𝐈𝐕» [Your Viscount]

711 100 3
                                    

THE CROWN—The End of Dusk.

“S E M P I T E R N A L”

•••


Sepenggal sisa senja yang menawan. Kemarin, setelah bersama-sama saling melepas rindu dengan sedikit gurauan serta cerita-cerita kecil berlatarkan suasana hutan Glade, Zee mengantarnya pulang dengan senyum cerah.

Tentu saja di depan lubang tembok rahasia itu.

Nunew tak menampik bahwa eksitensi seorang Zee begitu sangat berarti dalam hidupnya.

Malam di lewati dengan ketenangan hati—Nunew yang hampir sepanjang musim tak dapat menatupkan kedua mata sebab penuh kegelisahan, mendadak menjadi seorang putri pemalas hanya dengan membayangkan bagaimana wajah rupawan Zee membelai memori dalam kepalanya. Hasrat ini sudah sedalam lautan, sungguh.

Sampai Nunew terbangun, tepat setelah lonceng agung katedral tengah kota menggema menembus setiap sudut wilayah. Menarik banyak tanda tanya besar orang-orang.

Nunew hanya bisa menunggu, sampai beberapa Guard menjelaskan bahwasannya perang telah di laksanakan di pemerintahan utara—itu artinya perang telah menyeruak lebar. Debu di kawasan perang membumbung menaungi langit. Kegaduhan pecah di mana-mana.

Namun, yang menjadi fokus utamanya saat beranjak keluar dari kamar adalah, ia tanpa sengaja mendengar kegaduhan yang ada di dalam ruangan pertemuan besar.

Nunew mengintip takut-takut dan menemukan banyak raut wajah yang di penuhi gelombang kegelisahan.

Ayahnya—Duke Perdpiriyawong terlihat terduduk murka, dengan beberapa guard yang menunduk dalam.

“Apa yang terjadi?” Itu pernyataan yang muncul paling dulu dari bibirnya saat mendapati keberadaan James yang terlihat terisak pilu. “Mengapa kakak menangis?” Dalam detik ini, nalurinya telah di penuhi bayang-bayang buruk!

“CARI! PERGI KALIAN SEMUA, JELAJAHI SEGALA TEMPAT!” Suara bariton Duke Perdpiriyawong menggema di segala penjuru. Sebelum pria dengan gelar tinggi itu beranjak keluar dari ruangan pertemuan, di susul oleh beberapa kesatria kepercayaan.

Nunew menepi buru-buru. Ia bersembunyi di balik sebuah pilar besar. Gema langkah kaki yang kian mengabur menjadi tanda bahwa ia sudah dapat keluar dari persembunyian. Ia berlari lekas memasuki ruangan pertemuan, di mana James masih tampak menangis.

Your Grace!” Nunew memekik. Gemerincing permata yang menempel di setiap permukaan jubah kebangsawanannya mengacau keheningan yang ada. Ia menatap James penuh tanda tanya.

“Nu—” James seakan tak sanggup mengatakan apapun. Sesak dalam dada selalu dapat mengacaukan Indra yang ada.

“Ada apa kak? M—mengapa kau menangis?” Butiran-butiran air mata putra pertama Duke Perdpiriyawong itu di usap pelan. Nunew selalu tak sanggup jika melihat James dalam keadaan buruk. “Ada yang terjadi?”

James mendekap tubuh sang adik erat—dengan raungan pilu. “N-net ... Net di kabarkan hilang, Nu!”

Para Guard yang berhasil pulang hidup-hidup, menyampaikan kabar duka ini pada Duke Perdpiriyawong ketika fajar. Saat melakukan patroli, sekumpulan manusia-manusia pembelot menyerang Net beserta pasukan yang bertugas! Mereka melakukan penyerangan brutal, hingga kabar hilangnya Net menusuk rungu hari ini!

“Kekasihku ... Nu! Mereka menyakitinya!” James meraung! Membenamkan wajahnya pada pundak sang adik dalam-dalam.

Terdiam terpaku—Nunew seakan tak sanggup mengendalikan dirinya beberapa saat. Ia tentu saja amat sangat terkejut! Yong Viscount Net, hilang? Otaknya seakan amat sangat sulit mencerna itu semua! “K-kak, Young Viscount Net, h-hilang?”

THE CROWN - The End of Dusk [ZeeNunew] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang