D u a p u l u h d u a🤭

1.5K 139 4
                                    

Aku lagi kobam sungtaro hehe

Chapter depan ada Papi Jeff sama Jevan


















Sadam menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur begitu ia sampai di rumah pagi ini. Jam menunjukkan tepat pukul 10 pagi. Kegiatan di luar kota karena masa orientasi fakultas benar-benar membuat tubuhnya remuk. Seminggu tidak bertemu Sheryn, membuatnya kangen setengah mati.

Selama di puncak dan kegiatan orientasi sedang berlangsung semua handphone peserta akan disita oleh para panitia. Dan dikembalikan saat acara selesai itupun saat sore menjelang malam. Waktu Sadam masuk ke dalam rumah hanya ada para art. Semua anggota tidak ada di rumah. Jeff dan Theara ke kantor, Jevan dan Mark tentu saja ada kelas sedangkan Joel di sekolah.

Sadam mengambil handphone dari saku jeans dan membuka ruang obrolan dengan Sheryn yang kontaknya ia sematkan. Gadis itu terlihat online beberapa saat yang lalu. Sadam bangun dari kasur dan menyisir rambut hitamnya ke belakang menggunakan jari, tangannya tidak tahan untuk tidak memberi kabar pada gadisnya. Jemarinya bergerak lincah di atas layar.

Sadam: Aku udah sampai rumah.

Sadam: Kelas selesai jam berapa?

Cantikku: Istirahat dulu kalau barusan sampai. Pasti masih capek banget kan?

Cantikku: Aku hari ini cuman ada 2 mata kuliah.

Cantikku: Jam 11 nanti selesai.

Sadam: Aku jemput ya? Sekalian makan siang di luar.

Sadam: Aku kangen.

Cantikku: Oke, aku juga kangen kamu.

Cantikku: Nanti lagi ya, Pak Tanto ngelihatin ke arah aku sama Yara terus nih.

Sadam: Selamat belajar, sayang.

Pesan terakhir hanya dibaca oleh Sheryn. Sadam menaruh handphone iphone 13 keluaran terbarunya di atas nakas, hadiah dari Theara karna sang mami ingin membelikannya. Satu ganti semua ikut ganti. Yang berbeda hanya warnanya saja. Kebetulan Sadam pilih yang warna hitam.

Sadam menarik kaus yang dipakainya ke atas dan melemparkan ke keranjang baju kotor, berjalan santai menuju kamar mandi dan memutuskan untuk mandi lagi, tubuhnya merasa kurang cocok dengan keadaan air dan hawa di puncak tadi.

Takut jika akan merusak kulitnya, jangan lupakan udara dingin yang begitu menusuk saat pagi. Mereka dipaksa untuk mandi jam 5 pagi! Bayangkan sedingin apa air puncak tadi. Sadam ke luar dengan pemandangan yang jauh lebih segar. Tubuh atasnya tidak tertutupi apapun dan hanya menggunakan handuk melingkari pinggangnya.

Rambut hitamnya basah usai keramas. Wangi sabun yang dipakai pemuda itu seketika menyebar di seluruh kamar, wangi maskulin yang begitu kentara. Sadam menyambar jeans lainnya dan mengambil satu kaus berkerah lengan pendek dan memakainya.

Sadam membuka nakas di sebelah kasurnya dan melihat pada banyaknya kunci motor dan mobil koleksinya. Saking banyaknya jadi anak itu bingung mau pakai yang mana. Setelah banyak berpikir, Sadam mengambil kunci Ferarri karena udah lama juga tidak memakai mobil itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat sepuluh menit tapi belum ada tanda-tanda Sheryn keluar dari gedung fakultas kedokteran. Sadam ke luar dari mobil dan bersandar pada kap mobilnya itu, sebelah tangannya mengeluarkan pod yang barusan ia isi tadi sebelum berangkat.

“Sadam!”

Pemuda itu menoleh dan melihat Sheryn muncul bersama Yara dan seorang pemuda lain. Gadisnya berlari kecil ke arahnya lalu menubruk tubuhnya dengan pelukan. Sheryn menyembunyikan wajahnya di permukaan dada bidangnya Sadam sedangkan pemuda itu terkekeh pelan dan balas memeluk gadis yang lebih pendek.

Effleurage × Jung Fams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang