part12

2.6K 217 43
                                    

Selamat membaca~~



🌻🌻🌻

Hari ini weekend.
Jungwon berdiam diri di kamar hampir setengah hari lamanya. Membuat sang ibu sedikit khawatir, pasalnya Jungwon tidak akan pernah berada di kamar selama itu.
Biasanya si anak kedua akan pergi bermain dengan temannya untuk menghabiskan waktu libur.

Berkali kali Jiwoon mengetuk pintu kamar Jungwon yang terkunci, membujuk anaknya keluar untuk sekedar mengisi perut.
Namun tidak ada sahutan dari dalam.

Faktanya Jungwon kini tengah bertukar pesan serius dengan Jay.
Jungwon menceritakan secara rinci kejadian tempo hari.
Tentang gelagat sang ayah yang mencurigakan, tentang kumpulan kunci yang seakan di sembunyikan, tentang kebiasaan ayahnya yang kerap kali menghabiskan waktu di ruang bawah tanah.
Semua Jungwon ceritakan tanpa terkecuali.

Sejak hari itu seseorang yang muncul di benak Jungwon pertama kali adalah Jay, karna tidak mungkin baginya untuk menceritakan hal tersebut kepada sang ibu.
Bisa bisa ibunya bertingkah gegabah dan membuat Sunghoon semakin marah.

Ia ingin membatu ibunya menemukan Sunoo, sangat ingin.
Tetapi ia masih bimbang.
Ia masih harus menyelidiki sendiri secara perlahan atas kecurigaannya pada Sunghoon.
Membuktikan sendiri apakah benar ayahnya merupakan dalang di balik hilangnya sang kakak selama ini.

Jay juga kerap kali memberikan kalimat penenang juga semangat untuknya.
Jadi ia tidak perlu merasa takut yang berlebihan.

Jungwon berencana untuk menggeledah diam diam ruang bawah tanah nanti malam.
Selama beberapa hari terakhir ini, ia sengaja mengamati Sunghoon serta menghafal waktu kapan sang ayah benar benar meninggalkan ruangan tersebut.



Sore hari tepat pukul empat Jungwon menampakan diri.
Bersikap seperti biasa agar kedua orang tuanya tidak khawatir juga tidak menaruh curiga padanya.

Jungwon menghampiri ibunya yang tengah menyirami tanaman di depan, setelah ia sadari tidak menemukan keberadaan sang ayah.

"Ibu, ayah pergi?"

Jiwoon reflek menoleh mendengar suara Jungwon.
Tiba tiba secara sadar Jungwon dibawanya dalam dekapan, membuat si putra kikuk akan kebingungan.

"Jungwon, jangan mengurung diri dikamar lagi selama itu ya. Kamu juga tidak pernah mengunci kamar, kenapa tadi kamu kunci? Kamu sakit? Atau sedang ada masalah? Kamu bisa cerita sama ibu ya. Jangan buat ibu khawatir"

Ahh, Jungwon sadar sekarang. Ibunya takut jika dirinya juga akan meninggalkannya.
Maka dari itu ia balas dekapan penuh khawatir itu dengan usapan lembut di punggung.

"Maaf sudah membuat ibu khawatir. Aku tidak apa apa kok, tidak sakit juga. Maaf ya ibu"

Jiwoon menggangguk menerima permintaan maaf Jungwon, lalu di lepasnya pelukan tersebut.

"Ayahmu pergi entah kemana sejak siang tadi"

Ketika Jungwon menelisik halaman rumahnya, baru ia sadari jika mobil ayahnya tidak ada disana.

"Ayo makan nak, kamu belum makan seharian"

"Iya ibu"

Keduanya berjalan berdampingan menuju ruang makan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Man in the basemant [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang