Debur Ke-Enam Belas | Tiga Belas Agustus

682 90 14
                                    

i search for you in every sunrise

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

i search for you in every sunrise





























***











































Seberapa dekat Arka dengan Papa?

Bisa dibilang mereka sangat dekat. Papa adalah sosok orang tua yang hangat, seseorang yang bisa Arka jadikan panutan. Papa juga anak tunggal, jadi mungkin karena itulah keduanya seolah tidak bisa dipisahkan. Papa tahu bagaimana rasanya jadi Arka yang tidak punya saudara. Jadi sebisa mungkin, Papa mengambil peran sebagai orang tua sekaligus saudara bagi Arka.

Salah satu contohnya adalah pertanyaan-pertanyaan sederhana Papa tentang hari yang dilewati Arka. Selalu pertanyaan yang sama, tapi Arka tidak pernah bosan menjawab. Menjelaskan detail-detail tidak penting yang tetap didengarkan Papa dengan seksama. Beberapa hari lalu, Arka memperlihatkan sebuah foto yang diberi oleh seniornya, Samudra, setelah pertemuan pertama di Lensa hari itu. Papa memegangnya, memperhatikan dengan hati-hati. Kemudian menatap Arka penasaran.

"Dikasih siapa tadi?"

"Kak Sam, ketua UKM itu," jawab Arka. "Orangnya baik, dia bilang aku punya mata yang bagus untuk fotografi."

Mata Papa membulat antusias, senyumnya merekah selaras dengan tangannya yang bergerak mengacak surai legam milik Arka. "Pasti, dong. Anak Papa gitu, loh!"

"Iya, deh. Yang penting Papa seneng."

"Emang tema fotonya apa, sih? Kok ngasih foto pantai gini?"

Arka mengangkat bahunya pelan. "Gak ada tema. Cuma disuruh bawa satu foto terbaik menurut kita."

"Anaknya suka pantai, ya?" Anggukan didapat Papa sebagai jawaban, pria itu mengamati lembar kertas di tangannya berkali-kali. Ketika ia membalik benda itu, Arka bisa melihat kening Papa membentuk kerutan tipis. "Delapan tiga belas?"

Arka mengerjap heran. "Apanya yang delapan tiga belas?"

"Ini, di belakangnya ada tulisan delapan tiga belas. Kamu gak liat?"

"Ah," gumam Arka pelan, baru sadar bahwa di bagian belakang foto itu tertulis tiga digit angka yang tidak ia mengerti artinya. "Aku baru liat. Mungkin tanggal waktu fotonya diambil?"

"Masa, sih?" Anggukan Arka untuk meyakinkan Papa gagal, pria itu kembali menukikkan alisnya. "Tanya lagi coba."

"Kenapa emangnya?"

Dawn by The Sea | Na JaeminOnde histórias criam vida. Descubra agora