Bab XXXVIII

40.9K 2.5K 206
                                    

Tindakan sekecil apapun yang kamu lakukan, akan berdampak besar di masa depan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tindakan sekecil apapun yang kamu lakukan, akan berdampak besar di masa depan.

....

"Pulang dari sini mau beli donat?"

Pandangannya berganti menatap Saka yang sibuk mengemasi barang milik Qila diatas ranjang, suara datarnya berubah begitu lembut saat menanyakan hal tersebut kepadanya.

Memperhatikan adik kembarnya yang begitu cekatan melipat beberapa baju dan langsung mengemasnya ke dalam tas hitam. Nampak terbiasa dan begitu telaten.

"Kalau mau nanti kita mampir dulu." Saka menarik senyum tipis saat lagi-lagi perkataannya tak ditanggapi. "Lo suka rasa stroberi kan?"

Meskipun dari tadi ocehannya tidak ditanggapi, Saka tetap terlihat tenang, jujur saja dalam hatinya ia sedikit tergelitik karena keadaan saat ini seolah terbalik secara tiba-tiba. Dia yang berusaha membuat Qila bicara dan Qila yang terus mengabaikannya.

Perlakuan yang dulu ia berikan pada Qila kini berbalik padanya.

Sejak semalam Qila terus menangis, Qila tidak menjelaskan secara rinci apa yang terjadi, namun Saka tahu bahwa sesuatu yang buruk sudah terjadi dan semua itu disebabkan oleh pacar Dirga.

Kalau saja Ayah tidak menahan Daniel mungkin sekarang Dirga lah yang akan terbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah babak belur. Sudah lama Saka tidak melihat Daniel emosional seperti semalam.

"Urusan ini biar jadi tanggung jawab Ayah. Kalian fokus saja dengan Qila."

"Ayah gak akan biarin orang itu lolos, jadi, tolong nurut satu kali ini pada Ayah, Daniel. Perempuan itu pasti dapat bayaran setimpal atas perbuatannya hari ini."

"Ayah akan cabut semua fasilitas Dirga, kita lihat sampai sejauh mana dia bertahan dengan semua kesombongannya itu."

Mengingat Daniel yang tak berkutik semalam selepas mendengar kalimat yang Ayah ucapkan Saka pikir itu sedikit berhasil menenangkan amarah dalam diri Daniel. Entahlah, mungkin karena Qila sakit dan mengingatkannya pada Bunda, Saka merasa bahwa Daniel kian sensitif dari waktu ke waktu.

"Permisi." Seorang perawat perempuan masuk sambil tersenyum lembut. "Pemeriksaan terakhir ya, setelah satu jam dari sekarang pasien baru bisa pulang."

Saka mengangguk sekilas dan membiarkan perawat tersebut mengecek kondisi Qila. Beberapa kali diajak bicara mengenai kondisi yang dirasa Qila hanya menjawab dengan gerakan kecil sebagai isyarat tubuh.

"Okay jangan lupa untuk obatnya harus selalu di minum, perhatikan juga pola makan yang sudah dokter jelaskan, tiga minggu dari sekarang kita bertemu lagi."

Suasana dingin dan bau obat-obatan yang menyengat sudah tidak lagi mengganggu indera penciumannya. Qila hanya diam dengan tatapan kosong, kedua tangannya saling bertautan.

Paradise (Segera Terbit)Where stories live. Discover now