Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
Terlihat seorang wanita berjalan melewati makam-makam yang ada disamping kiri-kanannya diikuti oleh dua remaja dibelakangnya.
Mereka terus berjalan. Pipi pemuda dibelakangnya yang memiliki Surai pirang itu bersemu, "Kamu akan mengajari kami, Makima?!"
Wanita yang dipanggil Makima itu menoleh, "Sayangnya, karena aku sibuk, aku akan mengenalkan mu ke orang lain. Dialah orang yang akan mengajari kalian."
Langkahnya berhenti tepat dibelakang seorang pria yang tengah berdiri memunggungi mereka. "Namanya..." Ucapan Makima terpotong olehnya, "Shh. Diam."
"Jawab pertanyaanku."
Pertanyaan pertama, "Apa yang kau rasakan saat temanmu mati?"
Denji menjawab dengan muka datar, "Tidak ada?" Gadis disebelahnya itu berteriak, "HEI! MEREKA MATI LHO!"
Pertanyaan kedua, "Apa kau ingin balas dendam ke musuh."
"Tidak. Balas dendam adalah sebuah ide yang suram." Ya, suram.. suram seperti muka yang nulis. "Sama."
Pertanyaan ketiga yang sekaligus menjadi pertanyaan terakhir, "Apa kau menganggap dirimu sebagai sekutu manusia atau iblis?" Mereka berdua terdiam sebentar.
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
"Yang manapun sama saja menurutku." "Yang menang."
Pria itu melirik mereka, lalu berbalik "100 points." Wajah suram terlihat di wajahnya yang memiliki bekas jahitan di bagian kiri mulutnya. Tangan kanannya memegang sebuah botol kotak.
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
