3

368 54 16
                                    

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.














Pagi hari di hari Selasa. Seperti biasa, Jooyeon berangkat pagi ke sekolah dan segera menyambangi ruang kelasnya, kelas X IPS 1. Ia menaruh tas ranselnya di kursi tempat ia duduk dan menitipkan tas bassnya di belakang kelas. Jooyeon duduk di bangkunya lalu menidurkan kepalanya di atas meja.

Ia kurang tidur akibat overthinkingnya kambuh. Padahal kejadian kemarin tak begitu besar dan memengaruhi hubungannya dengan Gaon. Nampaknya Gaon juga tak begitu memikirkan tingkah  aneh Jooyeon.

"Juyy!" Jooyeon mendengar suara yang sangat ia kenal namun ia terlalu malas untuk mengangkat kepalanya. Selain banyak pikiran, ia juga mengantuk. "Ajuy" Suara itu semakin dekat, Jooyeon tahu siapa itu.

"Jooyeon?" Orang itu menepuk bahu Jooyeon pelan dan membuat Jooyeon terpaksa mengangkat kepalanya yang pagi itu terasa berat. "Hmmm..." Jooyeon melihat Gaon dengan ekspresi khawatir terukir di wajahnya. "Lo sakit?" Tanya Gaon. Yang ditanya menggeleng pelan lalu mengusak-usak matanya.

Gaon mendekatkan kursinya ke samping Jooyeon. Mereka duduk bersebelahan namun tak sebangku, sekolah mereka tak menerapkan sistem teman sebangku. "Lo ada masalah? Sini cerita ke gue." Sekali lagi Jooyeon menggeleng lalu membenahi air mukanya yang amburadul.

"Engga, gue gapapa, gue kurang tidur doang." Ujar Jooyeon sambil tersenyum agar Gaon tak khawatir begitu. Gaon diam memperhatikan raut wajah sohibnya itu. "Lo bo'ong. ada masalah apa?" Sepertinya Jooyeon kurang pandai berakting. Sekali lagi Jooyeon menggeleng kuat, ia tak menemukan ide kebohongan agar Gaon berhenti menanyainya.

"Masalahnye, elo masalahnya, anjing." Ujar Jooyeon di dalam hati.

"Ah, gara-gara gue ya? Maap ya kalo ada omongan gue yang nyakitin. Sejahat-jahatnya omongan gue, gue ga pernah maksud gitu. " Aduh, Jooyeon jadi tidak enak sudah membuat Gaon merasa bersalah. Padahal ini masalah ia dan dirinya sendiri. Ia juga kaget Gaon bilang begitu pada dirinya.

Gaon, bisakah anda berhenti membuat Jooyeon semakin jatuh?

"Ah, lo mah, gara-gara lo ngomong begitu gue jadi ngerasa bersalah sering mukul lo..." mendengar hal itu, Gaon tertawa pelan lalu menyikut Jooyeon. "Tawa lo! Tau gitu, gue ga usah ngomong apa-apa tadi."

Melihat Gaon yang tak menjauhinya hari ini, Jooyeon jadi semakin tenang. Pikiran buruknya tidak benar-benar terjadi. Moodnya membaik seratus kali lipat kalau boleh lebay.







Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Bandmate [GaYeon]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt