𝙳𝚊𝚢 𝙸𝙸

110 3 0
                                    

Fears and Sickness

Alpha x Iko


Angin berhembus, dari daratan ke laut. Alpha berdiri diam menatap kosong lautan. Memikirkan segala hal yang terjadi sebelumnya. Ketakutan mulai meraba hati terdalamnya. Membuatnya berdenyut nyeri saat menyadari kenyataan yang mungkin saja akan terjadi. Entah cepat atau lambat. Tapi yang pasti ketakutannya akan menghampirinya.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah dia bisa menghadapi kenyataan itu?

Baru menebak kenyataan itu saja dadanya sudah terasa sesak, bagaimana jika kenyataan itu menghampirinya? Bukankah sudah jelas dia akan mati karena tertusuk duri-duri takdir?

Ia memejamkan matanya lalu mengatur nafasnya. Berusaha keras menahan sisi lain dirinya. Atau mungkin lebih tepatnya, dia mencoba menutupi kecemasannya.

"Alpha~ bangun dong, sarapannya sudah siap." Suara lembut Sang gadis mulai terngiang di telinganya.

Apa yang harus Ia lakukan? Alpha, kau adalah lelaki yang bisa memikirkan rencana licik dan melaksanakan rencana tersebut dengan mudah. Kenapa sekarang kau tidak bisa memikirkan cara menyelamatkan seorang gadis?

"Tak usah cemas, aku akan terus ada di sini menemanimu."

Ya, jangan cemas. Tidak mungkin dia pergi. Meski realita ini sangatlah pahit tapi Alpha yakin bahwa terkadang ada realita yang indah. Walau persentasenya kurang dari 1%.

"Sudah waktunya kembali." gumam Alpha lalu pergi ke arah mobil hitam miliknya.

________________________

"Kok baru sampai?" tanya Iko yang sedang membaca buku novel misteri favoritnya. Alpha tersenyum lalu duduk di sebelah Iko dan memeluk erat tubuh gadis itu.

"Tadi macet di Jalan." jawab Alpha. Iko terdiam lalu menghela nafas kesal. Dia sadar Alpha berbohong tapi dia juga tidak ingin berdebat dengan Alpha hanya karena kebohongan kecil ini.

Tangan pucat nan kurus Iko menggapai beberapa helai rambut Alpha dan mulai memainkannya.
"Bagaimana dengan hari ini?" tanya Iko basa-basi.

"Melelahkan." jawab singkat Alpha membiarkan Sang Hawa memainkan rambut hitamnya.

"Jadi? Kau ingin aku menghiburmu?" tanya Iko.

"Ide yang bagus." Tiba-tiba Alpha mendekatkan wajahnya. Iko terbelalak kaget lalu menutup bibir Alpha. Sang Adam pun menatap bingung Sang Hawa.

"Bukan ini yang ku maksud..." Raut muka Iko yang kesal membuat Alpha tertawa kecil lantaran gemas.

"Ahaha iya maaf..."

"Alpha."

"Ya?"

"Apa yang akan kau lakukan jika aku tidak ada?" tanya Iko tiba-tiba.

Alpha terdiam lalu menunduk dalam. Iko menelan kasar ludahnya. Sepertinya tanpa sengaja dia telah membangunkan Singa yang sedang tidur.

"Apa maksudmu?"

"Aku hanya bertanya..."

"Kau tidak akan pergi, kau akan tetap ada disisiku. Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama."

"Alpha, bukankah kau terlalu berlebihan?"

"Aku? Berlebihan?"

"..."

"Apakah ada orang yang akan membiarkan kekasih yang sangat Ia cintai pergi?"

"Aku rasa ada."

"Ya, memang ada tapi itu bukan aku. Jangan menanyakan hal semacam itu lagi."

Angst Week || Pungut ProjectWhere stories live. Discover now