Kehidupan Yang Baru

24 5 0
                                    

   Angin bertiup kencang menerpa tirai berwarna cokelat seakan ingin membangunkan seorang pria dari lelapnya. Ia tak kunjung bangun sampai tirai mengenai wajah tampannya, pria itu membuka netra menatap langsung keadaan diluar karena jendela yang terbuka lebar dan tirai pun terus bergerak tak tentu arah, awan diluar sana juga menunjukkan bahwa sudah waktunya ia melepaskan beban yang ada. Pria itu lantas menegakkan tubuhnya untuk melakukan peregangan karena tidur dalam kondisi  terduduk dengan tangan yang menjadi penopang untuk kepalanya. Dengan sedikit rasa malas, ia beranjak untuk menutup jendela kamarnya.

    Ia mendongak saat jemarinya sudah menempel pada jendela, angin kembali bertiup kencang membuat ia menutup matanya. Dingin, yang ia rasakan. Tiba-tiba ponsel nya berdering menampilkan nama 'Hyunsuk' rekan kerja sekaligus penasihat nya.

   "Mark, apa kamu sudah siap untuk besok? Apa barang bawaan mu sudah lengkap? Jika belum, aku akan membantumu untuk melengkapi list nya" banyak pertanyaan yang Hyunsuk utarakan, karena ia tahu jika Mark sedang tidak baik-baik saja untuk beraktifitas. Sebetulnya, mereka sedang bersiap siap untuk pergi berkemah esok hari bersama rekan yang lainnya untuk melepaskan penat, tapi entah kenapa kemarin tubuh Mark terasa sangat berat, mata tersa panas, dan suara pun mulai serak. 

   Mark menggeleng pelan, "Tidak usah terimakasih... aku akan merapikannya sendiri. lagipula kita akan pergi berkemah bukan bekerja" terdengar kekehan dari sebrang sana membuat Mark ikut terkekeh.

   "Baiklah... Jika butuh bantuan telfon aku, bye"  Belum sempat Mark membalas, panggilan sudah dimatikan sepihak oleh Hyunsuk.

   Mark menghembuskan nafasnya pelan, lalu kembali merebahkan tubuhnya di kasur, menatap langit langit kamarnya berwarna broken white. Entahlah, fikirannya sedang kacau, memikirkan masa lalu yang secara tiba-tiba melintas begitu saja padahal ia tak mau mengingat apapun selain masa depannya. Karena tak ingin berlarut pada lamunannya, Akhirnya Mark memutuskan untuk memsukan daftar bawaan untuk besok agar barang tertata rapi tentunya agar besok tidak repot juga.

   Setelah menyelesaikan semuanya, Mark melihat ke semua sudut ruangannya untuk melihat takut takut ada yang tertinggal, hingga matanya berhenti pada vas bunga berisi bunga yang sudah layu. Ia biasanya selalu membeli bunga dan menggatikannya saat bunga itu layu. Bukan karena kesukaannya, tapi karena kebiasaan ibunya saat masih hidup. Menurutnya, hal itu bisa membuat ia mengenang sang ibu.

    Mark mengambil jaket dan payung untuk membeli bunga di komplek sebrang. Sesampainya di sana, toko bunga langganannya tutup, di pintu terdapat tulisan...

   Toko berpindah ke Jl. Scorpio, no 33

   Ia Menghembuskan nasfas, masalahnya jalan itu sedikit jauh dari kompleknya sehingga ia harus menggunakan kendaraan untuk kesana, ditambah rintik hujan sudah mulai menetes, menurut perkiraan Mark, tak lama lagi hujan akan semakin deras.

   Mark kembali ke rumahnya untuk mengambil mobil, dan pergi ke tempat tujuan. Sesampainya di sana, suasanana sepi dan hening, hanya ada suara hujan yang menghujam atap toko bunga itu. Tak lama, seorang wanita mencul dari balik pintu. rambutnya panjang bergelombang dengan ikatan Half Space Bun.

'Dia bukan penjual bunga yang biasanya, apa ini anaknya?'  Mark bermonolog- bertanya pada dirinya sendiri.

Saat wanita itu melihat Mark yang masih terdiam menatapnya, ia sedikit terkejut, "Ah maaf... aku tidak mendengar bel tadi, suara hujan di luar sangat keras." 

Mark hanya tersenyum menanggapi nya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tawarnya ramah, tak lupa dengan senyuman yang terlihat teduh.

"Tolong berikan aku lima tangkai mawar putih." Wanita itu mengangguk, saat hendak menyiapkan pesanan Mark, Mark kembali bertanya, "kemana Ibu Ella? biasanya aku dilayani olehnya" 

Wanita itu tersenyum lagi, "Bunda sedang beristirahat sejenak, saya anaknya, perkenalkan saya Violett. Jika kamu sering membeli bunga di toko ini, mungkin kamu akan sering bertemu denganku." Wanita itu- Violett menjelaskan dengan nada suara yang lembut.

Sebelum Mark memperkenalkan dirinya juga, ada seseorang lagi yang datang lewat pintu yang tadi dilewati Violett. Ternyata itu adalah pemilik toko- Ella yang memiliki senyum sama indahnya dengan Vioelett.

Ella melihat Mark lalu memasang raut wajah yang amat senang, "Ahh, Akhirnya kamu datang juga, sudah sebulan aku menunggumu. Biasanya kamu tidak pernah absen seminggu sekali untuk membeli lima tangkai mawar putih" Ella sudah hafal pesanan Mark.

Mark menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Maaf, belakangan ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaan, tapi sekarang aku sedang tidak sibuk makannya aku ingat dengan mawar putihnya" Tutur nya.

Violett mendengarkan percakapan antara ibunya dan pria asing ini sambil menyiapkan 5 mawar putih. Tak lupa ia memberi kata-kata semacam puisi pada tengah bungkusan. Violett selalu melakukan ini saat ia memberi sesuatu pada orang lain, Karena ia sangat menyukai karya sastra. Sayang jika hobi nya tidak disalurkan.

"Lima tangkai mawar putih sudah siap! Sisanya tanya saja pada Bunda. Saya tidak tahu harga nya, hihi..." Violett tertawa kecil- menggemaskan fikir Mark.

Saat Mark selesai melakukan transaksi, ia dan pemilik toko itu sedikit berbincang dengan Violett yang ikut mendengarkan walau tidak paham apa yang sedang dibahas. Setelah selesai, Mark berbalik badan hendak melangkah namun gerakannya terhenti lalu berbalik lagi menatap Violett.

"Aku Mark. mulai saat ini kamu tidak perlu berbicara baku padaku"

Violett menaikkan kedua alisnya sejenak lalu melambaikan tangan, "Dadah, mark!" Nada suaranya terdengar sangat ceria membuat Mark ikut tersenyum.

Pria itu sekarang benar benar pergi dari toko. 'List pertemanan bertambah', Mark menulis nama Violett pada catatannya. Bukan karena ia sering lupa nama teman temannya, tapi itu hobi barunya sejak tiga tahun lalu katanya agar jika temannya menghilang satu, Mark bisa tahu dan mulai mencari temannya. Aneh memang tapi mengenang kejadian saat itu, Mark menjadi lebih takut untuk kehilangan.

Isi kata-kata yang ditulis oleh Violett :

Jangan pernah mengilangkan perasaan... Karena hanya perasaan lah yang membuat dua insan berdamai

.

.

.

To Be Continue...

Hai, semuanya!!! Setelah satu tahun? atau lebih ya?? aku baru bisa nemenin kalian lagi:( aku gak sibuk kok nggak, cuma belakangan ini lebih sering OVT daripada ngide buat nulis cerita... hehe. tapi sekarang udah gak OVT sih (kadang kadang lah ya) 

aku harap kalian masih setia nunggu dan baca cerita aku, dengan ini aku bisa lebih semangat untuk ningkatinnya.

i wuf u!!!

.

.

.

Luka dan Dendam [MarkLee] Eps : 01 

.

.

.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luka dan dendam [MarkLee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang