margareth

2.7K 56 5
                                    

"Kukira kamu tak akan mengikuti pemberitaanku." Dia mencium bibirku dengan sangat agresif. Margareth ini adalah seorang gadis yang mempunyai libido seks sangat tinggi. Sesenggang mungkin dia akan mengubungiku untuk sekedar tempat penyaluran hasrat lalu setelahnya seolah tidak mengenal lagi.

Aku mulai mengenalnya hampir setengah tahun ini, saat dia mulai menyewaku melalui perantara Robby. Awalnya kukira dia hanya akan menggunakanku sesekali tapi ternyata diluar dugaanku dia bahkan sering mengajakku sekedar berlibur dan menghabiska waktu bersama.

Sejak aku datang tadi dia hanya mengenakan sebuah gaun tipis transparan tanpa pakaian dalam. Rambutnya yang pirang itu dia urai panjang.

"Padahal aku baru saja pulang kerja, harusnya menyiapkan tenaga banyak untuk gadis liar ini." Dia terkekeh mendengarku. Lalu beranjak menuju meja yang sudah terdapat kantong kresek berwana putih.

"Kesukaanmu, nasi goreng spesial yang ada direstoran depan hotel ini." Dia membuka sebuah kotak makan, lalu menyuapkannya kepadaku yang jelas kuterima dengan senang hati. "Kamu tau, om tua itu sudah membelikanku sebuah rumah diperumahan mewah sekitarmu." Aku membelakan mataku tak percaya, harga rumah disana tidak main-main. Diriku saja bisa membelinya karena tambahan uang dari beberapa tante genitku.

"Hubungan seperti apa yang bisa menguntungkan seperti itu " kami berdua tertawa bersamaan. "Lalu, kenapa bisa bocor kemedia?"

"Sengaja, karena kuyakin akan mereda dengan sendirinya. Tapi karena berita itu banyak sekali tawaran yang datang kepadaku. Dan tinggal kukatakan bahwa itu hanya hoax."

"Sebuah hoax yang terhoax." Gadis ini sebenarnya sangan humbel, sebagai pendatang dinegara ini dia sangat mampu melebarkan circle yang cukup rumit didunia entaiment negara ini. "Lalu, apakah ini artinya kamu tak akan menggunakan jasaku lagi?" Dia menggeleng cepat.

"Dia tidak bisa memuaskanku." Ya sangat jelas sekali, kalaupun dia terpuaskan oleh om tuanya itu tidaklah mungkin memintaku untuk melayaninya. "Kudengar kamu akan menghadiri acara fashion show di Thailand minggu depan?"

"Robby yang mengatakannya?"

"Aku juga akan kesana, bagaimana kalau waktu senggang kita bermain sesuatu hal yang menyenangkan." Apalagi yang ada diotaknya kecuali kenikmatan dunia saja.

"Baiklah kita mulai babak pertamanya." Aku segera melucuti semua pakaianku lalu mengambil handuk yang sudah disiapkan pihak hotel.

Margareth mengikutiku menuju kamar mandi. Kami memang sangat suka berendam bersama dan kebiasaan ini juga menjadi favoritku bersama Rose, lihatlah sekarang bahkan bersama orang lain saja aku masih memikirkan istri orang tersebut.

Dia dengan cekatan melepas gaun transparan tipisnya dan langsung masuk kedalam bathup yang belum terisi sepenuhnya.

Sudah sangat hafal, duduk membelakangiku hingga dengan leluasa memainkan daerah lehernya yang putih khas bule.

Desahannya mulai terdengar keluar menikmati setiap sentuhan bibirku pada kulitnya.

"Kau tau Mario, om tua ku tidak pernah mau kuajak berendam begini. Dia sudah kecapekan dahulu." Siapa yang bisa menandingi tenaga gila gadis liar ini. Akupun harus berusaha sekuat tenaga mengimbanginya.

Tanpa banyak obrolan lagi semua sudah hafal diluar fikiran masing-masing. Diriku yang memenuhi tugas untuk menyenangkannya dan sebaliknya dia cukup mengimbangi semua permainan yang biasa kita lakukan dikamar mandi.

Lenguhan panjang pertanda kenikmatan terdengar dari bibirnya. Dia tersenyum menunjukkan kepuasan yang sudah tercapai pada puncanknya dan sekarang diliranku untuk menyelesaikannya.

*
Setelah beberapa kali permainan yang sangat melelahkan. Akhirnya Margareth tertidur di bed dengan ukurang besar ini. Kunyalakan televisi untuk menyamarkan suasana hening ini. Gadis ini biasa membayarku long time dan memberikan bonus tersendiri sebagai rasa terimakasihnya atas semua kenikmatan yang sudah kuberikan.

Ponsel yang sedari tadi tergeletak diantara bekas meja tempat menaruh makanan tadi kuambil.

Rose:
"Kamu tak menami tidurku malam ini?"

Sebuah pesan dari wanita pujaanku yang sayangnya sudah berstatuskan istri orang itu.
Aku belum sempat membalasnya, biarlah sesekali dia yang menungguku karena selama ini pesanku sangat jarang dia balas.

Kasihan sekali wanita itu, sudah berapa hari dia tidak pulang dari apartemen karena yang dia tau suami kesayangannya itu masih mengurusi bisnis di luar negeri, tanpa dia tahu mungkin suaminya sekarang sedang berada di pelukan pria lain.

"Kamu mau pulang sekarang?" Margareth sudah bangun dan duduk disebelahku. "Pacarmu menyuruhmu pulang? Tapi sejak kapan kamu punya pacar?" Ekspresinya berubah sangat serius. Memang selama ini aku biasa menyendiri tanpa status karena fokus pada pekerjaan sampingan ini.

"Bisakah kusebut pacar?" Aku sendiri tidak bisa menyebut hubungan ini, kalau biasanya aku saling beradu peluh karena sebuah pekerjaan tapi sejak bersama Rose lebih sering melakukannya secara suka rela, tidak bisa pula kukatakan suka sama suka. Karena memang aku menyuakinya tapi belum tentu dengannya apakah memang menyukaiku.

"Sejak kapan Mario ini punya pacar?" Dia tertawa sendiri yang hanya kupandangi secara serius. Diusiaku sejauh ini seharusnya memang bukan lagi pacar yang kumiliki melinkan istri dan sudah menimang anak.

_________________________________________________

Maaf gaess sebagian cerita sengaja kuhapus disini ya. Kalian bisa membacanya secara full di karya karsa

Aku drop linknya di profil ya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Terpikat Istri OrangWhere stories live. Discover now