RAIGAN

25 0 2
                                    

"Mau kemana lagi kamu Rai?" ujar seorang wanita paruh baya yang tengah sibuk menyibukan makan malam.

Gadis itu tidak menggubris, ia terus berlari keluar dan menaiki motor kesayangan nya itu.

"RAIGAN!!. Mama masih ngomong sama kamu ya!" lanjut wanita itu.

Ia memutar bola matanya dan menghembuskan nafas dengan kasar, lalu membuka helm yg ia kenakan.

"Apa sih ma?" jawab Gadis itu dengan nada malas.

"Kamu itu. Orang tua tanya ya dijawab jangan main melesat kabur aja, mama gak ngajarin kamu jadi kurang ajar ya Rai." oceh wanita tua itu.

Sebenarnya Rai sangat malas mendengarkan ocehan Mama nya, yang mungkin memang menjadi santapan sehari hari ketika ia hendak pergi untuk balapan bersama kelompok Motornya.

Lagi pula Rai juga tidak terlalu dekat dengan Mama nya semenjak orang tua nya berpisah.
Ia menjadi gadis yang angkuh dan sangat liar. Sampai sang mama pun tidak sanggup untuk memarahi nya karena kenakalan kenakalan yang ia buat tempo hari.

"Udah mah?! Aku ada jadwal balapan ini nanti telat. Oh iya sekalian aku mau bilang kalau aku gak pulang malam ini, mau nginap di rumah Faisal." cetusnya sembari memakai helm nya kembali lalu menyalahkan mesin motor milik nya.

Ia pun melesat pergi dengan motor miliknya hingga bayangan nya tidak terlihat lagi.

"Mbak biarin aja gitu, anak perempuan kayak Rai melenggang pergi kayak gitu? Jangan di biasain mbak gak enak sama tetangga kalo dia terus terusan pulang malam atau gak pulang lagi" ujar sesosok pria yang terlihat lebih muda dari Hetty atau sang mama.

"Mbak capek didik dia Dy. Kamu tau itu anak keras kepalanya kayak apa." ujar Hetty yang langsung kembali kedapur untuk menyiapkan makan malam.

Disisi lain, Raigan pun sampai di markas "Solsectiuon Red" Nama untuk geng motornya. Semua anggota sudah berkumpul dan menunggu kedatangan satu satu nya anggota perempuan di Solsectiuon red.
Belum sempat gadis itu memarkir motornya ia sudah disambut oleh seorang Pria berbadan tegap yang tengah mengesap sebatang Rokok Filter.

"Tumben amat lu telat?" sambutnya.

Rai pun langsung memarkirkan motornya dan melepaskan helm nya.

"Gila lu, belum sempet markir motor, udah di introgasi aja gua." balas gadis itu sembari berjalan masuk.

Pria itu mengikuti Rai masuk kedalam ruangan dimana banyak anggota yang sedang bersantai menikmati rokok dan kopi hitam mereka.

"Ya kan gua nanya, biasa nya lu duluan yang dateng sebelum kita kita" lanjut si pria yang diketahui bernama Sandi ini.

"Biasa lah san, denger wejangan dulu gua dari nyokap" jawab Rai sembari mengambil sebatang rokok yg tergeletak di meja lalu membakarnya.

Ruangan itu penuh dengan asap dan tawa dari teman teman nya yg sesama anggota itu.
Mereka tahu betul bagaimana sifat orang tua Rai yang satu itu. Namun mereka tidak menyalahkan nya karena terlalu berisik tentang kegemaran anaknya. Dan mereka juga tidak mendukung sepenuh nya keputusan Rai untuk membenci sang Ibu.

"Yaudah jadwal kapan dimulai ?" cetus Rai.

"Nanti jam 1 an kata rangga, soalnya jam segini masih rame di sentul udah gitu agak susah aksesnya" ujar pria cungkring yang duduk didepan nya.

"Alah kelamaan, Gua ngopi dulu dah sebentar" balas nya sembari mematikan Rokok yang tinggal sedikit itu, lalu beranjak ke dapur untuk membuat segelas kopi cappucino kesukaan nya.

Rai pun dikejutkan oleh sosok laki laki berbadan tinggi dan berisi yang tengah berdiri di ambang pintu belakang.
Laki laki itu terkekeh melihat ekspresi lucu Rai saat terkejut melihatnya.

"Santai aja kenapa sih Rai, kayak ngelihat hantu aja" ujarnya yg masih terkekeh.

"Ya elu lagian berdiri disitu kayak apaan tau, Bikin orang jantungan aja" sahut Rai pada laki laki itu.

"Lah dia lupa, Ini kan emang teritorial gua. dari ini markas berdiri juga udah disini." cetus nya lagi.

"Pantes.... Orang pada takut sama lu ya run, wong lu aja bergaul sama tante kunti" ujar gadis itu yang diiringi tawa kecil.

"Sialan lu, eh iya gimana hubungan lu sama si Rico? Baik baik aja kan?, soalnya udah lama gua gak lihat dia dateng kesini. Biasa nya ngebuntutin elu terus" lanjut si laki laki yang diketahui bernama Harun itu.

Rai menghentikan tangan nya yang sibuk mengaduk kopi buatan nya itu, ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Harun.
Ia menghembuskan nafas nya dengan kasar lalu merapihkan helaian rambut yang terjatuh perlahan mengikuti arah wajahnya.

"Udah ke laut" cetus Rai yang kembali fokus pada kopinya.

Harun hanya mengerutkan dahi nya ketika mendengar jawaban dari Rai.
Ia tidak menyangka pasangan panutan nya itu ternyata berakhir. Kapal nya karam, begitu lah yg ada di pikiran Harun sekarang.
Tapi kenapa?, selama ini Rico terlihat sangat menyayangi Rai dan begitupun sebaliknya.

"Sorry ya Rai, gua gak ada maksud" ujar nya sembari berjalan menghampiri Rai.

Rai menoleh kearah pria itu dan menatap nya.
Mata nya basah, karena sedari tadi ia menahan air mata itu jatuh, dan ia juga tidak mau Harun melihat nya menangis.

"Nangis aja Rai, ada gua disini yang siap dengerin lu" ujar Harun yang seraya memeluknya erat.

"Tangisin aja gpp, lu juga manusia, lu berhak nangis dan ngerasain semuanya okay" lanjut nya sembari memberi usapan kecil di punggung gadis itu.

Dan akhirnya pertahanan Rai runtuh. Air mata itu tidak mampu terbendung.

Dari kejauhan, terlihat seorang

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Sep 21, 2022 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Its Always Gonna Be youOnde histórias criam vida. Descubra agora