22. Coulrophile

1.2K 190 19
                                    

Betapa lelahnya mereka yang telah mengurus persiapan pesta. Meskipun tidak ada mahkota atau semacam tiara yang membebani kepala mereka, namun rasanya tetap berat. Inginnya sih ada yang memijit kening itu sebentar saja. Tapi kekasihnya sedang pulang ke kerajaan untuk mengurus ritual pemakaman raja Johnny.

Lucas datang dengan baju yang sudah bersih dari sebelumnya. Ia habis melatih ketangkasan pedang bersama panglima Yeon sejak sore tadi. Pria tinggi itu sudah terlihat segar dan semkain tampan karena sehabis mandi. Dengan pedang yang bertengger di pinggang, lengkap dengan sarungnya. Layaknya sang panglima kerajaan.

"salam"

Mark mengangkat kepalanya yang semula menunduk, untuk melihat siapa yang datang. Ia tersenyum kecil dan membalas hormat dari sahabatnya sekaligus calon panglima tertinggi kerajaan Aigeia itu.

"Apa semua baik-baik saja? Kau tampak sangat lelah"

Mark menagngguk. Tentu! semua sudah baik-baik saja saat ini. Mereka tinggal merayakan pesta dan doa bersama besok pagi. Serta, pengangkatan lucas menjadi panglima tertinggi Aigeia di malam pesta dansa.

Lucas memilih duduk di salahsatu sofa single, tepat disamping mark yang duduk di sofa panjang. Sang putra mahkota yang sebentar lagi menjadi raja itu mendongak untuk menyenderkan punuknya pada senderan sofa.

Melihat semua lukisan anggota keluarga yang terpajang di setiap dinding ruang keluarga ini, membuatnya hatinya menghangat lega.

"jeno benar-benar menjaga kerajaan ini dengan sangat baik"

"ya, itu benar. Kerajaan ini mengalami perkembangan selama kita pergi"

Percakapan itu hendak berlanjut, tapi pintu terbuka dan mengalihkan atensi keduanya. Senyum ceria jadi terbentuk kala melihat orang-orang yang mereka sayangi ikut datang kemari.

Jeno dan renjun datang bersama jaemin dan haechan. Lucas berdiri kembali, tetap untuk memberi hormat. Meskipun mereka memang sudah bersahabat sejak lama dan lucas masih menjadi sepupunya. Namun tetap saja derajat mereka berbeda, antara anggota kerajan dengan panglima.

Jaemin memilih duduk di sisi samping mark untuk segera memeluk si prianya itu. Begitupun haechan pada lucas.

"bagaimana acara pemakamannya?"

"patut di syukuri, semuanya lancar" jaemin tersenyum setelah pelukan mereka terlepas.

"lalu untuk persiapan pesta dan doa bersama besok bagaimana? Apa semua lancar dan sudah selesai?" mark mengangguk sembari mengelus surai hitam orang yang dicintainya ini.

"maaf aku dan haechan tidak bisa membantu banyak"

"tidak apa, ada banyak orang di istana ini yang bisa ku perintah dengan leluasa. Jeno, lucas dan renjun juga ikut membantuku selalu. Jangan khawatir"

Jaemin mengangguk untuk meresponnya. Kemudian ia beralih pada renjun. Begitupun saudara nya, si haechan yang ikut berpindah tempat ke sofa tempat renjun berada.

"apa kamu sudah berjalan-jalan di sekitar istana?" tanya jaemin ketika ia sudah duduk bersama renjun dan haechan.

"iya, tadi pagi aku dan jeno sempat izin sebentar pada mark. Kerajaan ini begitu indah dan penuh dengan bunga. Apa di kerajaan kalian berdua juga begitu?"

Haechan menggeleng. " hmm kami juga memiliki bunga, tapi tidak sebanyak di kerajaan ini. karena memang itu julukan untuk Aigeia. Si kerajaan bunga"

Jaemin mengangguk untuk membenarkan perkatan saudarinya. "di kerajaan Athena banyak terdapat tanaman herbal, karena memang kerajaan kami mengembangkan obat-obatan untuk di kirim ke penjuru wilayah lautan di muka bumi ini"

TRISULAWhere stories live. Discover now