ada seseorang yang menyiramnya. Lea mendongak menatap Clara yang tengah menatapnya dengan sinis.

"Gimana? Seger, kan, udah gue mandiin. Kasian banget yang tidur di gudang, pasti badannya gatel-gatel. Eh, tapi tempat ini cocok, sih, buat lo, sama-sama kotor." Ejek Clara. Dia tertawa meremehkan.

"Ra, kenapa kamu jahat banget, sih, sama aku? Aku punya salah apa sama kamu? Aku ikhlas di beda-bedain sama kamu, aku ikhlas Mama sama Papa nggak merhatiin aku, aku ikhlas kamu rebut semua yang aku punya. Tapi kenapa kamu terus jahat sama aku?" Ucap Lea.

Clara tertawa "Lo sadar nggak, sih?! Kehadiran lo itu udah sebuah kesalahan! Gue benci sama lo Lea, lo bukan saudara gue!"

Lea menatap Clara tak percaya "Segitu bencinya kamu sama aku, Ra, sampai-sampai kamu nggak anggep aku saudara kamu?"

"Heh! Sadar dong, lo itu cuma anak pungut. Lo bukan saudara gue! Nggak mungkin ada saudara yang lahirnya cuma jarak 5 bulan. Lo mikir nggak?!" Sentak Clara. Dia menjambak rambut Lea.

Lea meringis, dia berusaha melepaskan jambakan Clara pada rambutnya "Kenapa kamu ngira aku yang anak pungut? Bisa jadi, kan, kamu yang anak pungut?"

Clara menghempaskan Lea keatas lantai "BERANI LO NGATAIN GUE ANAK PUNGUT?! YANG ANAK PUNGUT ITU LO, BUKAN GUE!"

Lea tersenyum "Kamu bener, Ra, aku anak pungut. Aku anak yang nggak diinginkan. Kenapa Tuhan masih ngasih aku waktu lebih lama lagi, ya. Kenapa Tuhan nggak ambil aku aja dari sini," Lirih Lea. Dia tersenyum miris mengingat keadaannya.

Clara terkekeh sinis "Bagus kalau lo nyadar kalau lo itu anak pungut."

Setelahnya, Clara melangkah pergi meninggalkan Lea yang kembali terisak.

Lea menghapus kasar air matanya "Kenapa aku cengeng banget, sih?"

*****

Gimana?
Lanjut?

Haduhh.. Tadinya mau fokus ke cerita sebelah, tapi ini tangan nggak bisa nahannya😭
Jadi publish deh

Tapi..
Nggak papa,
Kalau banyak yang baca, vote dan komen, aku publish next
Publish nya nggak tentu, ya

Terimakasihh...

My Possessive Psycopath||Slow update Where stories live. Discover now