24 - jawaban

237 44 3
                                    

210822

-start-

flashback on!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

flashback on!

Lahan rumput yang luas menjadi saksi keduanya sedang bercanda dengan tawa yang terdengar sangat bahagia tanpa menyimpan kesedihan didalamnya.

"Travis, hentikan, haha!" Asahi, saat ini dirinya dan Travis sedang berada di halaman belakang Istana, katanya berpiknik.

Tangan jahil Travis tak henti-hentinya menggelitik pinggang Asahi, "Haha, hentikan ini menggelikan." Asahi mengelap air matanya yang jatuh, benar-benar geli menurutnya, dan tidak tau kapan Travis akan menghentikan kegiatannya.

Setelah beberapa saat akhirnya Travis menghentikan kegiatannya untuk menjahili Asahi, membawa kepala Asahi untuk tidur di pahanya.

"Kau indah Travis..." Asahi anaknya rada ceplas-ceplos sebenarnya, dia akan mengutarakan perasaannya jika bersama Travis, apalagi kalau bersangkutan dengan Travis, itu anak sudah hafal luar kepala.

"Benarkah? Kau menyukaiku ya?" Asahi sebisa mungkin tidak menatap Travis, jantungnya tidak kuat. Satu lagi, kalau masalah perasaan menyukai Travis, Asahi akui jika dia sangat gengsi. Gengsi Asahi itu 1001% / 1000%.

Khusus perasaannya untuk Travis.

"Aku menyukai bulan daripada dirimu." Jawab Asahi.

"Berarti kau menyukaiku?"

"Ti-tidak!" Sangkal Asahi, wajahnya pasti memerah saat ini, walaupun malamnya gelap membuatnya menjadi sedikit tidak terlihat.

"Bulannya indah, seperti dirimu Asahi." Travis memandang tenang kearah wajah Asahi yang tenang, mata Asahi terpejam dan anak rambut di kepalanya tertiup angin pelan, pemandangan yang indah.

"Mereka sangat lucu ya, ku harap mereka tidak pernah dipisahkan oleh siapapun." Perkataan dari wanita di jendela yang dapat dengan jelas melihat apa yang dilakukan keduanya.

flashback off!

"Jisoo, pelan-pelan..." Sehun, sang suami membawakan minuman untuk sang istri yang sedang kesakitan.

Jisoo terduduk lemas, "Bagaimana anak-anak kita? Travis? Asahi?"

"Mereka akan baik-baik sajaa, sekarang giliran kamu untuk melihat mereka secara langsung."

"Sehun, kamu tau kan? Siapapun yang kesini tidak akan pernah bisa kembali..., lagi pula mereka tidak akan mengingat kita..."

"A-apa Travis kembali? Apa usaha kita berhasil? Apa Asahi kita akan baik-baik saja sekarang?"

Dalam keadaan sakitpun dirinya masih sempat mengkhawatirkan keluarganya, "Iyaa, pasti Asahi kita bakal baik-baik saja, Travis sudah bersamanya saat ini, kita tidak perlu khawatir..."

Uhuk, uhuk.

Darah segar lagi-lagi mengalir dari bibir pucat Jisoo, membuat Sehun mencari-cari obat yang dia temui dan membantu istrinya serta mengistirahatkan lagi istrinya. Mencium pelan kening istrinya tersebut, "Ku mohon, jangan menyerah."

-i feel you-

Asahi dan Yoshi berdiri diantara kedua foto orang tuanya. Yoshi tidak bisa menahan tangisnya, dirinya benar-benar merindukan orang tuanya yang sudah lama hilang dan tidak kunjung juga kembali. Lagipula apa yang diharapkannya? Setiap orang yang ke sana tidak akan pernah bisa kembali.

Yoshi pun baru tau 3 tahun kemudian bahwa siapapun yang pergi ke lembah seberang pulau Velonpus tidak akan pernah kembali, bahkan mungkin saat memasuki lembah tersebut mereka tidak akan selamat. Tetapi Yoshi yakin bahwa bunda dan ayahnya berhasil melakukan tugas mereka.

Asahi? Asahi hanya tau bahwa orang tuanya telah tiada, 10 tahun, memangnya mereka ke mana saja? Walaupun dalam hatinya juga Asahi merindukan sosok malaikatnya. Bagaimana kabar bunda dan ayahnya? Apakah mereka selalu sehat? Asahi merindukan senyuman mereka.

"Kau ingin tau ke mana mereka pergi, Asahi?" Yoshi, saat ini dia sudah bertekad untuk membocorkan semuanya. Asahi sudah cukup dewasa untuk mengetahui tentang dirinya di masa lalu.

"Apa yang kau maksud?"

"Orang tua kita, kau tidak pernah bertanya-tanya ke mana mereka pergi?"

"Setiap malam aku selalu memikirkan ke mana mereka pergi." Asahi sedikit tidak suka akan pertanyaan kakaknya itu.

"Bunda dan ayah pergi ke lembah seberang pulau Velonpus, Asahi." Satu kalimat yang mampu membuat Asahi menegang, apa? Lembah seberang pulang? Itu benar-benar berbahaya.

"Kau benar, ayah dan bunda tidak akan pernah kembali lagi bersama kita..." Yoshi memandang ujung sepatunya, dirinya hanya mampu menyembunyikan air matanya.

"Travis, kau mempunyai 3 sahabat, atau mungkin kau menganggap Travis adalah kekasihmu dan bukan sahabat? Kau menyukainya." Yoshi sedikit tertawa ketika mengingat kejadian lucu saat tengah malam hari dirinya dibangunkan oleh Asahi hanya karena Travis tidak bisa bermain dengan Asahi dan si manis marah akan hal itu yang mana membuatnya menjadi susah tidur.

"Haruto, itu nama Travis. Travis sahabatmu itu." Kali ini Asahi terduduk dilantai dengan lemas, 'Har' yang dimaksud dalam bukunya ada 'Haruto?' Apa Haruto yang maksud adalah Haruto yang tinggal bersama dengan Jeongwoo?

"Kakak menyadari nya dari awal, kakak sempat lihat kalung yang Haruto pakai, itu kalung pemberianmu, sangat langkah sekali. Apa Haruto tidak menyadarinya juga? Ah, Haruto dari mana?" Asahi menggeleng, bahkan Asahi tidak sanggup hanya untuk mengeluarkan satu kata suara.

"Junkyu mencintaimu, Asahi. Tetapi kamu mencintai Tra-atau kita panggil saja sekarang Haruto? Kau mencintainya, itu membuat Junkyu marah, yang mana berubah menjadi obsesi. Haruto mencintaimu juga? Tentu, semua orang tau itu. Bagaimana seorang Travis seperti budak cinta."

"Bahkan, Junkyu sempat memakai sihir untuk menghilangkan rasa suka mu terharap Haruto. Kau tau apa yang terjadi? Sehari setelah berhasil, malahan kamu makin tambah cinta kepada Haruto, kakak-semua orang bisa melihatnya. Kau menyukai anjing dan Haruto menyukai kupu-kupu, perpaduan yang manis saat aku melihat kalian bertiga lari-larian mengejar kupu-kupu, yang ketiga adalah Hikun maksudku." Lagi-lagi Yoshi tertawa, tawa yang menyakitkan untuk didengar, kalau Junkyu tidak menghilangkan Haruto, mungkin saat ini keluarga mereka masih utuh.

"Tapi, bukankah sihir itu hanya mampu menghilangkan semua ingatan seseorang yang ingin mereka lupakan dan hanya keluarga mereka?" Setelah beberapa saat, Asahi mampu mengendalikan dirinya.

"Dan hanya kamu yang melupakannya, bukankah itu artinya Junkyu ingin menghilangkan Haruto dari hidupmu, Asahi?"

"Junkyu?"

"Sudah aku bilang, dia terobsesi untuk memilikimu. Tetapi takdir berkata lain, Haruto ditakdirkan untuk dirimu."

to be continued

i feel you; harusahiWhere stories live. Discover now