14. Support System

1.2K 171 28
                                    

Written by Es_Pucil

Sebuah kursi ditarik oleh Kai, kemudian membawa Zemira untuk duduk di sana. Laki-laki itu juga membawa kursi di seberang untuk digeser ke samping Zemira, agar ia bisa berdekatan dengan gadis ini.

"Kau sungguhan menangisi pria bajingan seperti kekasihmu itu, Zemira? Apa kau tidak bisa berpikir, bahwa itu hanya buang-buang air mata saja?"

"Anda tidak mengerti, Tuan .... Pria seperti Anda yang menjalin hubungan tanpa perasaan ke banyak wanita ... tidak akan mengerti apa yang saya rasakan."

"Ya ... dan aku sangat bersyukur karena aku tidak akan pernah bisa dibodohi cinta," balas Kai.

Zemira menghela napas gusar. Ia memainkan jemarinya yang bertumpu di atas pangkuan, kebingungan. Heran pada dirinya sendiri, karena meskipun ia terus merapalkan niat untuk tidak menjadi Zemira yang bodoh seperti kemarin, gadis itu tetap saja menangisi pengkhianat Atlas.

Seharusnya sudah terbiasa, tetapi ... hatinya belum menerima sepenuhnya.

"Apa kau tidak bisa berpikir menggunakan logikamu, Zemira?" tanya Kai, sembari memperhatikan bagaimana gadis di sampingnya ini terus menunduk sedih. Kai mengalihkan tatap dengan tarikan di bibirnya karena jenuh pada sikap lemah Zemira. "Kau tidak punya waktu untuk menangis, Zemira. Sekarang, kau seharusnya memikirkan cara bagaimana membalas kekasihmu itu! Kesedihanmu ini hanya akan berakhir sia-sia, karena pria bajingan seperti kekasihmu itu tidak akan peduli mengenai perasaanmu!"

Zemira tidak menanggapi, tetapi kerutan di keningnya menunjukkan bahwa dirinya merasa tidak nyaman sekarang ini. Sengatan sakit di dalam dadanya semakin bertambah, tetapi ia akhirnya sudah terbiasa dengan nyeri itu.

"Aku akan mengajarimu membalas pria seperti kekasihmu itu, jadi, berhentilah bersedih." Kai menggunakan kedua telapak tangannya untuk ditempelkan di kedua pipi Zemira agar gadis itu menengadah padanya. "Tetapi, hal pertama yang harus kau lakukan adalah ... menerima tanpa protes semua barang-barang yang akan aku berikan padamu. Kau harus terlihat cantik-berani saat memutuskan hubungan di depan kekasihmu, agar dia tahu bahwa kau tidak memerlukan sampah sepertinya, dan dia juga terlalu menjijikkan untuk mendapatkan gadis istimewa sepertimu. Paham?"

Bukan anggukan yang diberikan Zemira, padahal laki-laki itu menunggunya. Zemira menipiskan bibir, dengan tatap tidak yakin.

"Apa laki-laki seperti Anda bisa saya percayai, Tuan?" tanya Zemira dengan nada pelan, kemudian menambahkan penjelasan, "Maksud saya ... apa ada jaminan bahwa bantuan yang Anda berikan sekarang ini bukan dari bagian rencana Anda? Anda seorang pemain hati perempuan, dan bisa saja ... Anda sama ... buruknya dengan kekasih saya."

Mendapatkan tuduhan seperti itu, Kai tidak tersinggung sama sekali. Pria itu bahkan tersenyum hingga matanya menyipit.

"Kuberi tahu satu kebenaran padamu, Zemira." Pria itu menatap serius setelah senyuman gelinya memudar. "Ya ... aku memang selalu berganti pasangan, tetapi aku bukan seorang player, Zemira. Para wanita mengejarku, dan sebagai lelaki gentle yang tidak suka membuat para wanita bersedih, maka aku menawarkan kencan sehari, semalam, atau dalam tempo tertentu. Apa aku mempermainkan mereka? Tidak. Dari awal, aku akan memberitahu mereka bahwa aku tidak serius dalam hubungan, sehingga baik aku atau mereka: hanya sebatas berbagi kesenangan, lalu ... kembali ke kehidupan atau pasangan masing-masing. Kau bahkan bisa bertanya pada semua wanita yang kubawa pulang ke rumah, apa aku pernah menyakiti mereka atau tidak."

Mendengarkan penjelasan sang tuan, Zemira bingung harus tenang atau semakin merutuk Kai sebagai pria kekanak-kanakan. Ia tidak pernah serius pada sebuah hubungan, lalu ... apa selamanya pria ini akan hidup dalam kebiasaan buruk ini?

Rare CinderellaWhere stories live. Discover now