10. Kencan (2/2)

162 40 4
                                    

Ada dua hal di dunia ini yang bisa membuat seseorang merasa senang; yang pertama adalah waifu mereka menjadi nyata, dan yang kedua adalah mereka memiliki pacar.

Ketika membicarakan tentang pacar, hal itu tidak lepas dari hubungan dua orang yang saling mencintai.

Meskipun dalam beberapa kasus ada beberapa orang atau lebih dalam satu hubungan itu, tapi hal itu tidak akan disebutkan di sini.

Akira, dengan semua pengetahuannya yang minim tentang memiliki pacar, harus memutar otaknya agar dia bisa membuat pacarnya senang.

Pengalaman Akira memiliki pacar memang diluar ekspektasi, tapi hal itu sudah terjadi, dan waktu tidak bisa diputar kembali.

Jadi, dengan menghargai waktu juga pacarnya, Akira ingin lebih mengenal Nino; mencari tahu hal yang dia sukai, makanan kesukaan, atau hanya sekedar berjalan-jalan bersama.

Karena itulah, dia sejak awal merencanakan Kencan ini sebelumnya. Hanya saja, karena Nino mengajaknya lebih dulu, dia kalah cepat di sini.

"J-Jika kau terus menatap wajahku ... A-Aku juga akan merasa malu, tahu ...."

Nino bergumam pelan, sedikit menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan pipinya yang semerah tomat.

'Ah, sepertinya aku sudah ketahuan sejak awal' pikir Akira.

Memang benar, alih-alih berfokus pada film yang sedang diputar di depan, pandangan Akira malahan lebih sering terfokus pada sosok Nino yang duduk di sebelahnya.

Di sisi lain, Nino, sebagai seorang gadis tentu saja memiliki intuisi yang tajam dengan tatapan yang diarahkan pada mereka. Dan, dia sendari awal juga menyadari tatapan Akira pada dirinya sendiri.

Satu atau dua kali dia merasa senang, tapi ketika Akira melakukan hal itu hampir sepanjang waktu, Nino mulai merasa malu dan akhirnya menyuarakan ketidakpuasannya.

Meskipun pada awalnya dia berniat untuk mengabaikan pandangan Akira, tapi tatapan Akira menjadi semakin intensif, dan sulit baginya untuk berkonsentrasi pada film ketika Akira terus menerus menatap wajahnya sepanjang waktu.

"Ah, maafkan aku. Hanya saja aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu ... Apa kau tidak suka ...?"

Akira bertanya dengan ragu.

"Tidak! Bukan begitu maksudku ... Hanya saja, jangan terlalu sering menatapku ... Karena itu juga akan membuatku merasa malu ...."

"O-Oh, baiklah ...."

Kini, pipi mereka menjadi merah, dan pandangan mereka saling membelakangi satu sama lain untuk menyembunyikan rasa malu mereka.

Nino adalah satu hal, tapi Akira? Dia sangat tidak berpengalaman dengan hal semacam ini.

Untuk bisa dekat dengan perempuan, Akira tidak pernah membayangkan hal itu. Apalagi, Akira juga hampir tidak memiliki teman perempuan saat ini.

Hari-hari Akira dihabiskan dengan bekerja paruh waktu, dan ketika ada waktu luang, dia lebih memilih untuk bersantai di rumahnya dengan menonton anime atau membaca manga, alih-alih pergi bermain dengan teman-temannya.

"U-Um ... B-Bisakah aku memegang tanganmu ...?"

"... Tentu." Nino berkata dengan pelan.

Meskipun saat ini wajahnya semerah tomat, tapi dia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak berteriak dan mengacaukan suasana.

Kemudian, tangan Akira secara alami terangkat dan bertumpu diatas punggung tangan Nino. Tangan yang saling tumpang tindih memberi kehangatan dengan caranya tersendiri.

Quintuplets: Secrets of Love [Hiatus]Where stories live. Discover now