5. Gus Aktar Suamiku

138 10 0
                                    

Hamerra turun dengan satu bayi di gendongannya, diikuti Gus Aktar juga dengan kembarannya.

"Masyallah, cucu umi turun" umi Amirah tersenyum menghampiri cucunya.

"Sarapan dulu sana, biar umi gendong kembar sama Humaira" suruh umi Amirah saat mengambil Bayi dalam gendongan Hamerra.

"Oh iya mas, kembar belum dikasih nama. Kemarin Dokter telpon aku buat bikin  akta lahirnya." Kata Hamerra saat dirinya sudah duduk di kursi meja makan.

Gus Aktar mengaggukan kepalanya, ia menatap bayi yang berada didalam gendongannya dengan lembut.

"Yang digendong Mas namanya, Atha Read Hamizah kalo yang digendong umi namanya, Atha Albiru Hamizah"

"Mas serius?" Tanya Hamerra dengan bibir tersenyum lebar.

Nama Albiru dan Read itu adalah keinginan dirinya, walaupun awalnya sempat ditolak dengan sang suami.

"Iya, mas udah kirim pesan juga kedokter pake ponsel kamu" katanya lagi dengan bibir tersenyum tipis.

"Nanti anak ketiga namanya jingga?" Sahut Humaira saat masuk kedalam dapur, ia mendengar nama kedua keponakannya.

"Kalo cewe, kalo Cowo lagi?" Kata Gus Aktar dengan mengakat bahunya.

"Masih lama mas! Kembar aja belum ada sebulan" Hamerra menatap sinis suaminya.

"Iya, lima atau enam tahun kedepan"

Humaira yang berada disana langsung memutar bola matanya dengan malas, ia mengambil bayi dalam gendongan Gus Aktar dengan hati-hati.

"Jangan di goyangin, abis minum susu" Gus Aktar mengingati.

Umi Aminah dan Humaira keluar dari dapur menyisahkan Hamerra dan Gus Aktar.

Hamerra mengambil porsi makanan untuk suaminya, serta dengan lauk pauknya juga.

Acara sarapan pagi hening hanya ada mereka berdua saja, bahkan ndalem sepi Abinya pasti sedang pergi tempat para pengurus.

"Nanti mas harus kekantor buat ngasih berkas" ucap Gus Aktar disela makannya.

"Bukannya minggu depan baru masuk?" Tanya Hamerra dengan hati-hati.

"Iya minggu depan, ini cuman ngasih berkas aja" jawabnya.

Hamerra telah selesai sarapannya begitupun dengan Gus Aktar. Hamerra pergi keruang tamu dimana ada mertua dan adik iparnya, sedangkan sang suami naik keatas untuk masuk kedalam kamar.

Sesuai dengan ucapannya tadi, suaminya itu akan pergi kekantor untuk memberikan berkas yang bosnya pinta.

Jika kalian bingung kenapa Gus Aktar bekerja diluar? Apa dirinya tidak mengurus atau mengajar dipesantren?.

Gus Aktar tidak mungkin hanya mengharapkan dari pesantren saja, maka dari itu ia juga berkerja sampingan di sebuah perusahaan.

Ia akan berkerja saat perusahaan sedang ada masalah, atau pekerjaan bos yang menumpuk maka Gus Aktar akan pergi kekantor.

Tetapi gaji tetap sama dengan bagaimana ia bekerja pada umumnya. Itu mengapa Gus Aktar tidak mempersalahkan biaya rumah sakit Hamerra kemarin.

"Suamimu mana mbak?" Tanya umi Aminah.

Hamerra duduk disamping mertuanya, ia mengambil Albiru digendongan umi Aminah.

"Siap-siap mau kekantor umi" jawabnya dengan lembut.

"Loh katanya cuti, gimana si dia" sewot Umi Aminah.

"Cuman ngasih berkas umi, abis itu pulang buat jagain Read sama Albiru" sahut Gus Aktar dari pembatas dapur dan ruang tamu.

GUS AKTAR SUAMIKU (On Going)Where stories live. Discover now