Chapter 5

574 80 7
                                    

Jaemin keluar dari mobilnya, lelaki tampan itu berjalan dengan angkuh kedalam gedung tua miliknya.

"Dimana dia?" Jaemin bertanya kepada 2 orang kepercayaannya yang sudah berdiri menunggu kedatangannya didepan sebuah ruangan.

"Didalam ruangan ini Jaemin." Salah satu dari kedua lelaki itu menjawab.

Jaeminpun memasuki ruangan itu setelah pintunya dibuka dari dalam oleh para anak buahnya. Ruangan yang cukup lembab, tidak ada ventilasi, hingga bau pengap benar-benar menusuk hidung mereka.

Disana. Tepat didepan Jaemin, Soobin tergeletak dilantai dengan tangan terikat. Keadaannya sungguh mengenaskan, dengan darah kering yang mengalir dari sudut bibir dan matanya yang membiru kentara.

Jaemin berjalan mendekati lelaki itu dengan sebatang rokok yang terselip diujung bibir tipisnya. Mendongakkan wajah yang penuh memar itu menggunakan ujung sepatu mahal yang ia kenakan.

"Ja-Jaemin?!" Soobin berucap lirih, meringis kesakitan karena bibirnya yang sudah sobek akibat pukulan yang ia terima.

Jaemin berjongkok, menyeringai menatap lelaki yang tampak tak berdaya itu.

"Ya. Aku Jaemin, pemilik dari Park Jisung. Ingat itu baik-baik!"

Lelaki yang adalah teman kampus Jisung itu terbelalak menatap Jaemin takut-takut saat rokok yang tadi terselip dibibir beralih mendekati wajahnya.

"ARGHHHHHHHHHH" Lelaki itu berteriak nyaring saat Jaemin menempelkan batang rokok itu. Membuat pipi Soobin melepuh, kemerahan dan sedikit berlubang.

Jaemin mengeluarkan pisau lipatnya. Dia menyeringai bak iblis saat Soobin terlihat bergerak mundur, ketakutan.

Jaemin melepaskan ikatan tali pada tangan Soobin. "Kau tahu, aku sangat tidak suka saat ada orang yang berani menyentuh MILIKKU!"

Jaemin menekan kata "MILIKKU" didepan wajah lelaki itu.

"Tangan dan bibir kotormu ini harus diberi pelajaran. Agar berhenti bertindak kurang ajar selamanya. Aku benar, bukan?" Jaemin menatap tajam Soobin seolah ingin mencabik-cabik tubuh lelaki itu.

"Lepaskan! Jisung tidak boleh berakhir dengan manusia iblis sepertimu!"

Jaemin mendengus lalu tertawa remeh. Lelaki tampan itu memainkan pisau ditangannya, kemudian meludahi wajah Soobin.

CRASHHHHH!!!

"ARKHHHHH!"

Soobin berteriak keras saat jari-jari tangannya dipotong oleh pria berjas hitam itu. Jaemin tertawa terbahak. Dia biasanya tidak akan mengotori tangannya sendiri, tapi kali ini ia benar-benar akan menghabisi lelaki yang telah lancang menyentuh miliknya.

"UHUKKK!!!" Jaemin menginjak dada Soobin, membuat lelaki itu sesak nafas. Wajahnya membiru karena kesulitan untuk bernafas.

Dua lelaki yang masuk keruangan bersama Jaemin tadi tampak asik melihat pertunjukan yang diberikan oleh Jaemin.

"Apakah dia sebentar lagi akan mati?"

"Sepertinya belum. Jaemin akan menyiksanya habis-habisan sebelum mengirimkannya ke neraka."

"Well .. ini menarik."

"Kehhh!" Soobin terkekeh, membuat Jaemin semakin menggeram dan menginjak dada lelaki itu lebih kuat lagi.

Ia pun menyeringai. "Ugh! Jisung, dia pemuda yang sangat manis dan juga baik. Kulitnya sangat lembut, dia seperti malaikat. Malang sekali nasibnya hingga terperangkap bersama iblis sepertimu!"

Kedua orang itu bergidik ngeri saat Jaemin dengan kejamnya menancapkan pisau belatinya tepat pada penis lelaki itu yang kini sedang melolong kesakitan.

Tell MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang