started the feelings

253 27 2
                                    

Sheila sedang duduk di atas sofa sembari memangku laptop milik nya. Gadis itu baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya, dan sekarang sedang menyusun jadwal untuk kegiatan band.

Sheila, gadis berumur 20 tahun mengambil jurusan Manajemen itu tiba-tiba saja menjadi manager band. Sebenernya Band yang diberi nama EXID ini bukan Band yang setiap hari nangkring di televisi, atau luar biasa famous sampai upil mereka saja menjadi sorotan. Mereka hanya Band sering tampil ketika ada pensi, cafe, pokoknya ketika ada panggilan saja. Tapi walaupun ngga sefamous band seperti Dewa 19, tapi jadwal mereka lumayan padat karena seluruh anggota baik band atau manager sendiri masih kuliah.

Awalnya Sheila mengira, 'ah gampang, palingan ngga sesusah itu jadi manager. bukan artis papan atas juga' setelah satu tahun menjadi manager Sheila rasanya ingin merobek mulut nya sendiri yang pernah berkata seperti itu. Mengurus ke 6 lelaki yang punya sifat berbeda-beda itu sangat sulit, Hanan saja yang notabene nya anak kalem, penurut, bisa sangat menjengkelkan ketika sedang tidak mood latihan. Menjadi manager perlu skill dan stok kesabaran besar, mungkin karena semua stok kesabaran nya sudah habis Sheila jadi lebih sering marah-marah.

"Weits sibuk amat ibu" goda Ajuy, lalu duduk disamping Sheila.

"Berisik Juy. Kalo mau main mobile legend jauhan aja, atau pake headset gua males dengerin nya"

"Ngga kok," kata Ajuy sembari menutup aplikasi mobile legend nya.

"Gara mana? Biasanya dia sama lo" tanya Sheila, matanya masih tertuju fokus ke layar laptop.

"Ngerjain laprak tadi di ruangan hima bareng Adi"

"Dia ngga lupa ada latihan kan?"

"Bhaks! Mana mungkin! Gara lebih takut lo plototin karena telat, daripada dapet nilai C dari dosen"

"Lebay"

Ajuy berdecak, tangan nya bertolak dipinggang seraya menatap kearah Sheila, "Yeeuuu dikasih tau ngga percaya. Emang dia pernah telat latihan walaupun pagi-pagi buta?"

Sheila menggeleng, "engga"

"Emang dia pernah nolak kalo lo minta rapat offline atau online mendadak?"

"Engga"

"Emang dia pernah ngeluh didepan lo?"

"Engga"

"Tuh kan! Dia tuh begitu nya kalo ada lo doang!" Sungut Arjuna berapi-api

"Bagus dong, berarti dia menghargai gua sebagai manager yang udah capek-capek bikin jadwal. Bukan malah kaya seseorang yang dateng 10 menit lebih lambat dengan muka ngantuk" sindir Sheila, Arjuna cemberut.

"Berduaan aja nih!" Seru Julian, baru datang sembari membawa kantong plastik berisi minuman Boba, kemudian menyerahkan nya kepada Sheila.

"Kok cuma satu?!" Tanya Arjuna kesal.

"Lah gua gatau ada lo, Sheila bilang dia sendiri terus nitip ini. Yaudah gua beliin" Julian lalu menaruh kantong kresek berisi es itu di pangkuan Sheila, kemudian duduk di sebelehnya membuat sang gadis ter apit diantara dua laki-laki.

Ajuy mencebikkan bibirnya, "harusnya lu peka dong bang! Adek lu kan bukan Sheila doang, ada gua! Arjuna!"

"Lebay ah!" Kata Sheila menyodorkan es nya pada Ajuy.

"Hehehe, thanks bu!"

Tidak lama setelah itu satu persatu anggota mulai datang dan memenuhi studio musik mereka. Studio ini bukan studio musik mewah, melainkan bangunan tua yang mereka renovasi menjadi studio. Selain itu bangunan ini punya 1 kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan ruang tamu yang mereka sulap sebagai tempat mereka berlatih band. Biasanya jika sudah terlalu lama berlatih mereka akan tidur di sana. Tapi untuk Sheila selain karena dia perempuan, rumah nya juga tidak terlalu jauh dari studio sehingga tidak ada alasan baginya untuk tidur di sana.

Kuća | Gaon [ Xdinary Heroes ]Where stories live. Discover now