2. Odious

197 36 103
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Maaf saya terlambat." Ujar seseorang lelaki yang datang dengan napas terburu.Zani hanya mampu menghela napasnya pelan.

"Honey, u don't need to say sorry. Mereka tau kok kamu sibuk ngurusin pekerjaan. Iyakan mbak?" mendengar pertanyaan itu, Zani dan Tiara hanya tertawa hambar.

Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan hal semacam itu. memang mereka berdua tak bisa menghargai orang lain.

"Babe, kenalin ini Zani dan Tiara yang akan mengurus wedding dress kita. Tadi aku lihat katalognya tapi gak ada yang cocok. Desaign mereka terlalu biasa untuk pernikahan mewah kita nantinya. Ya, mungkin ini pertama kalinya mereka menerima klient besar seperti kita ini. So, Aku minta mereka untuk membuatkan desaign terbaru untuk pernikahan kita nanti." Ujar Valerie dengan nada suara yang dibuat mendayu-dayu dan manja itu.

"Ok, jadi langsung saja ya, model jas apa yang bapak ingin kenakan?" tanya Zani to the point setelah beberapa saat mendengarkan omong kosong yang dilontarkan oleh perempuan di hadapannya yang ingin sekali dia hajar itu.

"Untuk modelnya sih terserah saja ya mbak saya ikut. Disesuaikan saja dengan gaun yang Vale kenakan. Modelnya yang simple saja dan yang penting nyaman untuk saya." pesan lelaki yang diketahui bernama Zachary Ganendra itu. nama yang cukup terkenal di kalangan kelas atas.

"Baik, saya akan buatkan designnya segera. Kalau sudah cukup mungkin kita bisa akhiri pertemuan ini. Saya juga banyak pekerjaan ya. Klien saya sudah banyak yang menunggu untuk konsultasi juga. Jadi saya permisi dulu." Pamit Zani yang sengaja berkata seperti itu untuk membalas kesombongan Valerie.

"Eh mbak, makan dulu. Its on me." Tawar Zachary dengan penuh ketulusan namun Zani menolaknya. Dia sudah tidak betah lagi ingin mengeluarkan semua kekesalannya hari ini.

"Udahlah babe, gak usah dipaksa. Mungkin mereka gak bisa makan-makanan mewah disini." Ujar Valerie dengan lancangnya. Kemarahan Zani sudah sampai di ubun-ubun dan kalau saja perempuan itu bukan klient nya pasti tangan Zani sudah mampir di rambut Valerie yang digerai dan akan membotakinya satu persatu.

"Val." Tegur Zachary pada calon istrinya itu. namun tetap saja perempuan itu tak merasa bersalah.

"Apasih orang aku Cuma ngomongin faktanya aja deh." ujar perempuan itu lagi membuat Zachary meminta maaf pada keduanya.

Zani dan Tiara akhirnya benar-benar pamit dan pergi dari sana. Keluar dari restoran mewah itu Zani menggerutu sepanjang jalan, melampiaskan semua kekesalannya pada Tiara. Tiara pun hanya bisa diam dan mendengarkan ocehan Zani. Dia juga merasakan apa yang sahabatnya itu rasakan tadi di dalam.

"Gila ya Ra, tadi kalau aja dia bukan client kita udah aku sobek-sobek mulutnya. Nih tangan udah gatel pengen botakin rambutnya. Ada ya cewek sesombong dan se- nyebelin dia." Ocehnya sepuas hati. dia tak peduli banyak mata yang memperhatikannya saat ini.

"Yang cowok juga tuh, gak mikir apa ya kalau janjian tuh harus tepat waktu. Dia seenaknya aja datang molor satu jam. Hellow,,,situ sultan apa gimana bisa seenaknya aja datang dan membuat kita nunggu lama. Udah cocok emang tuh mereka berdua dinobatkan menjadi pasangan paling menyebalkan di jagat raya ini." Lanjut Zani lagi mereview keburukan dua klien nya tadi.

"Zan, can you stop please." Pinta Tiara dengan penuh kesungguhan.

"Apasih Ra, aku lagi kesel nih. Di dalam tadi aku udah berusaha banget buat gak marah dan ini kesempatan aku Ra. kamu tahu tadi ubun-ubun aku udah mau meledak saking kesalnya. Pengen nonjok tuh orang rasanya." Zani semakin menjadi-jadi sedangkan Tiara semakin bingung harus bagaimana caranya agar Zani berhenti. Mereka dalam masalah besar sekarang ini.

"Ehmm." Dehem seorang lelaki yang berada tepat di belakang mereka. Sebenarnya Tiara sudah mengetahuinya sejak tadi namun Zani tak bisa di sela.

Zani menoleh ke belakang dan mendapati lelaki yang dia bicarakan sejak tadi ada disana dan mungkin saja mendengarnya dengan khidmat setiap kata burung yang ia lontarkan tadi. Wajahnya penuh keterkejutan dan juga malunya to the bone. Zani melotot kearah Tiara dan berbisik padanya, "Kenapa gak ngasih tau kalau dia ada disini?"

"I've told you Zan. Tapi kamu nyerocos terus gak bisa direm." Jelas Tiara yang tak terima jika Zani menyalahkannya.

"It's okey kok, saya mengerti kalian kesal dengan saya dan juga Valerie. Saya minta maaf ya atas kejadian tadi." ujar Zachary dengan rendah hatinya. kemudian lelaki itu menyodorkan sebuah ponsel kepada Zani.

"Ini ponsel kamu tadi ketinggalan."
Zani menepuk dahinya pelan. Penyakit pelupanya emang tidak pernah sembuh. Bisa-bisanya dia melupakan benda yang amat penting itu.

"Terimakasih pak dan maaf dengan perkataan buruk saya tadi." Ujar Zani merasa tak enak hati.

"Its okey Zan. But can you please don't call me 'pak'. Panggil aja Zach. Lebih enak di dengarnya." Pinta Zachary membuat Zani mengerutkan dahinya bingung. Dia tak tahu kenapa lelaki itu tetap bersikap baik padanya padahal kata-kata buruknya tadi pasti menyakiti hatinya.

"Baik, kami permisi dulu. Terimakasih sekali lagi." ujar Zani mengakhiri basa basi yang sungguh basi itu. Dia tak mau terlalu lama berbicara dengan lelaki itu.

"Wait, Give me your number. Saya butuh itu untuk diskusi mengenai pakaian pernikahanku nanti." Pinta Zachary tiba-tiba.

"Saya sudah berikan nomor bisnis kepada Mbak Valerie ya, di katalog juga ada. Nanti urusan bisnis akan ditangani oleh Tiara selaku assistan saya." jawab Zani dengan profesionalitasnya.

"No, I need your personal number." Ujar Zach dengan gamblangnya. Tiara dan Zani pun saling tatap tak percaya.

"Sorry, I can't." Ujar Zani dengan tegas. Untung saja Valerie segera muncul. Perempuan itu berjalan layaknya seorang model. Tanpa pikir lama Zani pun pamit dan segera pergi darisana sebelum perempuan angkuh itu salah paham padanya.

***

THANKS FOR READING GAISS:))

Zani & Zach ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang