Restu?

828 130 23
                                    

Doll © Laverna

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: Drama, Typo, Ooc.




Es krim yang di pegang di Hinata jatuh saat itu juga, tangannya gemetar dan matanya tidak dapat berkedip.

Bagaimana bisa Naruto ada di hadapannya saat ini! Bukankah pria itu berangkat dua jam yang lalu? Butuh waktu sekitar 7 jam perjalanan dari Jepang ke Bali!

Hinata masih diam, kakinya seakan di paku dan bibirnya di lem rapat, sedangkan Naruto di hadapannya juga diam membisu, tapi matanya sedari tadi mengamati gadis cantik di hadapannya.

Sejak kapan Hinata memiliki teman secantik dan seseksi ini? Pikirnya.

Sialan adiknya itu, menyembunyikan teman secantik ini darinya?!

Naruto berdehem, memecahkan keheningan tapi matanya tidak bisa lepas dari gadis di hadapannya.

"Maaf mengagetkanmu, kau teman Hinata?" tanya Naruto kemudian, Hinata tetap diam, Naruto belum menyadarinya, tapi jika ia menjawab maka tamat sudah.

Hinata masih diam, dia menunduk tapi langsung meringis ketika melihat pakaiannya yang kekurangan saat ini.

"Tenang saja, aku kakak Hinata, perkenalkan namaku Naruto," Naruto masih mencoba beramah tamah kepada gadis cantik di hadapannya, sambil mengulurkan tangannya.

Hinata masih diam, wajahnya sudah merah padam, bahkan saat ini ia bisa merasakan dinginnya AC di kulit perutnya yang terbuka.

Hingga suara pria paling dihindarinya terdengar di gendang telinganya, Hinata merasa riwayatnya tamat saat itu juga.

"Baka! Apa yang—" perkataan Sasuke berhenti saat itu juga ketika mata hitamnya melihat pemandangan indah di hadapannya, minus keberadaan Naruto yang menganggu.

Bagaimana tidak! Seorang gadis cantik sedang berdiri gemetar, dengan pakaian seksi yang menggoda.

Hinata mengangkat kepalanya kaget, pandangannya patah-patah melihat ke arah Naruto dan Sasuke. Apa yang harus dilakukannya?!

Tanpa menunggu lama, Hinata berlari, melewati Naruto begitu saja dan masuk ke kamarnya dan menguncinya.

Sedangkan Naruto dan Sasuke masih diam, bohong jika keduanya tidak melihat punggung mulus itu, apalagi bagian belakang baju kekurangan bahan itu hanya berupa tali-tali berbentuk X.

'Sial,' desis keduanya.

Naruto mengusap hidungnya yang berdarah, sedangkan Sasuke berdiri kaku karena sesuatu yang lain juga kaku.

Sesampainya di kamar, Hinata buru-buru masuk ke kamar mandi dan menyiram seluruh tubuhnya, setelahnya ia mengganti dengan baju wajibnya tidak lupa dengan make up gelapnya.

Sedangkan sedari tadi ia mendengar ketukan dan suara Naruto dan Sasuke yang berdebat.

Hinata mencoba bersikap biasa, ia harus kembali berakting seakan tidak terjadi apa-apa.

Hinata melangkah keluar kamar, matanya melihat Naruto dan Sasuke yang duduk di kursi dapur dengan sesekali menyeka hidungnya degan tisu.

"Apa yang Niisan lakukan hingga temanku menangis?" tanya Hinata langsung setibanya di dapur, Naruto dan Sasuke kaget dengan Hinata yang tiba-tiba muncul.

"Aku tidak melakukan apapun," jawab Naruto cepat, tapi Hinata melipat tangannya seakan kesal.

"Tapi kenapa Kikiyo menangis? Dia juga ketakutan, Niisan melakukan hal yang tidak-tidak ya padanya?" tanya Hinata beruntun, lidahnya dengan lugas mengucapkan semua pertanyaan bohong itu.

DollWhere stories live. Discover now