Happy Reading
***
Azel yang baru saja tiba di kelas, segera mencari keberadaan sahabatnya itu. Untung saja Freya sudah datang duluan, sehingga dia tidak akan menunggu lagi. Dia berjalan ke bangkunya sembari meletakkan tasnya. Lalu, menghempaskan bokongnya disebelah Freya yang tengah sibuk memainkan ponselnya.
"Gini ya, kalau udah sama Ares nggak pernah telat gue tengok. Aduh ... duh ...," ujar Freya menggoda Azel yang baru saja duduk.
"Gue nggak bareng dia tadi, gue bawa motor sendiri." Jawab Azel dengan wajah datarnya.
"Lah? Tumben? Kenapa? Lagi ada masalah lo?" tanya beruntun Freya yang langsung meletakkan ponsel dan membalikkan tubuhnya menatap Azel.
"Kagak." Geleng Azel cepat.
"Terus? Kok tumben nggak bareng? Biasanya Ares nggak bakalan biarin lo berangkat sendiri." Heran Freya menatap serius Azel.
"Itu yang mau gue ceritain." Desah napas Azel sebelum melanjutkannya.
"Apa-apa?"
"Semalam pas gue balik dari café, gue nganter pesanan pelanggan dulu. Pas mau pulang, lewat Jalan Meranti Sunyi. Gue lihat motor Ares terparikir deket jurang gitu, tau-taunya Frey, dia dikeroyok sama preman suruhan Elina." Jelas Azel menatap Freya yang kegat mendengar penjelasannya.
"Kok bisa? Terus sekarang Ares-nya gimana?" tanya Freya yang cemas.
"Gara-gara flashdisk kemarin itu. Ares bonyok, sama luka ringan. Untung gue lewat sana dan bisa bantuin Ares." Jawab Azel berpikir kalau dia tidak lewat sana semalam.
"Anjir, gila emang si Elina. Bisa-bisa celakain Ares cuma karena flashdisk." Kesal Freya mendengarnya.
"Terus dia ke sekolah sekarang?" tanya Freya lagi.
"Iya, tadi pagi dia hubungin gue mau jemput. Terus gue tolak, karena kasihan dia masih belum sembuh total." Angguk Azel mengiyakan pertanyaan Freya.
"Terus lo nggak nanya gitu ke si Elina soal dia nyewa preman?" tanya Freya setelah lama terdiam karena teringat.
"Udah, tadi pagi. Dia ngeles bilangnya nggak pernah nyewa. Tapi, papa gue marah ke dia karena masih ganggu gue sama Ares. Otomatis dia yang kena bukan gue, wkwkw." Tawa Azel menjawab pertanyaan Freya.
"Ahahahaha ... Alhamdulillah wa syukurilah, seneng bat gue denger si carmuk kena marah. Biasanya lo terus yang kena." Tawa Freya ikutan mendengar perkataan Azel.
***
Jam istirahat akhirnya berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas untuk segera ke kantin. Begitu juga Ares beserta sahabatnya, apalagi sahabatnya sedari tadi tidak tenang karena melihat wajah Ares yang seperti itu.
Setiba mereka di kantin dan memesan makanan, semua sahabat Ares langsung menatap serius ke arahnya. Membuat Ares serasa tengah disidang saat ini.
"Hai!" tiba-tiba, Freya berteriak dengan senyum manisnya ke semua orang di meja Ares. Membuat suasana tegang tadi langsung lenyap digantikan dengan senyum ramah pada Azel dan Freya.
"Kita duduk sini ya?" tanya Freya lagi.
"Sini sayang, jangan jauh-jauh ntar hilang." Tarik Reagan pada pergelangan tangan Freya.
"Iya. Res! Gimana luka lo? Udah mendingan?" tanya Freya yang telah duduk, lalu menatap kahawatir Ares.
"Nggak papa, cuma luka ringan." Jawab Ares tersenyum tipis.
VOCÊ ESTÁ LENDO
AZALEA [Completed]
Ficção Adolescente⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️ Ini bukan kisah seorang cewek yang berkonflik dengan cowok bad boy, bukan juga kisah cewek yang humble ke semua orang dan berakhir disukai cowok idaman satu sekolah dan bukan juga kisah cewek yang dikejar seorang cowo...
![AZALEA [Completed]](https://img.wattpad.com/cover/282799761-64-k934262.jpg)