5. Awal Kehancuran Miko

1 0 0
                                    

Jakarta

Pagi hari yang cukup cerah, di dalam kamar sebuah mansion yang terletak di pusat kota, seorang pemuda tampan tak kalah dengan aktor Hollywood dan berbadan tegap berusia 27 tahun sedang berdiri didepan cermin didalam walk in closetnya memastikan penampilannya tidak ada yang salah. Stelan jas dan celana panjang biru dongker yang terkesan mewah dan elegan dengan dalaman kemeja linen putih, serta pin yang terukir inisial namanya terlihat sangat pas dengan tubuh menawannya, tak lupa ia memakai sepatu fantofel hitam mengkilap bernilai puluhan juta untuk melengkapi outfitnya hari ini. Ada banyak berbagai macam jas dengan berbagai merek terkenal dengan harga selangit, kemeja linen dengan didominasi warna putih, dan celana panjang di dalam walk in closet. Di dalam laci juga terdapat puluhan dasi yang tersimpan rapi dengan berbagai motif.

Lima menit memastikan penampilannya sudah rapih, dia keluar dan bersiap untuk pergi ke kantor. Para asisten rumah tangga yang dipekerjakan di rumahnya menunduk hormat ketika tuannya melewati mereka sekedar untuk mengucapkan salam.

"Pagi, Pak Miko," sapa Hans membukakan pintu mobil untuk bosnya.

Mr. Miko Donovan, CEO MDN Enterprise, merupakan salah satu pengusaha muda paling kaya dan sukses di negaranya. Di usia yang masih terbilang muda, kehidupannya sudah bisa dikatakan sempurna, dengan kekayaan dan jabatannya, juga dengan fisiknya yang diatas rata-rata. Hampir semua orang segan dan menghormatinya, bahkan banyak juga yang mengaguminya terutama kaum hawa.

"Pagi juga, Hans," balas Miko memasuki mobil sedan listrik hitam eksclusive keluaran terbaru. Hans menutupkan pintu, memutari mobil dan masuk ke bagian sopir. Butuh dua puluh menit untuk sampai ke kantor. Selama di perjalanan, Miko tidak mengucapkan sepatah katapun kepada sopirnya. Ia sibuk mengecek perkembangan bisnisnya melalui ponsel.

Hans langsung menuju tepat ke depan pintu kantor megah setinggi lima belas lantai itu, sudah ada satpam juga yang siap membukakan pintu mobil untuk Miko. "Nanti pukul sembilan saya akan ada pertemuan dengan klien di luar," ucap Miko lebih ke memperingatkan Hans supaya tidak pergi kemana-mana.

"Baik, pak." Jawab Hans menunduk patuh.

"Pagi Pak Miko," sapa setiap karyawannya setiap berpapasan dengan Miko, si bos besar meresponnya dengan senyum elegan dan sedikit anggukan kepala. Ia menuju ke lift khusus untuk para petinggi MDN Enterprise.

Ting

Pintu lift terbuka di lantai empat, dimana ruangan sang bos besar dan para petinggi MDN Enterprise berada.

Sekertaris Miko sudah siap berada didepan pintu untuk menyampaikan agenda kegiatan Miko hari ini. "Apa Nona Hardian sudah diberi tahu kalau dia bisa mulai bekerja minggu depan, ini sudah hari Jumat?"

"Sudah Pak, tadi bagian HRD bilang bahwa Nona Hardian hari senin dan akan diinformasikan kepada beliau pukul setengah sepuluh nanti," jawab Diana sambil membawa tablet dengan sebelah tangannya didepan dada.

"Okay. Sepertinya saya besok akan langsung menempatkannya sebagai sekertaris pribadi saya sekaligus tangan kanan saya, jadi tolong kamu bantu dia untuk menjelaskan tentang perusahaan ini kepadanya dan tolong siapkan ruangan untuknya di depan ruangan saya." Miko menjelaskan sekalian memberikan perintah kepada sekertarisnya.

Diana agak kaget dengan keputusan Miko karena sepengetahuannya Randita belum memiliki pengalaman dalam memimpin perusahaan tapi ia tidak punya kuasa membantah perintah Miko.

"Baik pak. Tapi sebelumnya saya ingin tanya. Apa nona Randita sudah punya pengalaman dalam memimpin perusahaan?"

Dalam hati Miko sedikit terkejut dengan pertanyaan Diana. Dia sudah memprediksi sebelumnya pasti pertanyaan seperti ini akan banyak yang menanyakan dan ia juga sudah siap dengan jawabannya tapi pertanyaan pertama seperti itu tetap saja membuat Miko sedikit terkejut.

Handsome BossWhere stories live. Discover now