Lapangan sekolah.

0 0 0
                                    

Pagi pagi sekali jam 7 Nathaliea sudah harus sampai sekolah, ia bertugas sebagai pembawa bendera upacara. Sudah lebih dari dua tahun Nathaliea mengikuti paskibra, dan tidak terasa hanya tinggal beberapa bulan lagi ia akan meninggalkan jabatannya. Dengan baju dan rok seragam berwarna putih, serta topi hitam yang di hiasi lambang Garuda berwarna kuning keemasan, ia berdiri tegak membawa bendera merah putih bersama pasukannya.

Upacara bendera sudah hampir dimulai, dengan baju dan celana yang sedikit kusut Gavan beserta teman-temannya berlari menuju lapangan.

"Hei-!, Kalian ngapain berdiri disana-?!. Silahkan berdiri di barisan depan samping tiang, kalian sudah terlambat 10 menit-!." Teriak Bu Khansa dari kejauhan saat melihat Gavan, Axel, Fairuz, Erland, Rafa, Lian, dan Louis berdiri di belakang barisan kelas 12 IPS 2.

Dengan napas ter enggah enggah Gavan dan teman temannya terpaksa baris di barisan murid murid yang terlambat, dan tidak berpakaian lengkap. Setelah menyanyikan lagu Indonesia raya, pak susan menyampaikan pesan bahwa seluruh murid yang berdiri di samping tiang wajib tinggal di lapangan setelah upacara selesai.

"Ck, panas bet gila" ucap Rafa yang sudah mulai kepanasan di bawah terik matahari. Axel yang mendengar perkataan Rafa langsung menyikut lengan Rafa, berharap agar Rafa tidak ngedumel lagi.

"Apaan anjir" omel Rafa saat ia merasa lengannya di sikut oleh Axel. Fairuz, Erland, Louis, dan Lian hanya tertawa kecil saat melihat tingkah temannya yang sedang kesal tersebut.

Sementara Gavan hanya diam menatap datar ke arah depan, Fairuz yang menyadari hal itu langsung menatap Gavan dengan heran.

"Tumben Lo ngelamun?, Nge galau in apaan Lo?" Ucap Fairuz yang berada di sampingnya. Erland yang sedari tadi sibuk dengan dasi abu abunya pun kini ikut menoleh ke arah Gavan.

Setelah beberapa detik Gavan akhirnya menanggapi perkataan fairuz, "kaga, anti galau galau club".

Fairuz tidak merespon lagi perkataan temannya itu, kini ia kembali fokus ke arah perempuan berbaju putih dan bertopi hitam yang sedang menaik kan bendera.

Tanpa disadari upacara bendera telah selesai, Gavan dan teman temannya langsung berlari menuju gazebo pinggir lapangan untuk berteduh. Mereka melepaskan satu kancing baju bagian atas karena sudah merasa kepanasan, hanya Louis yang tidak melepaskan kancing bajunya karena ia berdiri paling belakang. Sehingga badannya tidak banyak yang terkena sinar matahari, hanya kaki nya yang terkena sinar. Selebihnya tertutup oleh badan kekar Gavan.

'kringgg.... kringgg... kringgg....'
Bel sekolah berbunyi, tanda seluruh siswa dan siswi harus masuk ke kelas masing-masing untuk memulai pelajaran. Gavan dan teman temannya langsung berjalan menuju ke kelasnya, saat melewati ruang kelas 12 IPA 1 matanya melirik ke salah satu siswi yang sedang menkuncir rambutnya. Perempuan yang sudah lama ia suka, namun ia terhalang gengsi untuk mengatakannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 02, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐁𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧Where stories live. Discover now