31. IQ Menurun 🌏

334 39 19
                                    

BUMI POV

Alarm subuh gue bunyi.

"Hape siapa bunyi woy?!" Protes Surya sambil nendang-nendang kaki gue.

Masih sambil kucek-kucek mata gue bangun dan matiin alarm. Lalu liatin Starla yang tidur cantik di sebelah gue.
Auto senyum. :')

"La.. subuhan yuk.." Kata gue sambil bangunin Starla.

Starla mencoba bangun meskipun keliatan masih ngantuk banget. "Kan nggak boleh berdua kalau belum sah.."

"Ajak Surya sama Mamanya Surya juga deh. Gue yang imamin." Kata gue dan Starla langsung peluk gue.

"Capek sekolah. Mau nikah sama Bumi aja."

Gue jitak kepalanya. "Haha mana bisa gitu. Yaudah yuk keburu abis waktu subuhnya."

Akhirnya kita sholat berempat.
Mamanya Surya bilang biasanya sholat sendiri, seneng bisa bareng-bareng gini.
Abis deh Surya dibanding-bandingin sama gue lagi. Haha..

Kelar sholat gue ajak Starla naik motor cari sarapan. Surya sih lanjut tidur lagi, Sholat aja mungkin tadi sambil merem ngantuk. 😁

"Mana ada sarapan jam segini sih Bum.." Kata Starla yang lagi peluk gue erat di atas motor. Gue pegangin tangannya takut dia ketiduran lagi kan bahaya.

"Ada sayang... Gini nih kalau biasa bangun siang."

Berhenti di warung nasi pecel langganan gue sama Dimas kalau abis subuhan bareng. Sengaja gue ajak Starla kesini. Kali aja si Dimas juga kesini hari ini. Kesini sih kaya'nya. Weekend dia selalu sholat di masjid soalnya setau gue.

Mau gue ajak ngobrol bertiga, biar enak nggak ada salah paham lagi kedepannya.
Dimas ini temen gue banget masalahnya woy, nggak nyangka aja sih kalau dia pernah mau nikung gue.

"Dulu kenapa nggak mau nerima Dimas jadi pacar?" Tanya gue ke Starla di sela-sela makan.

Starla mandang gue. "Soalnya waktu itu gue lagi nungguin lo nembak gue, walaupun akhirnya sampai setahun tetep nggak ditembak-tembak juga huuu..."

Gue cubit pipinya. "Iya maaf ya... Soalnya dulu kan gue pengen mengenal lo dulu."

"Apaan... Kan lo dulu bilangnya mau cari yang selevel pinternya."

"Ya sekalian gitu maksudnya, mencoba mengenal elo tapi kalau ada yang bagusan ya gue pilih yang bagusan lah."

Starla nunduk sedih. Ngambek nih.

Gue langsung peluk. "Tapi ternyata liat lo sama yang lain gue kaya' mau gila aja rasanya. Nggak ada yang bagusan dari elo La. Sumpah."

"Ehemm!" Suara yang sangat familiar.

Tuh kan muncul beneran si Dimas.

Dia langsung duduk dan nyemilin krupuk gue. "Mas, satu ya kaya' biasanya." Kata Dimas ke mas pedagangnya.

Dimas ini anak orang kaya tapi sangat humble gitu dari dulu. Tipe-tipe calon pejabat yang kalau blusukan itu real blusukan nggak yang dibuat-buat karna ada kamera doang. 😏

"Dimas?" Respon Starla.

"Gue sama Dimas emang sering kesini La." Kata gue dan Starla udah sipit-sipitin matanya kaya' yang udah tau maksud gue tuh apa sebenernya.

"Iya, kita beberapa kali kesini sih kalau abis subuhan bareng."

"By the way bro, langsung aja lah ya. Masih suka lo sama Starla?" Tanya gue to the point, lagi males basa-basi.

Dimas ini pinter banget sembunyiin real face nya. Dia cuma mandang Starla bentar trus ambil rokok dan ngerokok di depan kita. "Udah di kasih tau Starla ya?" Tanya dia masih yang se santai itu.

UNIVERSE [ Ryujin x Haechan / Jaemin / Jeno / Mark ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang