BAGIAN EMPAT

4.3K 442 94
                                    

Rian melemparkan sebuah amplop tebal berwarna coklat ke hadapan wanita berambut pendek yang sedang duduk di kursi empuk sebuah kafe.

“Apa ini, Kak?” tanya wanita yang bernama Mia dengan tatapan sendu.

“Buka,” titah Rian tanpa banyak penjelasan.

Begitu Mia membukanya, dia langsung tercengang. “Uang?”

“Ya, cukup?”

“Ini uang untuk apa?”

Rian tidak menjawab. Dia hanya terlihat gusar sambil beberapa kali mengusap wajahnya.

“Kenapa banyak sekali, Kak?”

“Untuk menggugurkan kandungan kamu,” jawabnya pelan sambil melirik ke kanan dan ke kiri.

“Apa? Kamu bilang apa, Kak?”

“Kecilkan suara kamu,” ucap Rian.

Rian memang bejat. Setelah dia mendapatkan apa yang dia inginkan dari Mia, dia pun ingin mencuci tangan.

“Gugurkan kandungan kamu, aku belum siap menikah.”

“Aku nggak mau, Kak! Kenapa Kakak tega!”

“Diam kamu! Aku sekarang baru sadar bahwa Sabrina jauh lebih baik dari kamu.”

Mia adalah sahabat Sabrina dulu. Ya, seandainya dia tidak merusak persahabatan itu.

“Cukup, Kak! Jangan sebut nama dia lagi! Aku muak!”


***


Sepanjang perjalan pulang, Sabrina tidak berhenti memikirkan ucapan Sean.

“Maksudnya apa, sih? Dengan tubuh?
Maksudnya gimana?” ucapnya pelan.

“Non Sabrina, kita sudah sampai,” kata supir yang mengantarnya pulang.

“Oh, iya, Pak. Makasih, ya,” jawab Sabrina kemudian keluar dari mobil.

Sabrina merebahkan tubuhnya setelah selesai membersihkan diri. Rasanya dia sangat lelah malam itu. Menemani beberapa klien di pesta, itu lebih mirip meeting dibandingkan makan malam.

“Sebenarnya apa yang bakalan diomongin sama Mas Sean? Masa iya dia mau membahas masalah membayar dengan tubuh itu? Astaga! Kenapa ini otak nggak bisa diajak berpikir jernih, sih?”

Suara pintu pun terdengar, membuat Sabrina menegakkan tubuhnya cepat. Benar saja, ia membulatkan mata begitu melihat Sean masuk ke kamar.

“Mas Sean udah pulang?”

“Kamu kenapa belum tidur?” tanya Sean.

“Ah, ini baru mau tidur. Udah selesai ngobrol sama klien?”

“Sudah,” jawab Sean kelihatan sangat lelah.

Sean melepaskan jasnya, lalu duduk di ranjang untuk membuka sepatu. Mendadak Sabrina jadi ingin membantu.

“Saya bantu boleh?” tawar Sabrina.

My Korean Husband (Oh Sehun)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora