16

2.5K 388 21
                                    

Happy reading

***



Xiao zhan tidak bisa menuruti ucapan Wangji. Buktinya, pemuda itu kini meminta supir taksi yg ia tumpangi untuk memutar arah menuju kantor polisi tempat Wang yibo ditahan, padahal kini ia sudah sampai didepan bibi Wei. Pemuda itu merasa tidak tenang untuk meninggalkannya, dan jika ia mengadukan hal ini pada bibi Wei, Xiao zhan justru akan membuat wanita itu makin bertambah bingung.

Taksi sudah berhenti ditempat yg dimaksud, kantor kepolisian GUSU. Pemuda itu segera bergegas masuk setelah membayar ongkos taksi.

"Anak muda, kau mencari siapa?" Sapa seorang polisi yg melihat Xiao zhan kebingungan.

"Pak, aku mencari pria yg baru ditangkap hari ini? Apakah kau bisa memberitahuku dimana mereka menahannya?" Xiao zhan berbicara dengan nada memohon. Pria berseragam tersebut pun membimbingnya, lalu menunjukkannya pada suatu ruangan.

"Apa ada salah satu dari mereka yg kau cari?"

Xiao zhan lantas melihat ke arah yg ditunjuk oleh pria tersebut. Didalam sel terdapat 4 orang tahanan, dan salah satunya adalah Wangji, pria itu tampak duduk dipojokan dengan tatapan kosong, sudut bibir terlihat sedikit sobek dengan memar kebiruan dipelipisnya. Mengetahui itu Xiao zhan tergugu ditempatnya berdiri, matanya mulai memanas dan sejenak kemudian air mata itu jatuh tanpa bisa ia tahan.

"Pak, bolehkah aku menemuinya?" Suaranya agak bergetar saat mengatakan itu.

Polisi tersebut mengangguk, "kau bisa menemuinya, tapi tidak bisa terlalu lama, kau hanya memiliki waktu tidak lebih dari setengah jam untuk menemuinya." Mendengar itu, Xiao zhan sudah cukup untuk merasa senang.

Petugas lalu memanggil Wangji. Pria itu hanya menoleh tanpa mau menjawab, "ada seseorang yg ingin menemui. Cepat bangun!" Wangji pun berdiri mengikutinya.

"Ge," melihat kedatangan Wangji Xiao zhan segera bangkit dan memeluknya.

"Kenapa kau kesini? Aku kan meminta untuk tetap dirumah, lukamu belum sembuh Xiao zhan." Wangji justru lebih mengkhawatirkan keadaan istrinya itu, begitu pun Xiao zhan, pemuda itu merasakan hal sama ketika melihat penampakan wajah suaminya begitu dekat.

"Ge, ini! Apa ini dilakukan oleh mereka? Apa mereka memukulimu?" Xiao zhan berlinang air mata saat mengatakannya, jemarinya dengan perlahan menyentuh area kebiruan di sekitar pipi sang suami.

"Ini tidak sakit. Kau jangan khawatir, aku tidak apa-apa." Ia tidak menjawab pertanyaan yg diajukan oleh istrinya itu, ia hanya mengeluarkan kata-kata untuk menenangkan istrinya itu.

"Sebaiknya kau pulang, lukamu masih belum kering, kau masih harus banyak beristirahat. Pulanglah! Tunggu aku dirumah."

"Bagaimana aku bisa bisa tenang menunggu dirumah, baru sebentar mereka membawamu, wajahmu sudah babak belur begini." Xiao zhan semakin terisak kala mengatakannya.

Wangji menariknya dalam pelukan, pria itu tak tahan melihat air mata itu jatuh disebabkan olehnya, "jangan menangis, aku tidak kuat melihatmu seperti ini. Aku mampu menahan rasa sakit dari pukulan mereka tapi tidak dengan tangisanmu. Ku mohon jangan menangis karenaku." Wangji tak kuasa menahannya, manik kelam miliknya pun kini basah oleh genangan air mata.

"Katakan, apa yg harus aku lakukan agar gege bisa segera keluar dari sini? Hiks... A-apa aku harus meminta pria itu untuk mencabut laporannya? Katakan! Kalo itu bisa membuat gege bebas aku bersedia untuk melakukannya." Xiao zhan makin terisak dipelukannya.

Wangji tidak bisa menjawab apa-apa, dirinya juga tidak tau bagaimana memikirkan jalan keluarnya. Pria gendut itu rupanya memiliki kenalan seorang polisi, dan karenanya pula ia dihajar seperti ini tanpa bisa melakukan perlawanan sedikitpun.

"Waktu kunjungan sudah habis. Kau harus kembali ke selmu." Seorang petugas mengintruksi keduanya, padahal keduanya belum puas dengan pertemuan tersebut.

"Ge-"

"Pulanglah, turuti apa yg aku katakan. Tunggu aku dirumah." Wangji kini ditarik oleh petugas untuk mengikutinya. Xiao zhan masih menangis ditempatnya, pemuda itu begitu berat untuk melepaskan tangan Wangji.

"Pulanglah! Aku janji aku akan baik-baik saja." Ucapnya sebelum pria itu menghilang dibalik pintu.

Xiao zhan merasa kalut, hatinya bisa dengan mudah untuk mempercayai kalimat suaminya itu bagaimana pun ini semua juga disebabkan olehnya, jika saja kemarin ia bisa lebih mengontrol emosinya, maka kejadian seperti tidak akan terjadi. Ia tidak akan masuk ke rumah sakit dan suaminya itu tidak mungkin akan ditahan, semuanya karena dirinya. Xiao zhan tidak bisa berhenti untuk menyalahkan dirinya sendiri.
.
.
.

Dalam sekejap, senja sudah berganti gelap. Angin malam mulai semakin kencang, menghantar dingin ke permukaan kulit dan menusuk ke dalam tulang. Xiao zhan tak mengindahkan ucapan suaminya, pemuda itu memilih menunggu dikantor polisi, meski para petugas sudah mengusirnya berulang kali tapi ia memohon agar tetap dibiarkan berada ditempat itu. Xiao zhan jelas merasa kedinginan, tapi itu tidak penting dibanding kegelisahan yg dirasakannya. Ketidak mampuannya untuk menolong sang suami membuatnya begitu menderita, ia tidak tau kepada siapa ia harus mengadu dan meminta pertolongan dikota ini. Xiao zhan hanya bisa mengharap belas kasih dari dewa, semoga ia dikirimkan sosok penolong yg bisa membebaskan suaminya dengan cepat.

Di tengah rasa putus asa yg menderanya, kepala pemuda itu menjadi semakin sakit dibuatnya, kelopak matanya pun mulai berat dan sejurus kemudian ia tertidur dengan posisi duduk.

"Anak muda, apa hubunganmu dengan pemuda yg menjengukmu tadi?" Seorang petugas yg berjaga menanyainya, kebetulan disaat penghuni sel yg lain tidur, hanya Wangji sendirilah yg masih setia terjaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak muda, apa hubunganmu dengan pemuda yg menjengukmu tadi?" Seorang petugas yg berjaga menanyainya, kebetulan disaat penghuni sel yg lain tidur, hanya Wangji sendirilah yg masih setia terjaga. Mendengar pertanyaan tersebut Wangji menoleh lalu menatapnya dengan dingin.

"Ternyata kau hanya akan merespon kalo sudah menyangkut dia." Ucap petugas tersebut yg juga telah membantu Xiao zhan untuk menemui pria ini.

Wangji tetap tidak menjawabnya. "Aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya penasaran ada hubungan apa diantara kalian, karena pemuda itu saat ini masih bersikeras untuk menungguimu diluar, bahkan sepertinya sekarang ia sudah ketiduran diluar, padahal cuaca malam ini sangat begitu dingin." Mendengarnya membuat Wangji segera bangkit.

"Pak, bisakah kau suruh dia untuk pulang. Bilang kalo aku yg sudah memintamu mengatakan itu."

"Percuma, petugas yg lain sudah meminta sejak tadi, mereka bahkan sempat mengusirnya tapi ia masih bertahan disana."

"Xiao zhan, kenapa kau sangat keras kepala!" Batinnya bicara. Kalo begini perasaan Wangji malah semakin tidak tenang dibuatnya, kenapa istrinya itu sungguh sulit diatur. Kegigihan Xiao zhan yg seperti ini tidak akan membuahkan hasil yg ada, pemuda itu justru akan sakit nantinya.

Wangji semakin cemas memikirkannya. Kedua orang itu justru sibuk memikirkan satu sama lain, "ya dewa, keadaan macam apa ini?!" Wangji membatin frustasi. Mengusak kepalanya dengan kasar.

Ditengah kegundahannya itu, Wangji mengingat pertemuannya dengan pria yg tak ia kenali semalam, pria asing itu memberikannya selembar kertas dan ketika menyadari hal tersebut ia segera mencari kertas tersebut disakunya. Beruntung ia masih belum membuangnya.

"Pak, bolehkah aku meminta bantuanmu."

"Apa yg bisa ku bantu?"

"Bisakah kau menghubungi nomor ini untukku?" Ia menyerahkan kertas itu pada petugas.


Tbc.
S

orry for typo.

Mendadak jadi Suami (Completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang