Dead Attack - Mereka Kembali

48 7 0
                                    

Yang Lisa dan Somi lakukan selama di tempat pengungsian itu hanyalah membantu para perawat yang kesulitan mengurus anak-anak kecil yang terlantar akibat ayah mereka yang dicegat dan dijadikan pasukan militer.

Sebenarnya tak banyak yang dapat dilakukan disana mengingat segala kebutuhan mereka sudah disediakan para petugas.

Dan mereka belum mendengar kabar apapun soal Jungkook dan Wonwoo. Takut terjadi sesuatu pada mereka. Takut tak dapat bertemu lagi. Takut ternyata mereka sudah dipindah-tugaskan ke luar dari tempat ini, dari kota ini.

Atau mungkin dari negara ini.

Ah sudahlah, lagipula Lisa tidak tahu apa di negara luar sana juga sama terinfeksi seperti kota mereka atau tidak.

"Lisa," panggil Somi pelan sambil menepuk bahunya karena gadis itu tak kunjung menyahut panggilannya.

"Ya?" Tanya Lisa sambil menoleh.

Somi menyodorkan sekotak makanan ke arah Lisa dan duduk di sebelahnya. "Membosankan ya," ucapnya tiba-tiba sambil menatap ke langit siang hari yang agak kelabu.

Lisa tersenyum tipis, "dan sepi," tuturnya. "Padahal seharusnya jam segini kita sedang berada di sekolah, membuat kegaduhan atau bahkan membolos ke kantin untuk menghindari pelajaran matematika," katanya sedih mengingat masa-masa itu.

Somi menghela napas. "Aku juga rindu, rindu kalian datang mengobrak-abrik kelasku dan mengejek Jaemin juga Eunwoo saat mereka terlalu serius menanggapi candaan, aku rindu saat kita-semuanya menjadi dekat karena insiden di lab, liburan bersama... semua itu... apa bisa kita rasakan lagi sekarang?"

Lisa ikut sedih mendengar perkataan Somi. Mendadak kepalanya jadi memutar memori dimana hari-hari itu terjadi. Dimana pertama kali... Lisa merasakan yang namanya persahabatan yang begitu erat menyelimutinya.

Kalau bukan karena kejadian kebakaran kecil di lab akibat ulah teman-temannya saat itu-yang menyebabkan mereka ber-duapuluh harus dihukum bersama seharian penuh, mungkin Lisa tidak akan berteman dengan mereka semua kecuali Jungkook, Somi dan Jaemin tentunya.

Ngomong-ngomong soal Jaemin... Lisa rindu sekali anak itu. Jaemin sudah seperti adik baginya, yang kaku, tegas, dan sangat serius sampai-sampai sering salah paham dengan candaan orang yang menurutnya-tidak pantas dijadikan bahan ejekan. Lisa bahkan belum sempat menyapanya setelah tidak bertemu selama masa liburan.

Sayang sekali lelaki itu harus menjadi korban pertama dari kemunculan wabah ini.

Keduanya tidak ada yang berniat memakan kotak makan siangnya sama sekali. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Mengabaikan orang-orang yang berlalu lalang menuju ke tempat pengambilan makan siang. Untungnya Somi gerak cepat mengambil makanan duluan sebelum yang lain datang.

Terjadi sedikit kericuhan tidak jauh di depan mereka. Tampaknya berebut makanan dengan tidak sabaran. Melihat hal itu, Lisa perlahan membuka kotak makanannya dan mulai mengunyahnya.

Tidak boleh buang-buang makanan. Masih ada orang-orang kelaparan di luar sana yang entah kapan mereka akan merasakan rasanya makanan lagi.

"Apa yang akan kau lakukan kalau berhasil selamat dari wabah ini?" Tanya Lisa di sela-sela makannya.

Somi tampak berpikir, lalu tersenyum. "Hal pertama yang ingin aku lakukan adalah berlarian di pinggir pantai," ujarnya pelan, "bersama semuanya yang tersisa, dan mengenang kematian teman-teman kita,"

Lisa menganggukan kepala. Pantai adalah salah satu tempat yang sangat disukai olehnya dan juga teman-temannya. Setiap ada kesempatan liburan bersama, mereka akan menyewa bus dan berangkat menuju pantai selama seminggu.

The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang